Fyi, maaf baru up hari ini dan kelewat janji. Padahal semalem mau up, lah ketiduran. :(
Pokoknya gitulah ya.... Zzzz paypayTak terasa waktu berjalan cepat. Konferensi memanah dari sekte Wen tengah berlangsung. Kelima sekte besar menjadi sorotan. Meskipun agak menyebalkan karena sekte Wen yang menjadi tuan rumah agaknya tidak tahu diri. Yunmeng dan Gusu, keduanya mencoba untuk bersikap biasa setelah kehilangan sosok Wei Wuxian. Tapi sepertinya bersikap biasa itu sangat sulit dilakukan saat ini. Awan mendung seolah menghiasi keduanya.
" Wah wah, padahal di kompetisi ini aku sangat ingin melihat kemampuan anak pelayan itu " ucap Wen Chao.
Wah anak gila dengan penampilan jelek sama seperti kepribadiannya ini tak bisa melihat situasi. Yang disebut anak pelayan olehnya masihlah keturunan utama Lan. Ringan sekali mulut busuknya itu.Lan Qiren mengeratkan pegangan di cangkirnya. Dia marah tapi dia harus menjaga etiketnya. Sedangkan Jiang Fengmian menyorotnya dengan tatapan kelam. Jangan tanya bagaimana reaksi Nie mingjue, otak otot itu hanya cuek. Beda halnya dengan Jin guangshan yang merasa kesal dengan situasi seperti ini. Dia hanya ingin pulang, bermain dengan para haremnya yang cantik.
Pertandingan dimulai, pertandingan cukup membosankan sejak tadi. Yunmeng yang keahlian memanahnya paling bagus diantara sekte lain pun hanya mencetak beberapa saja, begitupula Gusu. Sepertinya mereka kehilangan minat. Lain halnya dengan kedua sekte itu, kali ini Jin dan Wen saling berkobar. Mereka terus mencetak rekor tertinggi dan akhirnya dimenangkan oleh Jin. Jangan tanya soal Nie, mereka ahli golok, bukan panahan. Tentu mereka kalah jauh.
Lan Zuiren kembali mengasingkan diri setelah kematian Wei Wuxian. Itulah mengapa Lan Qiren yang menggantikan tugasnya. Sedangkan Lan Wangji, dia mendekam di kamarnya. Karena itu kompetisi memanah ini, Gusu hanya mengirimkan murid-murid lain dengan Lan Xichen sebagai ketua mereka. Yunmeng yang kehilangan Da Shixiong mereka kini diisi oleh Jiang Cheng, alih-alih pemarah dia kini menjadi pendiam. Memang mengundang keanehan bagi para murid, tapi mereka memaklumi karena pria itu baru saja kehilangan saudaranya.
Setelah acara memanah selesai mereka tak langsung pulang. Pemberitahuan pemenang tentu dibacakan terlebih dahulu, tapi setelahnya Wen Rouhan dengan licik mengangkat topik mengenai Wuxian.
" Kudengar anak itu tiada, tapi dia sedang hamil. Kira-kira siapa yang memperkosanya? " ucap Wen Rouhan.
Kematian Wuxian yang disembunyikan dan kini terkuak saja sudah mengangetkan, apalagi tentang kabar kehamilan ini. Wen Chao sendiri yang baru tahu terkejut, dengan santainya dia menimpali.
" Ah aku penasaran bagaimana rasa tubuhnya. Pasti enak sekali. "Baik Gusu dan Yunmeng, mereka semua mengeratkan pegangannya pada pedang mereka.
" Wen Zongzu, maaf, tapi menanyakan pertanyaan seperti itu pada keluarga yang sedang berduka sangatlah tidak sopan. Kami mohon pengertiannya. " jawab Jiang Fengmian." Dan Wen Gongzi, tolong jangan berpikir seperti itu lagi pada a-xian. " sambungnya dengan melemparkan senyuman lembut, ah tidak, itu senyuman iblis berkedok malaikat.
" Aku hanya penasaran. Anak itu bisa dibilang keponakanku (?), Aku menganggap Cangse adalah adikku sejak pembelajaran waktu itu, karena itulah aku bertanya. " balas Wen Rouhan.
Awalnya memang dia tak tahu bila memancing Gusu dan Yunmeng menggunakan nama Wei Wuxian akan menyenangkan seperti ini. Ini lebih bagus dari pertandingan memanah tadi yang membosankan. Dia sengaja memajukan konferensi memanah ini setelah mendapat laporan dari Wen Zhuliu soal hilangnya Wei Wuxian. Dia berusaha memojokkan Yunmeng agar nantinya saat dihancurkan mereka akan mudah ditangani. Tapi takdir dewa semakin lucu, bocah itu ternyata mati, meninggalkan berbagai tanya dalam benaknya termasuk hubungan anak itu dengan Gusu. Seharusnya saat anak itu mati, maka Yunmeng adalah satu-satunya tempat dimana ia akan ditangisi. Setidaknya, tapi sekarang Gusu juga menunjukkan reaksi yang sama.
KAMU SEDANG MEMBACA
Boy Into Girl
FanfictionKetika aku bangun tubuhku berubah Jari tangan yang lentik, kulit putih pucat yang halus, dan sesuatu seperti tergantung di dadaku. Apa ini ? Kemana hilangnya otot yang sudah kubentuk dengan susah payah ? lalu pedang dan 2 bola milikku juga hilang...