halaman 5

13.5K 752 122
                                    

[ ⚠️ ] kinda 🔞

"Ma? Kak Sunghoon gimana ma? Tangannya udah bergerak berarti kak Sunghoon udah sadar dong ma? Anya gak sabar ketemu kak Sunghoon"

Mina menggeleng kecil, raut wajahnya juga tampak sangat hancur dan sedih.

"Ma.."

"Kakak kamu malah tambah parah, dokter bilang kondisinya semakin melemah. Mama gaktau harus gimana sayang mama udah pasrah sama kakak kamu. Detak jantungnya juga melemah"

Anya langsung menangis dan mengintip sang kakak yang sedang ditangani dokter.

"Mama gak kuat liat kakak kamu nak, mama udah gak kuat.."

"Papa dimana ma? Papa belum pernah jenguk kakak"

"Papa kamu masih di Dubai. Papa kamu belum pernah mama kasih tau, mama takut papa kamu bakal marah besar kalo tau kondisi Sunghoon"

"Ma. Berapa kali Anya bilang kalo papa tau kasus ini bakal cepet terkuak ma, semua polisi takut sama papa ma. Please.."

Mina menggeleng.

"Kalo gitu Anya aja yang bilang ke papa"

"Anya stop, mama bilang stop. Kamu jangan buat masalah makin runyam dengan bilang ke papa kamu soal kondisi kakak kamu. Inget, papa kamu lagi urus project ratusan miliar"

"Terus kondisi kak Sunghoon kalah penting dari project ratusan miliar itu? Mama sakit!"

Anya pergi meninggalkan sang ibu dengan perasaan kecewa. Sangat.

Anya memilih untuk duduk di taman belakang rumah sakit, sembari menangis Anya memandangi langit yang indah di malam hari.

"Orang tuh kalo udah malem dan sepi gini jangan mancing kaum jantan untuk melakukan pelecehan seksual dong"

Anya terkejut saat Heeseung datang sambil menutup tubuh Anya yang hanya menggunakan baju ketat tanpa lengan dengan celana training dengan jaket almamater Bruiser berbordir nama Heeseung.

"Lo ngapain hah? Gakusah caper"

"Gue mau jenguk kakak lo, itupun kalo lo bolehin sih"

"Berapa kali sih gue bilang sama lo kalo gue gak akan pernah izinin lo juga anggota Bruiser lainnya untuk jenguk kakak gue!"

Heeseung menghela nafasnya, "Satu kali aja? Gue mohon"

Entah mengapa tatapan hangat Heeseung mampu membuat Anya luluh. Tatapan itu benar-benar membuat Anya merasa sangat nyaman dan juga merasa aman.

"Lo aja, gakusah yang lain"

"Makasih??"

"Vanya"

Heeseung mengangguk sambil tersenyum, "Makasih Vanya"

Anya mengantar Heeseung ke ruang rawat Sunghoon, syukurlah Mina sudah lebih dulu pulang. Jika tidak mungkin ia akn mengusir Heeseung.

Heeseung menatap iba sahabatnya yang masih berbaring lemah di atas kasur sampai saat ini, ia menepuk pelan lengan Sunghoon.

"Apakabar nyet?"

"Heh! Kakak gue dibilang monyet, lo yang monyet"

"Gak gaul" ledek Heeseung.

Anya mendengus kesal mendengarnya.

"Gue sama anak-anak janji Hoon bakal bantu kasus ini. Kita gak akan pernah nyerah sebelum kita kuak semuanya"

"Buktiin jangan cuma ngomong doang" sindir Anya.

Anjir ini orang pengen gue culik aja rasanya, terus buang ke laut.

first love ; lee heeseungTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang