Epilog

99 22 5
                                    

Adiba pernah mendengar cerita bahwa Alan memiliki grup musik semasa SMA. Namun, dia tidak menyangka bahwa suaminya ini punya suara yang syahdu ketika bernyanyi.

Terucap syukurku
Aku memilihmu
Tuk menjadi teman
Hidup setia s’lamanya

Tidak lama setelah meninggalkan kamar, Alan kembali sambil menenteng sebuah gitar yang sudah tampak kusam. Mereka lantas duduk melantai sambil berhadap-hadapan. “Aku udah lama nggak main gitar, semoga kamu suka,” kata Alan.

Belahan hati ini
Kini t’lah terisi
Aku dan dirimu
Mengikat janji bahagia

Adiba tahu lagu itu. Kau Ditakdirkan Untukku milik Edcoustic yang beberapa kali pernah dia dengarkan ketika mendatangi walimah rekan akhwat satu organisasinya. Biasanya digubah menjadi nasyid meski sebenarnya iringan akustik juga terdengar menyenangkan.

Dan berlayarlah kita renda keluarga
Merentas hidup bersama
Aku bahagia
Ku dipertemukan belahan jiwa

Matanya terasa mulai basah. Lewat lagu ini Alan seperti mengatakan betapa dia sangat berharga bagi lelaki itu. Haru menyeruak mengetuk-ngetuk dada.

Tuhan persatukan kami untuk s’lamanya
Hingga bahagia di surga-Mu
Pegang tanganku
Tataplah mataku
Engkau ditakdirkan untukku

Adiba langsung mendekat ke arah sang suami. Memeluk lelaki itu meski tahu lagunya belum usai.

“Waw, waw, lagunya belum beres, Neng.”

“Biarin.”

Alan terkekeh kecil, mengecup pipinya. Gitar yang sempat membatasi mereka ditepikan ke lantai.

Ikatan suci ini
S’lalu kan kujaga
Meniti sakinah
Penuh kasih sayang dan rahmat-Nya.

Alan menyelesaikan liriknya tanpa iringan gitar. “Anak itu rezeki buat pasangan suami istri. Sementara kamu, adalah rezeki yang paling aku syukuri sampai sekarang.”

-TAMAT-


Hampa
by
Umul Amalia

Kabupaten Muna, 18 Mei 2022

Hampa | ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang