• CindeRaru (3) • || MafuSora

142 21 2
                                    

Festival awal tahun berakhir hari ini. yang artinya ibu tiri dan dua saudara tirinya itu akan segera pulang. jika bisa, Soraru ingin Mafu tetap berada di kota ini atau membawanya pergi saja. meski selama 3 hari yang singkat ini mereka telah dekat, namun hubungan mereka tidak di tahap yang harus ikut campur kehidupan pribadi masing-masing. apalagi Soraru juga tahu diri. Mafu adalah seorang bangsawan, kalau para bangsawan di Ibukota sana tahu tentang Mafu yang berteman dengan pembantu di pinggir kota, pasti citranya akan jelek seketika.

berjalan ke hutan bersama, keduanya tiba di pematang rahasia dimana mereka pertama kali bertemu. Soraru sempat menyarankan Mafu untuk pergi ke Ibukota dengan menyewa kereta. namun Mafu bilang ia ingin mencari kudanya yang mungkin masih berada di sekitar hutan. jadilah pagi ini mereka disana dengan Soraru yang membawa keranjang bekal.

"perhatikan langkahmu, ya. jalanan di dalam hutan sana sangat tidak rata. aku sudah buatkan salep obat di dalam keranjang. setidaknya makanan disana cukup sampai siang nanti.". ujar Soraru.

"Soraru-san, aku ini bisa berburu. ingat? jangan terlalu-".

"dengarkan, Mafu."

"ah- baik.".

"awan pagi ini berkumpul di atas bukit, jadi ada kemungkinan akan ada hujan deras. gunakan mantelmu dengan baik dan jangan paksa untuk menerobos. cari saja gua di sekitar dan berteduh disana. hutan ini memiliki banyak ranting dan aku juga sudah masukkan pemantik di dalam keranjang."

"astaga, Soraru-san. aku-".

"Mafu!".

" ... ".

dan ceramah panjang lebar itu selesai satu setengah jam kemudian. memastikan bahwa Mafu sudah siap pergi dengan keranjang bekal di tangannya, Soraru meraih tudung jubah hitam Mafu dan memasangkannya. " ... hati-hati di jalan ya.".

"kamu terlalu khawatir. apa kau setakut itu tidak bertemu lagi denganku?".

niat Mafu yang semula bergurau langsung hilang saat melihat Soraru yang menunduk diam. jemari lentik yang masih meremat sisi tudungnya sedikit gemetar. sangat jelas kalau pemuda manis ini ketakutan. entah takut di tinggal atau atau takut dia mengalami bahaya di luar sana.

"Soraru-san. aku akan baik-baik saja.". tutur Mafu. namun, Soraru tampaknya masih tidak percaya.

sebagai opsi terakhir, ia menarik Soraru ke dalam pelukan erat. yang di peluk terkesiap sesaat. di detik kemudian ia membenamkan wajahnya pada bahu dan membalas pelukan lebih erat.

"kamu harus hati-hati.".

" ... iya.".

"di hutan banyak hewan liar, lho.".

"aku bisa membunuh mereka.".

" ... jangan ceroboh.".

"aku mengerti."

sudut matanya memanas. Soraru seberusaha mungkin menahan air matanya tumpah. " ... apa kita bisa bertemu lagi?".

"tentu. aku akan menunggumu disana.".

melonggarkan pelukannya, ia mengusap pipi tembam Soraru dengan ibu jarinya. "bukannya kamu mau datang ke pesta ulang tahun Putera Mahkota?".

Soraru mengangguk. berusaha menarik senyum, perhatiannya tercuri oleh sebuah aroma familiar yang tertangkap indera pembaunya. "Mafu ... apa kamu pakai parfum?".

"hm? aah, itu bukan parfum.". merogoh kantongnya, Mafu menunjukkan sebotol tabung kaca seukuran kelingking di tangannya. "aku pernah cerita soal narkoba Omnino Tentans kan? nah, ini salah satu contohnya. beberapa bangsawan terpilih sepertiku akan di ajak menyelidiki narkoba ini.".

Katakoi  ||  ATRTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang