BAGIAN 26🍒

13.7K 1.2K 128
                                    


HAPPY READING ✨

JANGAN LUPA VOTE DAN KOMEN!!

******

Samar samar dia mendengar pembicaraan seseorang dari sana, Ara mendekat dan mengintip sedikit ke arah dalam gudang tetapi tidak terlihat. Kemudian dia menempel kan telinganya pada pintu gudang agar dapat mendengar pembicaraan seseorang itu.

Tapi setelah beberapa saat Ara tak sengaja memutar knop pintu dan terdorong masuk membuat dirinya mengumpat dalam hati. Seseorang itu menoleh ke arah Ara yang terjatuh, dia segera mematikan sambungan dan berjalan mendekat.

"Siapa?" tanya nya yang tak melihat wajah gadis didepannya itu.

Ara berusaha berdiri dan mengangkat wajahnya membuat seseorang itu kaget."Lo-"

"Kenapa?" tanya Ara dengan santai.

Farel hanya berdehem sebentar tidak melanjutkan ucapannya."ngapain disini?" tanya Farel balik.

"Aku? Aku tadi mau naruh barang disini tapi malah kesandung jadi jatoh." bohong Ara.

Farel menaikkan satu alisnya dan melihat ke tangan Ara yang tidak membawa apa apa."Lo mau tarok angin disini?" tanya Farel.

"Hah? Oh aku lupa! Barang nya ketinggalan, hehe..."

"Yaudah aku keluar dulu." Ara berjalan keluar gudang sebelum Farel bertanya lebih banyak dan bingung harus menjawab apa.

'gue yakin ada sesuatu yang disembunyikan dari Farel kali ini.' batin Ara.

Ara melihat jam di pergelangan tangannya dan kemudian berjalan ke arah kelas karena jam ujian kedua akan segera dimulai. Dirinya juga tidak sabar menjenguk Quen di rumah sakit.

****
"Apa kau hanya disitu terus? Tidak ada niatan untuk pergi ke sekolah?" sinis William yang kesal melihat Arga sedari tadi terus berada di samping Quen.

Dia juga ingin menjaga keponakan nya tetapi malah tidak di perbolehkan oleh sang kakak dan karna ada bocah tengil di depannya ini.

Arga tak menjawab dia hanya memutar bola mata malas." Apa anda juga tidak punya pekerjaan selain mengoceh?" tanya Arga tak kalah sinis.

"Kau-"

"Shuttt udah tua ga usah banyak bicara." sela Arga.

William yang sudah terlanjur kesal hanya mengepalkan tangannya dan berjalan keluar dari ruangan untuk mencari makan siang untuk dirinya dan juga anak yang dia sebut tengil itu.

"Ada yang bisa saya bantu tuan?" tanya salah satu bodyguard yang berada disana.

"Tidak, saya ingin keluar mencari makan siang dan kalian ingat, tetap awasi bocah tengil itu! Jangan sampai dia berbuat yang tidak tidak." ucap William dengan nada mengintimidasi.

Edgar saat ini sedang menjalankan rencananya bersama tim 'A' yang baru saja sampai di Indonesia.

"Apa kalian siap menjalankan tugas yang satu ini?" tanya Edgar memastikan.

"Siap tuan" jawab mereka semua secara bersamaan.

"Jangan sampai melakukan kesalahan sedikit saja yang dapat membahayakan keluarga Addison." peringat Edgar.

"Kita jalankan saat ini juga." ucapnya kemudian pergi.

'kehancuran menantimu thama.' batin Edgar.

Edgar kemudian memasuki mobil dan melajukannya dengan kecepatan tinggi, dia ingin gerak cepat menyelesaikan masalah ini dan fokus terhadap kondisi kesehatan putrinya.

QuenzaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang