Sori khilaf bentar, yg ini udh ga ketahan di otak
•••
Sudah seperti rutinitas wajib, Soraru yang terbangun dari tidur menyalakan hpnya dan membuka satu persatu pesan masuk. Selesai membaca pesan, ia akan membuka beberapa akun media sosial sekitar beberapa menit per aplikasi. Tidak ada hal khusus, ia hanya ingin tahu apakah ada berita atau informasi penting yang tersebar di media sosial itu.
Menggulir layar hp, ibu jari Soraru terhenti pada satu postingan. Sebuah foto sunset dengan sepasang tangan kiri dan kanan bergandengan tangan di atas pasir pantai pada sore hari. Pasti menyenangkan sekali berpergian seperti itu dengan pasangan. Menikmati sunset berdua sembari bersandar pada bahu dan saling memberi kecupan ringan. Ah, sungguh khayalan ringan yang menggelitik.
Pandangan yang semula penuh iri itu berubah sendu kala melihat akun yang mengunggah postingan. Beralih pada jumlah like dan comment yang ribuan cukup untuk membuat hatinya memberat. Mematikan hp, Soraru bangkit dari ranjang dan menatap jendela yang masih tertutup rapat namun telah disinari oleh cahaya mentari.
Benar juga. Sudah genap 3 bulan sejak partnernya itu menggandeng tangan seorang gadis. Seseorang yang amat cantik, lembut, dan kuat. Ia ingat seulas senyum manis si gadis yang menyapa dengan sopan, lalu diperkenalkan sebagai seseorang yang di jodohkan dengan partnernya. Awal mulanya pria itu mengeluh tak suka akan perjodohannya. Namun diakhir, dia berkata bahwa gadis itu tampaknya telah terikat takdir dengannya.
Menurunkan kaki dari ranjang, Soraru membeku beberapa saat. Tangannya yang semula menyibak selimut kini meremat sisinya kuat.
Haruskah ia beranjak, atau tetap didalam kamar?
" ... "
Bahkan setelah ia jauh -lebih tepatnya menjauhkan diri- dengan partnernya itu, apakah ia masih belum sanggup untuk menerima kenyataan? Atau apakah ia memang tidak bisa?
Tidak, aku harus bisa. Batinnya teguh.
Bangkit dari ranjangnya, Soraru menyibak gorden dan membuka jendela. Lalu merapikan kamar dan berganti pakaian. Jika ia tidak salah ingat, hari ini ada jadwal untuk pertemuan dengan editor. Mungkin ia akan memeriksa naskah sambil sarapan.
Berpindah ke ruang tamu, Soraru meletakkan semangkuk natto dan satu kaleng bir disamping laptop yang telah dinyalakan di atas meja. Mendudukkan diri di lantai, Soraru yang akan meraih mangkok sarapannya terkejut oleh dering hp yang berada di sisi lain laptop. Segera menyambar hp, Soraru yang semula ingin menolak panggilan masuk itu segera membeku.
Mafumafu is calling ...
Sepasang manik navy itu berpendar antara bahagia dan ketakutan. Batinnya kembali berkecamuk detik itu juga.
Haruskah ia angkat, atau ia tolak?
Seiring isi kepala dan hatinya berkonflik, genggaman pada hp kian mengerat. Tangannya sudah siap untuk membalik permukaan gawai itu, tapi disaat yang sama ia juga ingin mendekatkan layar ke telinganya. Mendengarkan kembali racau riang yang ia rindukan. Tetapi sekali lagi, ia harus ingat kenyataannya.
" ... "
Menggigit bibir bawah kuat-kuat, Soraru akhirnya mengambil keputusan untuk membalik hpnya. Menolak untuk mengangkat telepon dari sang partner yang saat ini sedang berlibur entah dimana bersama kekasihnya. Mengalihkan pikiran dengan menghabiskan sarapan, Soraru mengerahkan seluruh konsentrasinya pada naskah novel. Sebisa mungkin melupakan postingan yang ia lihat saat bangun tidur dan telepon masuk barusan. Toh, pria itu pasti hanya akan berpikir jika dirinya masih tidur, kan? Bukan hal aneh untuk Soraru yang terkenal akan kebiasaannya yang bekerja keras dengan santai. Itu bukan hal baru.
KAMU SEDANG MEMBACA
Katakoi || ATR
Cerita Pendek• Utaite Fanfiction • Special Oneshoot Edition Hanahaki Byou. Sebuah penyakit yang entah muncul darimana dan memiliki satu pemicu. Yaitu "cinta tak berbalas" atau bisa juga "cinta searah". dan di alami oleh keduanya. baik itu Lavender ataupun Krisan...