Malam ini cukup dingin. Ditemani nyanyian hewan malam, Wuxian tengah duduk diluar rumahnya sembari memakan kue osmanthus yang dibelikan oleh Zhang Jiangwu sore tadi.
Manik kelabunya menatap ke langit malam yang cukup sepi karena hanya berhiaskan beberapa bintang dan sebuah bulan saja. Kandungannya kurang lebih sudah berjalan 4 setengah bulan, dan menendang beberapa kali sehari seolah menyuarakan dia ada disana. Mungkin hari-hari sebelumnya saat pertama kali merasakan tendangan itu ia sangat senang, bahkan menantikan kapan bayinya akan bergerak. Namun entah mengapa, sejak siang tadi ia merasa cemas bahkan bayinya cukup sering menendang hari ini.
Zhang Jiangwu melihat Wuxian yang sedang duduk didepannya dengan pandangan datar. Dia ingin bertanya pada Wuxian. Namun ia urungkan dan berpikir jika lebih baik mencari tahu saja sendiri. Zhang Jiangwu melangkah pada Wuxian dan menyampirkan sebuah selimut dipundaknya. Malam ini cukup dingin dan Wuxian hanya memakai baju biasa, itu tak baik untuk ibu hamil.
" Kau melamun lagi " ucapnya pada Wuxian.
" Daripada kau terus seperti ini, bagaimana jika kita jalan-jalan besok ? " tawar Zhang Jiangwu pada Wuxian.Wuxian menoleh, menatap dalam diam pria itu namun binar matanya tak dapat disembunyikan. Wuxian hanya mengangguk, menyetujui ide Zhang Jiangwu. Yah, lagipula dia tak pernah jalan-jalan setelah datang kemari. Paling jauh hanya ke kota Denglong saja lalu kembali lagi ke rumahnya ini.
" Baguslah, sekarang masuk dan tidur. " ucap Zhang Jiangwu menarik lembut Wuxian untuk masuk ke dalam rumah.
Keberadaan Zhang Jiangwu sudah diketahui oleh para warga di kota Denglong. Mereka terkejut melihat pria kekar itu berada disisi Wuxian. Sempat mengusir karena mereka berjanji pada Wuxian akan melindunginya dari pria nakal. Wajah Zhang Jiangwu itu walau tampan tapi auranya menakutkan bagi mereka. Usaha pengusiran itu didukung oleh Wuxian. Namun karena Zhang Jiangwu yang keras kepala, sedikit demi sedikit mereka menyerah mengusirnya dari Wuxian. Dan setiap kali warga melihat momen Zhang Jiangwu dengan Wuxian membuat mereka tahu bila tatapan pria itu begitu tulus pada Wuxian, tak peduli jika gadis itu tengah hamil muda.
🌼
Keesokan harinya mereka menaiki perahu untuk ke kota caiyi. Memang Zhang Jiangwu ini hanya memilih tujuan yang tidak terlalu jauh dari kota Denglong. Wuxian memakai tudung topi untuk menutupi wajahnya, maniknya menengok kesana-kemari seolah waspada akan sesuatu. Zhang Jiangwu menghela nafasnya lalu membuka tudung Wuxian sedikit dan memegang kedua sisi pipi Wuxian.
Wuxian yang bingung dengan perlakuan Zhang Jiangwu ini hendak melepaskan tangan yang menangkup pipinya. Namun bukannya lepas, tangan itu malah semakin erat. Wuxian sempat melihat manik Zhang Jiangwu berubah dari merah tua menjadi sedikit berwarna, seperti ada sebuah cahaya yang terlukis di maniknya sebelum kembali normal ke warna aslinya. Wuxian sempat berkedip untuk memastikannya, mengira itu adalah sinar matahari yang sempat menyelonong masuk ke dalam retina ruby itu.
Bibir Zhang Jiangwu mendekat, menyentuh lembut permukaan dahi Wuxian setelah menyingkirkan beberapa anak rambut disana. Wuxian tercekat, berpikir jika pria didepannya ini kembali gila dengan tingkahnya.
Pendayung yang ada di depan tersenyum lalu bergumam, " Aiya, sungguh pasangan yang manis "
Zhang Jiangwu tersenyum remeh melihat reaksi Wuxian. Dia lalu membuka tudung topi Wuxian dan menaruhnya di perahu. Wuxian yang tersadar topinya dilepaskan Zhang Jiangwu hendak mengambil dan memasangnya kembali. Dia waspada jika ada orang-orang dari Gusu yang mengenalnya. Seperti Lan Xichen yang sedang turun gunung mungkin ?
Tapi gerakan tangan yang menahan Wuxian itu membuat Wuxian menatap tajam. Namun kata-kata yang diucapkan pria itu selanjutnya membuat Wuxian kembali tenang.
KAMU SEDANG MEMBACA
Boy Into Girl
FanfictionKetika aku bangun tubuhku berubah Jari tangan yang lentik, kulit putih pucat yang halus, dan sesuatu seperti tergantung di dadaku. Apa ini ? Kemana hilangnya otot yang sudah kubentuk dengan susah payah ? lalu pedang dan 2 bola milikku juga hilang...