30. Chongyang

336 37 18
                                    

Usai bertemu dengan orangtuanya didalam alam bawah sadarnya, Wei Wuxian terbangun dan merasakan getaran aneh dari kalung yang terpasang di lehernya. Kalung itu berkedip merah, menandakan bahaya besar mengancam pasangannya, Lan Wangji. Dengan hati-hati, dia menyelinap keluar dari kamarnya di istana Xingxing, berusaha untuk tidak menarik perhatian siapa pun. Dia tahu bahwa waktu sangat berharga, dan setiap detik yang terbuang bisa berakibat fatal.

"Persetan dengan larangan. Aku harus menyelamatkan Lan Zhan," bisiknya pada dirinya sendiri saat dia melangkah cepat namun tenang menuju pintu keluar. "Semoga aku bisa sampai tepat waktu."

Wei Wuxian telah lama merasakan kehadiran kalung itu sebagai tanda peringatan. Kalung ini bukan hanya hiasan biasa, itu adalah kalung yang dibuatnya sebagai penanda bahaya. Namun, kali ini, kalung itu berkedip merah dengan intensitas yang lebih kuat daripada sebelumnya.

"Apa yang terjadi disana?" Wei Wuxian bertanya pada dirinya sendiri sambil berlari lebih cepat. "Mengapa kalungnya semakin berkedip merah?"

Dia tahu bahwa kalung itu hanya berkedip merah ketika ada bahaya besar yang mengancam Lan Wangji. Wei Wuxian telah melihat hal ini sebelumnya, dan dia tahu bahwa dia harus segera bertindak.

___

Wei Wuxian berhasil keluar dari istana tanpa seorang pun menyadari kepergiannya. Dia melintasi koridor yang sepi, hanya terdengar suara langkah kakinya yang lembut di atas lantai marmer. Ketika dia mencapai pintu utama, dia berhenti sejenak untuk memastikan tidak ada penjaga yang mengawasi. Dengan satu gerakan cepat, dia melangkah keluar dan menghilang ke dalam kegelapan malam.

Di dalam kamar Wei Wuxian, Wen Qing tiba dengan harapan untuk berbicara dengannya. Namun, ketika dia membuka pintu, dia terkejut melihat kamar itu kosong.

"Wei Wuxian?!" serunya kaget. Dia melangkah masuk dan meraba kasur tempat Wei Wuxian tidur. Kasur itu dingin, menandakan bahwa pemiliknya telah pergi cukup lama.

"Wen Qing, apa yang terjadi?" tanya Jiang Yanli yang sedang menggendong bayi Wei Wuxian ketika dia mendengar keributan itu. "Tunggu- dimana A-xian? Kenapa kamarnya kosong?"

"Dia kabur," jawab Wen Qing sambil menggigit bibirnya. "Kita harus tetap tenang dan mencari tahu di mana dia berada."

Namun, meski para penjaga mencari ke seluruh istana, mereka tidak dapat menemukan jejak Wei Wuxian. "Lapor, Nona Xian tidak ditemukan dimanapun. Dia mungkin sudah keluar dari dimensi wilayah Xingxing," salah satu penjaga berspekulasi.

Wen Qing mengepalkan tangannya dengan marah. "Wei Wuxian, gadis bodoh Aku sudah menganggapmu sebagai adikku Kenapa kau selalu bertindak sembrono? Kau pasti menuju ke area perang!"

___

Sementara itu, Wei Wuxian telah tiba di depan pintu masuk gua Xuanwu yang terletak di Gunung Muxi, wilayah sekte Wen. Dia berdiri sejenak, mengenang kembali semua kenangan pahit dan manis yang terkait dengan tempat ini.

"Gua ini persis seperti yang aku ingat," gumamnya pada diri sendiri sebelum melangkah masuk dengan hati-hati. "Aku harus mengambil apa yang menjadi milikku dulu."

Di dalam gua tersebut, terdapat Yin Hufu—benda ciptaan miliknya yang berasal dari pedang yang tertanam di tubuh kura-kura Xuanwu. Monster pembunuh bersisik keras ini adalah tantangan terbesar dalam hidupnya sebelumnya.

Wei Wuxian tahu bahwa untuk mendapatkan pedang itu, dia harus memancing kura-kura Xuanwu keluar dari persembunyiannya. Dengan suara tenang dan penuh percaya diri, dia mulai memanggil makhluk itu dan mengores tangannya untuk mengeluarkan darah. Monster kura-kura itu sangat peka terhadap bau darah jadi dia pasti akan keluar dari tidurnya.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Sep 21 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Boy Into GirlTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang