BAGIAN 34🍒

7.3K 656 46
                                    

HAPPY READING

JANGAN LUPA VOTE DAN KOMEN!!

*****

Brukkk

"ASU!" umpat Arkan yang kaget karna sebuah lemparan sepatu tepat mengenai kepalanya.

"Ngomong lagi coba" ucap seorang wanita dengan nada menusuk.

Arkan merutuki dirinya dalam hati, dia menggaruk tengkuknya yang tidak gatal sambil menghadap ke arah pintu kamar.

"Hehe..." cengir Arkan.

"Jam berapa ini Arkan?" wanita itu tidak menghiraukan ucapan anak semata wayangnya ini.

Arkan seketika melotot dan cepat-cepat segera berlari ke arah kamar mandi, dia lupa jika ada meeting penting hari ini.

Sedangkan wanita tadi yang di panggil 'mama' oleh Arkan hanya menghela napas panjang. Melihat kebiasaan buruk putra nya yang masih melekat sampai sekarang.

"ASALAMUALAIKUM WARAHMATULLAHI WABAROKATUHH!!" teriak Chika sambil menenteng paper bag.

"Waalaikumsalam" jawab salah pembantu yang bekerja di mansion keluarga Arkan.

"Bibik, tante ada?" tanya Chika.

"Ada Non, tadi bibik lihat lagi bangunin-"

"Arkanjing, Right?" potong Chika seakan tau apa yang akan diucapkan oleh pembantu itu.

Pembantu itu hanya mengangguk dan meringis dalam hati mendengar nama panggilan Arkan dari perempuan cantik didepannya.

" Makasih bik, Chika ke atas yaa."

*****

"ABANGGG!" teriak Quen.

Duk! Duk! Duk!

Quen terus menerus memukul dan menendang pintu kamar Kenzie sambil memasang ekspresi wajah tidak bersahabat. Kemarahan Quen semakin bertambah karena tidak mendengar jawaban dari dalam.

"ABAAAAANNNNGGGGGGGGGGGGGG...MPPT-" Quen memegang tangan tang menyumpal mulutnya dengan sebuah kain.

"Berisik!" kesal Kenzie.

"Hahhh..." Quen melepas kasar kemudian menggigit kuat tangan Kenzie.

Plak

"Sakitt bego!"

"Anjing! Gausah bales!" geram Quen menarik rambut Kenzie.

"Heh! Kualat lo sama kakak sendiri juga." Kenzie berusaha melepaskan tarikan pada rambutnya.

"Ck' lo gak inget apa?" tanya Quen sebal.

"Gak"

"JANCOK" umpat Quen.

"ASU"

Bugh

Satu tinjuan kuat Quen layangkan pada Kenzie sampai tangannya sedikit terasa sakit. Tidak bisa dibayangkan sekuat apa pukulan wanita didepan Kenzie ini.

QuenzaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang