BAGIAN 33🍒

11.9K 982 139
                                    

HAPPY READING ✨

JANGAN LUPA VOTE DAN KOMEN!!

*****

Malam ini, terlihat seorang wanita sedang menatap bintang dari balkon kamar. Hembusan angin menerpa wajah cantik yang sedang melamun.

Sedikit senyuman tipis mulai terukir pada bibir wanita itu, kekehan kecil serta air mata yang lolos begitu saja tanpa di minta."Mama..." lirih nya.

Wanita itu mengingat masa-masa dimana masih mendapatkan kasih sayang dari seorang ibu, mengingat bagaimana perjuangan wanita yang sangat dia cintai berusaha menyelamatkan dari kecelakaan yang merenggut nyawa nya sendiri.

"Kapan Ara bisa nyusul ma... Ara kangen...Ara cape..." ucap nya melihat kearah bintang bintang.

Tiba-tiba muncul rasa sesak di dada nya, Ara dengan sekuat tenaga melawan rasa sakit itu. Mata nya terpejam menikmati rasa sakit yang sangat menyiksa, dia meraba pagar balkon untuk membantu dirinya berdiri.

Dengan ter-tatih Ara mulai melangkah pelan menuju arah meja kamar mengambil sesuatu disana. Tangannya sibuk mencari obat yang ada di dalam laci sedangkan tangan satunya meremas ujung meja dengan kuat menjalarkan rasa sakit, sesak secara bersamaan.

Ara memasukkan beberapa pil obat dan meneguk segelas air, perlahan lahan napasnya mulai beraturan. Rasa sesak yang tadi seolah meremas dada nya kini mulai menghilang.

'tahan, sebentar lagi.' batin Ara.

Cklek

"Sayang, maaf bunda lupa ketuk pintu dulu tadi." ucap Rea yang membuka pintu kamar.

"Gapapa bunda." Ara menoleh ke arah sumber suara, untung saja bunda tidak melihat kejadian beberapa saat yang lalu.

"Di bawah ada Dito yang nunggu, kamu ada janjian keluar sama dia?" tanya Rea pelan.

Ara menyeringit bingung, setelah itu dia mengangguk pelan."Ara kebawah dulu Bun." pamit nya.

Ara menuruni tangga, dia menatap heran ke arah Dito yang menatap dirinya dengan senyuman seperti om om, bukan membuat Ara tersipu malah membuat Ara bergidik ngeri.

"Ketempelan setan mana?" Ara menempelkan punggung tangan dengan dahi Dito.

"Gak panas." gumam nya pelan tapi masih dapat di dengar jelas oleh Dito.

"Lo kira gue kesurupan?" tanya Dito kesal.

"Bisa jadi." jawab Ara.

"Ck' gue ketempelan setan, tapi setannya elo." Dito tersenyum miring.

"Lah, kok jadi aku?" tanya Ara tidak terima, masa dirinya di samakan dengan setan.

"Soalnya setiap malem Lo selalu menghantui hati sama pikiran gue." jelas Dito membuat Ara terdiam mencerna apa yang barusan Dito katakan.

"Lemot." Dito menyentil pelan dahi Ara.

"Sakit Dito!" ringis nya.

"Kamu juga, ngapain malem malem kesini?" tanya Ara.

"Pake nanya lagi, ngajak Lo jalan lah."

QuenzaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang