21. Mainan A-yuan Hilang !

1.6K 148 56
                                    

Sudah lama ya ? Semoga memuaskan. Jangan lupa vote dan komen. Awas kalo ngga, aku cringe dengan yang namanya sider.🗿

Semilir angin bergerak perlahan. Menyibak anak rambut yang diurai setengah. Sosoknya yang berdiri dengan manik terbuka membuatnya yakin bahwa itu benar-benar dia. Lan Wangji rasanya ingin menangis. Dia melangkahkan kakinya perlahan sebelum berubah menjadi larian kecil menuju sosok yang sukses membuatnya merasakan berbagai emosi.

Lan Wangji berdiri tepat didepan wanita itu. Tangannya bergerak menyentuh wajah yang dirindukannya. Berjuta pertanyaan melayang di pikirannya, ingin bertanya tapi bibir itu hanya terbuka dan kembali bungkam. Batinnya mengucap syukur berulang kali karena nyatanya sosok itu masih hidup dan masih bisa dipegang olehnya. Lan Wangji bahkan melupakan fakta bahwa ia tak sendiri disini. Ada kakak, ayah dan juga pamannya serta pemuda itu yang berada di belakangnya.

" Wei Ying.. ini kamu. " ucapnya pelan. Lelehan bening meluncur dari matanya. Hal ini sontak membuat sang empu nama terkejut untuk kedua kalinya.

Sosok tuan muda yang tak tersentuh, pendiam dan penyendiri kini menangis dihadapannya. Wei Wuxian, wanita muda ini bahkan bertanya dalam batinnya tentang tangisan Lan Wangji. Apa itu tangis bahagia atau sedih ? Entahlah dia tak mengerti karena satu-satunya penerjemah muka datar ini hanyalah kakaknya seorang.

Lan Wangji memeluk Wei Wuxian meski cukup susah karena perut Wei Wuxian yang mulai membesar. Dia lupa akan sosok kecil yang tengah digendong Wei Wuxian dan berakhir menangis karena ia terhimpit dua orang. Lan Wangji segera melepas pelukannya, maniknya bergulir menatap bayi kecil itu. Kulitnya putih, wajahnya memerah karena menangis, pipinya bulat, rambutnya yang pendek sehitam arang, ketampanan dan keimutan berpadu menjadi satu dengan sorot mata yang teduh. Jangan lupakan maniknya yang berwarna abu persis seperti milik Wei Wuxian. Siapapun pasti akan mengira jika bayi itu adalah putranya.

Lan Wangji memperhatikan setiap gerakan Wei Wuxian yang lembut dalam menenangkan bayi itu. Cukup terampil meski kadang terlihat kaku. Hanya butuh 5 menit bagi itu sudah terdiam, sesekali ia menggumamkan sesuatu sembari bermain dengan rambut Wei Wuxian yang dapat dijangkaunya. Setelah bayi itu tenang, Wei Wuxian baru meminta mereka semua untuk duduk tapi tidak dengan Lan Wangji yang bersujud didepannya.

" Lan Zhan bangun ! Apa yang kau lakukan ! " suara Wei Wuxian cukup keras, meminta agar pria itu segera bangun dari posisinya.

Tapi Lan Wangji adalah Lan Wangji. Dia sosok yang keras kepala. Keluarganya tahu betul sifatnya yang satu ini.

" Ini harus. Aku tahu ini terlambat, tapi aku ingin meminta maaf atas segala perbuatanku padamu. Tak apa bila Wei Ying marah atau membenciku karena itu pantas kudapatkan. " ucap Lan Wangji dalam posisinya.

Dia paham betul apa yang dilakukannya sebenarnya tak pantas untuk dimaafkan. Merebut mahkota seorang gadis, membuatnya hamil tapi ia lupa akan apa yang dilakukannya. Meski itu pengaruh Arak tapi setidaknya saat diingatkan melalui mimpi, harusnya ia percaya, tapi malah ragu dan menganggapnya sebagai bunga tidur.

Bao Feng yang mendengar pernyataan Lan Wangji itu mengepalkan tangannya menahan amarah. Tentu dia marah karena Wei Wuxian yang sudah dianggap sebagai saudarinya itu mengalami berbagai kesulitan karenanya. Dia tak mengira jika kakak sepupu yang dimaksud oleh Wei Wuxian dalam ceritanya itu adalah Lan Wangji. Sosok pendiam yang ternyata menyesatkan. Itu pikirnya.

" Bangun sebelum aku ikut berlutut ! " ancam Wei Wuxian. Ini hanya gertakan semata sebenarnya. Karena Wei Wuxian sedang menggendong seorang bayi, belum lagi perutnya yang cukup besar karena memasuki 6 bulan itu membuatnya susah untuk sekedar membungkuk.

" Tidak. " jawab Lan Wangji. Dia masih berkukuh untuk mempertahankan posisinya.

" Lan Wangji. Bangun atau aku tak akan pernah mau menemuimu selamanya. " ancamannya berubah tapi ini sukses membuat Lan Wangji berdiri. Raut wajahnya melukiskan kerumitan, tapi melihat wajah Wei Wuxian yang menekuk membuatnya takut.

Boy Into GirlTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang