Chapter 44 (End).

27 2 2
                                    

Let's Fall in Love for The Night - FINNEAS

Let's Fall in Love for The Night - FINNEAS

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

◂◂ ► Ⅱ ▸▸

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

◂◂ ► Ⅱ ▸▸

Rumput yang gersang kembali hijau segar. Pohon yang telah menimbunkan banyak dedaunan keringnya kembali bermekaran bunga. Rumah kecil berwarna putih itu sudah kembali hidup ceria.

Empat orang individu sedang bersenandung bahagia selagi menempelkan foto-foto recreate foto semasa kecil mereka di selang waktu ini pada dinding-dinding kayu.

"Selalu gue yang paling ganteng," ucap Farhan dengan nada percaya dirinya yang seperti biasa.

Sisanya membalas tersenyum, bahkan Karina yang biasa membantah pun.

Salah satu foto menampilkan Revaldy dan Farhan memakai jas kelulusan  yang diapit oleh Karina dan Valery. Hari ini bertepatan juga dengan kelulusan dua laki-laki tersebut. Jas yang mereka kenakan saat acara kelulusan di sekolah tadi bahkan masih dikenakan oleh mereka.

"Ayo, keluar." Karina menjadi yang pertama menggerakkan kaki. Disusul oleh yang lainnya.

Valery masih disana. Berpindah pandangan pada bingkai kecil di atas laci, foto pertama mereka yang diambil. Masih terdapat papanya di dalam sana. Harapan papanya agar mereka berempat selalu senantiasa bersama.

"Kami sudah hidupkan kembali, pah. Maaf, baru sekarang," ucap Valery sambil mengelus wajah papanya di dalam foto.

"Maafin Valdy juga, om," sahut Revaldy yang membuat Valery tersentak keras.

"Ngagetin aja!"

Revaldy terkekeh ia memang sudah keluar tadi. Namun, masuk kembali ke dalam karena Valery tak berjalan keluar bersamanya.

"Nih, pah! Oknum terbesar dari segala permasalahan, pah!" Valery menunjuk Revaldy.

Revaldy kembali terkekeh malu. Tepatnya bukan seperti itu, kekehan tersebut untuk menutupi rasa sedih akan segala kesalahannya yang sudah dilakukan.

Seandainya papa Valery ada disini, beliau pasti sudah memberikan tatapan paling tajamnya kepada Revaldy. Atau bahkan sudah melalui atas sana?

"Gue kembali bahagia lagi, Val," ucap Valery.

ValeryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang