halaman 15

6.2K 505 183
                                    

Heeseung termenung di kamarnya, setelah hampir empat bulan Anya meninggalkann'ya Heeseung lebih banyak diam. Bahkan nafsu makannya berkurang.

Dan lebih parahnya Heeseung harus terus meminum obat tidur.

"Abang? Mama boleh masuk?"

"Boleh ma"

Lisa memasuki kamar Heeseung dan menatap malang anak sulungnya yang tampak lebih kurus dan tidak sehat.

"Abang kangen sama Anya?" Heeseung menggeleng.

"Abang galau ditinggal Anya?" Heeseung menggeleng.

"Kalo gak kangen dan galau kenapa nafsu makan jadi kurang? Abang juga jadi banyak diem, jujur yuk sama mama gakpapa kok"

Heeseung kembali menggeleng, "Heeseung gakpapa ma. Emang lagi gak pengen makan aja kok"

"Abang...mama kenal sama abang gak baru-baru ini. Mama yang mengandung abang, mama yang lahirin abang, mama juga yang rawat abang sampe gede begini. Mama tau abang kangen sama Anya"

Mata Heeseung mulai berair.

"Heeseung nyesel ma.." lirih Heeseung dan akhirnya menangis.

Lisa mengelus punggung putra sulungnya dengan sayang. Sakit sekali hatinya melihat Heeseung menangis di hadapannya.

"Masih belum ada kabar Anya tinggal dimana?"

"Belum ma. Sunghoon gakmau kasih tau Heeseung. Heeseung mau banget susul Anya dan rawat bayinya sama-sama, tapi Heeseung sendiri yang buat Anya pergi ninggalin Heeseung"

"Abang udah jangan nangis, nangis gak nyelesaiin masalah bang. Abang sekarang usaha dan jangan gengsi lagi di depan Sunghoon, kalo bisa abang ngemis-ngemis ke Sunghoon biar kasih tau dimana Anya sekarang"

Heeseung mengangguk.

"Yaudah makan yuk? Rowoon sama mama udah masak loh buat abang. Ya bang?" Heeseung menggeleng.

"Gimana abang mau minum obat kalo gak makan? Please ya bang...Rowoon sedih banget pasti kalo abang gak makan"

"Yaudah" final Heeseung.

Heeseung dan Lisa menuruni anak tangga rumahnya dan disambut hangat oleh Rowoon yang menggunakan celemek.

Heeseung sedikit tertawa dibuatnya.

"Abang Iceng yuk makan! Owoon sama mama buat banyak makanan buat abang Iceng loohhh"

"Iya Woon"

Walaupun sebenarnya Heeseung tidak begitu lapar ia akan tetap memakan masakan dari dua orang yang sangat ia sayang.

Namun pikirannya terus tertuju pada Anya dan juga bayi yang dikandung perempuan itu.

Nya..lo udah ngidam belom ya? Gue mau banget megang perut lo..

"Abang, tadi bibi ngasih ini ke mama. Katanya surat dari Sunghoon. Ada banyak banget ini, apa ya isinya" ucap Lisa.

"Coba sini nanti Heeseung baca diatas, makasih ya ma" Lisa mengangguk.

Setelah selesai memakan makan malamnya, Heeseung kembali ke kamarnya dengan semangat karena ingin membaca semua surat-surat dari Sunghoon.

Ia duduk di atas kasurnya sambil membuka perekat di amplop coklat besar itu.

"Kak Sunghoon, ini foto-foto rontgen bayi Anya. Lucu ya?"

Mata Heeseung berair sambil membaca surat tulisan tangan Anya. Ia menghapus air matanya lalu memegang belasan foto rontgen yang Anya print untuk Sunghoon.

first love ; lee heeseungTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang