Revenge 5

780 140 9
                                    

Alvaro membawa Elora menuju meja yang memang biasa ia dan teman-temannya tempati, meja panjang pas dipojokan, tidak ada seorang pun yang bisa duduk dimeja itu tanpa seizin dari mereka. Alvaro memiliki 2 teman, tidak lebih dari itu, mereka sudah seperti saudara.

Ada Sebastian Tanady, pria yang biasa disapa Aseb padahal dikenal dengan nama Tian, pria dengan dengan senyuman manis layaknya kelinci namun berbanding terbalik dengan tubuhnya paling kekar diantara mereka bertiga, lalu ada Abimanyu Batara, suka dipanggil Bima tapi oleh kedua sahabatnya dipanggil Nyunyu, pria dengan mata monolid sipit yang langsung hilang kalau tersenyum, pria paling friendly. Jika Sebastian dipanggil Aseb, Abimanyu dipanggil Nyunyu maka Alvaro dipanggil Alpha oleh mereka, emang cuma nama panggilan Alvaro yang keren.

Alvaro mendudukkan Elora disampingnya dan berhadapan dengan 2 sahabatnya yang langsung memainkan alis mereka begitu melihat Elora hingga membuat satu-satunya gadis dimeja itu kikuk.

"Jangan jadi orang bego, lo bikin dia mikir kalo kalian berdua tuh tolol." Cecar Alvaro.

"Sianjir, bukannya dikenalin dulu malah diomelin." Sahut Bima tak terima.

"Kenapa mesti kenalin ke lo berdua? Useless." Ujar Alvaro begitu tajam hingga membuat Bima memandang pria tampan itu dengan tatapan tajam siap menghajar tapi yang jelas mereka hanya bercanda.

"Kenalin, gue Sebastian, panggilannya Tian atau Tayang." Sebastian langsung menjulurkan tangan kanannya dihadapan Elora tanpa menghiraukan kedua sahabatnya yang tengah beradu tatapan laser.

"Elora." Ujar Elora pelan sambil menyambut tangan Aseb.

"Mulus banget tangan lo beb, jadi doyan genggam lama-lama, genggamable mah tangan lo ini, pas di tangan gue." Lanjut Sebastian membuat Elora bingung mau merespon apa.

PLAKKK

Tangan Sebastian terpukul, tak perlu tanya siapa sudah pasti Alvaro.

"Nggak usah pegang-pegang, najis." Ujar Alvaro tak terima.

"Sakit ogeb." Sebastian mengelus punggung tangannya yang ditepuk oleh Alvaro tadi.

"Lagian lo megang-megang punya orang, ya jelas aja dilepok." Sahut Bima membela Alvaro, "Kenalin gue Abimanyu, panggil aja Bima." Bima berujar sambil menggenggam tangan Elora yang berada diatas meja, emang mulut dan tindakan tidak ada yang sesuai.

"Lo juga setan. Berdua udah punya pacar juga masih mata keranjang, gue laporin sepupu gue mati lo berdua." Alvaro langsung menyentak tangan Bima yang menggenggam tangan Elora hingga genggamannya terlepas, "Panggil dia Nyunyu, dia Aseb." Ujar Alvaro dengan tegas dan membuat Elora heran.

"Jadi gue mesti manggil dia Nyunyu bukan Bima? Terus ini Aseb bukan Tian?" Tanya Elora memastikan.

"Nggak, nggak, nggak, manggil gue Tian enak aja Aseb." Sahut Sebastian tak terima.

"Emak gue potong tumpeng yah kasih nama gue Abimanyu enak banget lo ngubah jadi Nyunyu, lo kira penyu?" Bima ikutan protes.

"Terus nama lo manggil Alvaro apa?" Elora memandang 2 pria yang berada dihadapannya.

"Alpha, soalnya dia pewaris tunggal perusahaan Alpha kan, lagian namanya Alvaro jadi cocok aja manggil Alpha." Jelas Bima.

"Lah, nama panggilan dia kok bisa cakep gitu, mana bisa gitu." Ujar Elora tak terima, "Gue manggil lo Janda aja kali yah?"

"Janda darimana anjir?" Sebastian bahkan sampai terkekeh.

"Alvaro Vijendra, jendra, janda."

Sebastian dan Bima bahkan sudah tertawa terbahak mendengar perkataan Elora, Elora juga terkekeh kecil sementara Alvaro memandang tajam ketiganya.

Revenge - (Vrene Lokal) - ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang