Chapter 8.

45 10 21
                                    

Jangan lupa vote & comment ;3


◂◂ ► Ⅱ ▸▸

Nomor asing yang tidak diketahui kejelasannya masuk ke notifikasi message Valery

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Nomor asing yang tidak diketahui kejelasannya masuk ke notifikasi message Valery. Apaan sih? Salah kirim kali, masa Valery dikira toko apotek. Glazer juga apa lagi maksudnya?


Karena tidak jelas, Valery langsung memblokirnya, lalu membuka pesan lainnya yang belum dia baca. Sesekali, Valery sambil mengeringkan rambutnya yang basah dengan handuk. Dia memang baru saja keluar dari kamar mandi karena habis pulang bekerja.

"Kak makan!" teriak Haikal dibawah ruangan sana.

"Udah kenyang, abis makan!" balas Valery dari dalam kamar.

"Kak! Makan!" masih teriakan Haikal.

Valery mencebir, ini anak kupingnya kemana, sih. Udah jelas-jelas Valery berteriak menggelegar. "UDAH MAKAN!"

Sehabis itu, tak ada lagi sahutan yang terdengar dari Haikal. Valery beranjak dari bantalan kasur empuknya menuju ke meja belajar. Ada tugas yang harus dia kerjakan. Cuma sedikit, sih, tapi lebih baik langsung dikerjakan, kan, daripada nunggu nanti-nanti dan malah jadi menumpuk.

Farhan is calling...

Tampilan dari handphone Valery ketika bergetar. Dengan malas Valery mengangkatnya karena Farhan telah mengganggu fokusnya dia dalam tugas, "Hmm?"

"Lemes amat, neng," Sebuah decakan diterima oleh Farhan, "Lu ngapa gak bilang gue kalau udah masuk ke tuh cafe?"

"Emang harus bilang?" sahut Valery.

"Iya, waktu itu gue bilang ke sananya kan bareng," jawab Farhan.

"Lu bilangnya 'kalo bisa'," balasnya sambil memasukkan beberapa kata di dalam buku tulisnya.

"Lah, kan guenya bisa."

Valery memutar kursi belajarnya, "Guenya yang gak bisa."

Terdengar kekosongan suara yang cukup lama di seberang telepon Farhan. "Lu jijik ya sama gue?"

Sudah Valery kira, Farhan pasti menelfon dia karena orang yang punya motor bernama Opet ini sedang dilanda gabut, "Lu ngomongin gue apa ke Kak May?"

"Gak ada. Mau ngomong apa juga gue soal lu. Emang ada yang bagus dari lu?"

Bangsat Farhan.

"Besok gue main deh, ya, kesana," tambah Farhan lagi sebelum Valery memutus sambungan telepon, "Gue mau bawa Karina juga. Udah lama 'kan kita gak ngumpul bertiga."

"Y," Sudah. Valery pun memutus sambungan.

•❅•

"Pagi sekolah aku!!!" suara cempreng Anin bergema dari ujung ke ujung lorong.

ValeryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang