Hari itu seorang pemuda dengan wajah riang tengah berlatih bersama murid lain di area pelatihan. Bendera dengan lambang 9 kelopak bunga teratai berkibar di sekitarnya, dihiasi dengan warna unggu khas yang dipadupadankan dengan indah.
Yunmeng, tepatnya di dalam Lian Hua Wu seseorang menghampiri pemuda itu. Dengan senyum khasnya yang lembut, merekah di wajahnya yang halus. Pemuda riang itu tersadar akan kehadirannya setelah melihat reaksi kawan-kawannya yang menunduk hormat.
" Paman ! " teriak pemuda itu.
Pemuda dengan pakaian yang berwarna hitam dengan paduan merah yang mencolok karena berbeda sendiri dengan pakaian khas sekte itu.
Sang 'paman' semakin tersenyum menyambut panggilan itu. Dia mendekat, mengelus pemuda itu dengan sayang, melupakan atensi pemuda lain yang datang dengannya.
Pemuda kecil lainnya cemberut karena sosok lain merebut perhatian ayahnya. Dan dia hanya bisa menahan kesal karena protespun pasti sosok itulah yang dibela ayahnya. Dia tahu sosok itu kehilangan orangtuanya, tapi apakah harus sampai merebut ayah orang lain ?
Paman itu adalah Jiang Fengmian, seorang kepala sekte yang memiliki kepribadian lembut berkebalikan dengan istrinya yang begitu tegas dan pemarah.
Jiang Fengmian tahu sejak tadi putra kandungnya, Jiang Cheng tengah cemberut maka dari itu dia menarik pelan tangan Jiang Cheng dan menuntunnya untuk berdampingan dengan Wei Wuxian, sosok pemuda dengan kepribadian riang.
Perlahan Jiang Fengmian mengeluarkan sebuah kantung qiankun. 2 buah pedang berbeda warna keluar dari kantung tersebut. Pedang dengan selongsongnya yang berwarna unggu dengan hiasan perak dan tassel yang menggantung ia berikan kepada putranya, Jiang Cheng.
Jiang Cheng tak kesal lagi semenjak sang ayah memberikan pedang itu padanya. Perlahan dia mengamati pedang itu, sungguh cantik dan begitu indah dengan beberapa detail lain yang menandakan bahwa pedang itu bernilai tinggi. Sementara Jiang Cheng sedang sibuk dengan pedangnya sendiri, Jiang Fengmian memberikan pedang lain pada Wuxian. Sebuah pedang berwarna coklat pada selongsongnya dengan ornamen kecil dan tassel berwarna merah di gagangnya membuat Wuxian terpana. Memang pedangnya ini lebih terlihat sederhana daripada milik Jiang Cheng tapi itulah yang membuat pedang ini memiliki nilai elegan tersendiri.
Perbedaan yang cukup mencolok kedua pedang itu selain dari penampilan adalah dari beratnya. Pedang milik Jiang Cheng yang diberi nama Sandu lumayan berat daripada milik Wuxian yang bernama Suibian.
" Eh namanya... Suibian ? " heran Wuxian. Dia bingung mengapa pada selongsong pedangnya terukir kata 'Suibian'
Jiang Cheng dengan wajah yang mengejek langsung menyemprot Wuxian, " Heh ! Namanya sangat aneh seperti pemiliknya. "
" Aiya! Bukan aneh tapi unik ! " balas Wuxian.
Yah, dan tak lama mereka kembali bertengkar sebelum kembali dipisahkan oleh Jiang Fengmian.
KAMU SEDANG MEMBACA
Boy Into Girl
FanfictionKetika aku bangun tubuhku berubah Jari tangan yang lentik, kulit putih pucat yang halus, dan sesuatu seperti tergantung di dadaku. Apa ini ? Kemana hilangnya otot yang sudah kubentuk dengan susah payah ? lalu pedang dan 2 bola milikku juga hilang...