Chapter 16.

30 5 0
                                    

"Coba aja lu cairin es itu."

"Lu yang harus ngecairin es itu."

You're Gonna Live Forever In Me - John Mayer

You're Gonna Live Forever In Me - John Mayer

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

◂◂ ► Ⅱ ▸▸

Valery baru sampai dari rumah, ojek online yang mengantarnya. Ketika membuka gerbang, Oki dan Ayah sudah menunggu di teras rumah. Valery tersenyum mendekati mereka.

"Maaf, ya, tadi gak jawab telepon. Abang lagi ngurusin BEM," Oki baru melihat banyaknya riwayat telepon dari Valery saat ia baru sampai dirumah.

Tadinya Oki gelisah, namun saat ia turun dari tangga dengan tergesa-gesa yang dilihat oleh Silvia— Silvia pun bertanya apa yang membuat Oki bertingkah begitu, setelah tahu sebabnya Silvia pun menjelaskan bahwa Valery aman berada di rumah adik perempuannya, yaitu Azizah. Informasi itu membuat perasaan Oki kemudian berangsur-angsur tenang.

"Udah mandi belum?" tanya Ayah.

"Belum, yah, hehe," jawab Valery.

"Mandi dulu, gidah. Abis itu makan. Ayah udah beliin ketoprak, kemarin 'kan Valey minta sama ayah buat beliin ketoprak," kata Bagas menatapnya teduh.

Valery melebarkan senyumannya, "Makasih, ayah."

Valery pun masuk ke dalam rumah bersama Bagas. Oki tak ikut, karena memang ia tadinya berada di luar sebab ingin pergi juga ke salah satu rumah temannya yang bernama Theo untuk membantunya besok menyiapkan sidangnya. Oki angkatan mahasiswa akhir, setelah Theo sidang dia juga nanti akan ikut menyusul sibuk menyusun skripsi, saat ini saja dia mulai selalu sibuk merangkai-rangkai teori dalam skripsinya.

Ketika Valery sudah berada di depan ruangan meja makan, Silvia berbalik badan dari kegiatan cuci piringnya. Valery juga melihat kalau Haikal sedang makan ketoprak juga di meja.

"Kenan sama Ibram sehat, Valey?" tanya Silvia.

"Sehat, bu."

Haikal yang mendengar nama itu disebut terdiam. Bihun yang berada di mulutnya bahkan sampai hampir terjatuh, "Ya ampun, Kak Valey! Kenapa gak bilang, sih, kalau kakak ternyata kesana? Ekal kan udah bilang kalau kakak mau kesana ajak Ekal juga!"

Valery mendengus sambil memutar bola matanya, "Mendadak, kal, soalnya." Ia gak mau menjelaskan kenapa mendadaknya.

Haikal kecewa. Dia sudah jauh-jauh hari ingin bertemu dengan Kenan juga Ibram. Sebenarnya, bisa sih, pergi sendiri, cuma Haikal belum bisa bawa motor, dia masih menggunakan sepeda. Kalau bersepeda kesana juga jauh, karena ya memang rumahnya cukup jauh dari rumah Haikal ini.

ValeryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang