• Saturday Spring • || MafuSora

449 46 5
                                    

Setelah lelah bekerja, rumah adalah hal pertama yang akan di pikirkan.

Tapi hal itu tidak berlaku untuknya yang masih sendiri.

Setiap sabtu sore, di salah satu sudut taman besar, ia akan mampir dan singgah di satu tempat. Tidak peduli apakah penontonnya sedikit atau banyak, ia akan selalu datang ke tempat dimana pengamen itu duduk dan memainkan gitarnya.

Sore inipun, Soraru berniat mampir lagi ke tempat pengamen itu.

Sampai di taman yang di tuju, ia segera mendatangi sosok pria berpakaian lusuh dan memakai topi hitam yang sudah pudar duduk bersila dengan gitar akustik di pangkuan. Satu garis senyum terlukis pada wajah tirus yang terpasangi kacamata hitam. Memberikan kesan bahwa pengamen ini setidaknya mencoba tampil keren.

Tapi kesan itu akan segera hilang begitu melihat tongkat garis merah yang berada di sisinya.

Pengamen ini buta.

“Oh, kau datang lagi? Syukurlah! Wangi parfummu agak beda ya?”

Soraru mengulum senyum. “mhm, bukannya kau bilang sabtu lalu bakal bawakan lagu baru?”

“Aah~ soal itu aku emang buat. Tapi masih butuh pencerahan.”

“Bilang saja kalau kau belum buat.”

“eh, serius! Aku beneran lagi buat lho!”

“hee~? Hontou ni?

maji de, hontou! Kiite ii!?”. Pengamen itu mulai memainkan gitarnya. Kemudian alunan lagu mengalun dan sempat mencuri perhatian beberapa pejalan kaki. Soraru ber-waah panjang. “lagumu lagi aneh ya temanya?”

“Enak aja! Ini romantis tau!”

“Iya sih emang awalnya romantis, tapi apaan tiba-tiba si dianya bunuh diri? Matamu lagu romantis”

Pengamen itu tertawa. Soraru yang semula berjongkok di depan si pengamen kini berpindah duduk di sisinya. “tidak ada lagi anak-anak yang merusuh di tempatmu kan?”

“tentu tidak! Terima kasih buatmu.”

Soraru terkekeh. Hanya mengobrol dengan sederhana seperti ini saja sudah membuatnya sangat bahagia dan melupakan penat yang telah menumpuk sejak pagi.

Pengamen itu memetik gitarnya asal. “bagaimana denganmu? Ada sesuatu yang terjadi?”

Soraru terdiam sejenak. Bukan ragu untuk bercerita. Justru alasan mengapa ia bisa dekat dengan si pengamen ini karena ia bisa bercerita padanya secara leluasa tanpa harus khawatir di bicarakan atau rahasianya tersebar. Selain itu, si pengamen ini selalu bisa memberinya pencerahan atau solusi.

Tapi mungkin untuk masalahnya kali ini, si pengamen hanya bisa jadi pendengar. Yah, bukan masalah sih.

Katakoi  ||  ATRTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang