Sebuah array kecil berwarna keemasan muncul di dalam kamar seseorang. Sang pemilik kamar yang mengetahui ada sesuatu langsung bergegas menuju kamarnya, mengabaikan orang-orang yang sedang berlatih bersamanya.
Kebetulan sekali pria itu sampai ketika array itu sudah menghilang, menyisakan percikan kecil di sekitarnya. Array itu meninggalkan sebuah gulungan surat. Seseorang itu mendekat, mengambil surat itu dan membacanya langsung.
Aku butuh bantuanmu. Maaf jika ini sangat merepotkan. Jaga adikku juga, emosinya benar-benar labil.
Itu yang tertulis. Dia tahu siapa yang mengirim surat ini padanya, karena hanya dia satu-satunya orang luar yang bisa mengirim surat maupun datang kesini.
🌼
Keesokan harinya, para murid Jiang yang bertugas untuk menyusuri Yunmeng mulai menyebar lebih luas sampai ke perbatasan. Mereka mendapat laporan serangan dari para warga mengenai mayat ganas yang muncul di daerah perbatasan, paling banyak berada di hutan Yunmeng.
Para murid yang ada di hutan Yunmeng mulai membersihkan mayat-mayat itu. Di bibir hutan saja, mereka sudah diserang cukup banyak. Setelah menyelesaikannya mereka langsung memasuki hutan itu lebih dalam. Menemukan penyebab dan sebagainya.
" Shixiong ! Shixiong ! Ada mayat ! " teriak seorang murid yang menarik atensi murid lainnya.
" Kau benar, ayo kita periksa. " sahut murid lainnya.
Para murid mendekat, melihat mayat itu lebih jelas. Seorang wanita muda dengan perut membuncit yang tengah dipeluk. Wajah wanita itu tidak jelas karena tertutup oleh helai rambutnya yang berantakan.
" Maafkan aku " ucap seorang murid sembari menangkupkan tangannya dengan posisi berdoa (🙏🏻) seolah meminta ijin pada mayat itu.
Murid itu menyingkirkan rambut yang menutupi dan setelahnya mereka langsung berteriak, air mata mengalir seketika.
Dua orang murid langsung berdiri, menaiki pedangnya masing-masing dan memacunya dengan kecepatan gila menuju Lian Hua Wu.
" Kami menemukannya. Kami menemukan Da Shixiong " ucap murid yang datang tiba-tiba itu.
Jiang Cheng yang mendengar itu langsung bergegas menghampiri kedua murid itu.
" Dimana ? Katakan dimana? " desak Jiang Cheng.Kedua murid itu datang dengan wajah memerah dan air mata yang mengalir.
" Tapi- tapi Jiang Gongzi. Dia-"Perasaan Jiang Cheng tak enak, apalagi setelah melihat ekspresi wajah mereka yang kacau. Jiang Cheng mengguncang tubuh salah satu murid Jiang itu, mendesaknya untuk mengatakan alih-alih menangis seperti itu.
" Hu-Hutan Yunmeng "" Kenapa kau buru-buru Jiang Cheng? " tanya Yu Ziyuan yang baru datang bersama suami dan putrinya.
" Hutan Yunmeng. Mereka menemukannya A-niang " jawab Jiang Cheng tanpa berbalik dan langsung pergi begitu saja.
Jiang Yanli yang mendengar itu tersenyum cerah, dia meminta izin pada orangtuanya untuk meminta para dayang memasak lebih banyak. Terutama sup iga akar teratai kesukaan adiknya. Usai mendapat izin barulah ia pergi.
Lan Xichen dan Lan Wangji kebetulan berada tak jauh di sekitar Lian Hua Wu jadi mereka mendengarnya dan langsung pergi ke Hutan Yunmeng. Lan Wangji turun dan langsung berlari menyusuri hutan Yunmeng, disusul dengan Lan Xichen yang mengikuti adiknya.
"TIIDAKKKK! " sebuah teriakan mengejutkan dua giok itu.
Itu suara Jiang Cheng dan firasat mereka memburuk.
🌼
Jiang Cheng POV
Mendengar kabar 'dia' ditemukan membuatku sangat senang. Sudah berapa bulan dia pergi dan tidak pulang, bahkan surat itu saja membuatku kesal. Apalagi fakta-fakta dirinya yang baru aku tahu setelah pulang dari Gusu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Boy Into Girl
FanfictionKetika aku bangun tubuhku berubah Jari tangan yang lentik, kulit putih pucat yang halus, dan sesuatu seperti tergantung di dadaku. Apa ini ? Kemana hilangnya otot yang sudah kubentuk dengan susah payah ? lalu pedang dan 2 bola milikku juga hilang...