Manik kedua saudara Jiang itu terbelalak. Tubuh mereka seolah membeku di tempat mereka berpijak. Satu-satunya Jin disana mengedipkan matanya tak percaya.
Seorang gadis muda yang tengah hamil itu mengejutkan mereka. Wajah itu, bagaimana bisa begitu mirip ?
" Ma ma ma " oceh bayi itu riang, tangannya berusaha untuk meraih Wei Wuxian.
Wei Wuxian mendekat ke arah Jiang Yanli yang tengah menggendong A-Yuan, ia mengambilnya dan menggendongnya dengan hati-hati agar tubuh A-Yuan tidak terlalu menekan perutnya yang besar.
Suara Jiang Yanli bergetar, maniknya telah memanas, " A-xian. " panggil Jiang Yanli dengan susah payah.
" Wei..wu..xian " panggil Jiang Cheng juga.
Wei Wuxian jelas mendengarnya dengan baik. Tapi dia tersenyum lembut dan memasang wajah bingung, " Eh ? "
" Hei, itu tak mungkin dia kan ? Bukankah kalian sendiri yang berada dalam proses pemakamannya ? " ucap Jin Zixuan usai dirinya melihat ekspresi kebingungan pada gadis itu.
Mungkin saja mereka hanya salah mengira karena kemiripan wajahnya bukan ?
Jiang Yanli mengigit bibirnya, menahan isak tangis yang hendak keluar meski tubuhnya telah bergetar.
Benar, A-xian mereka telah tiada. Tubuhnya telah menjadi abu yang disebarkan di sungai Yunmeng. Seharusnya mereka tahu bila A-xian yang telah tenang itu tidak akan kembali begitu saja.
Disisi lain, Jiang Cheng tak terima. Dia maju mendekati tubuh Wei Wuxian yang tengah menggendong A-Yuan. Tangannya berada di kedua lengan Wei Wuxian, mencengkeramnya dengan pelan dan mengguncang tubuhnya.
" Wei Wuxian. Kau Wei Wuxian bukan ? Benar, itu pasti kau. Kenapa kau menipu kami begitu hah ? Bercandamu tidak lucu sama sekali bodoh ! Kau kau-
" A-cheng sudah. Sudah, hiks. " Jiang Yanli menghentikan aksi adiknya yang tengah mengguncang Wei Wuxian. Dia tahu bila dirinya dan sang adik belum bisa menerima sepenuhnya kematian Wei Wuxian.
Tapi setidaknya, tolong jangan salahkan orang lain yang berwajah mirip dengan Wei Wuxian.
" Tapi jie, dia- " kedua saudara Jiang itu tak bisa menahan tangis, mereka pada akhirnya berpelukan untuk meredakan perasaan aneh yang muncul kembali.
Melihat reaksi kedua keluarganya, Wei Wuxian perlahan mendekat kearah mereka. Satu tangannya menahan A-Yuan, sedang satunya lagi bergerak untuk memeluk kedua saudara Jiang sekaligus.
Merasa ada yang memeluk mereka, kedua saudara Jiang itu menoleh untuk melihat siapa. Disana mereka melihat Wei Wuxian yang tengah berusaha memeluk sebisanya.
" Aku pulang. " gumam Wei Wuxian.
Gumaman rendah ini jelas didengar oleh keduanya. Manik mereka kembali membelalak, terkejut atas ucapannya. Mereka bertiga pada akhirnya berpelukan dan menangis bersama sembari Wei Wuxian yang terus mengatakan maaf berulang kali.
A-Yuan kecil yang melihat ibunya menangis awalnya kebingungan. Tapi tubuhnya yang terjepit diantara ketiga orang itu membuatnya tidak nyaman dan akhirnya ikut menangis.
Jin Zixuan merasa dirinya menjadi seekor nyamuk diantara ketiga saudara ini. Tapi hatinya bersyukur karena tunangannya kembali menemukan binar matanya.
🌼
Mereka berhenti berpelukan kala suara tangisan anak kecil menginterupsi. Wei Wuxian dengan susah payah menenangkan A-Yuan, dia sejenak lupa akan keberadaan A-Yuan saat pelukan itu berlangsung.
Jiang Yanli dan Jiang Cheng memborbardir Wei Wuxian dengan berbagai pertanyaan.
Ini benar-benar dirinya bukan ?
Kenapa dirinya masih hidup ? Kenapa kabur dari Yunmeng ? Kenapa datang kemari ? Anak siapa itu ? Bagaimana dengan mayat yang kami bakar ? Kenapa wajahnya mirip denganmu ? Dan masih banyak lagi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Boy Into Girl
FanfictionKetika aku bangun tubuhku berubah Jari tangan yang lentik, kulit putih pucat yang halus, dan sesuatu seperti tergantung di dadaku. Apa ini ? Kemana hilangnya otot yang sudah kubentuk dengan susah payah ? lalu pedang dan 2 bola milikku juga hilang...