Elora dan Alvaro sudah berada di mobil menuju sekolahan, jujur saja Elora masih merasa kurang nyaman terlebih saat mengetahui jika video dimana ia dikira membuli Ivana dan juga video dimana ia dihajar wanita lain beredar di medsos membuat Elora yang merupakan seorang introvert was-was.
Padahal Alvaro sudah memastikan video-video itu telah di-takedown dari internet tapi itu tidak menjamin bahwa orang-orang tidak menyimpan video itu dalam ponsel mereka maupun dalam memory mereka, Elora bukan takut image-nya hancur tapi lebih pada ia tak suka menjadi pusat perhatian.
"Lo yakin masih sanggup sekolah?" Tanya Alvaro membuyarkan pikiran Elora.
"Masihlah, kan cuma luka dikit doang, lagian dokter juga bilang nggak ada masalah apa-apa kok." Sahut Elora.
"Hm, kalo ada apa-apa kabari gue langsung dan entar istirahat diem dikelas aja, biar gfue yang kesana."
"Astaga Al, gue baik-baik aja, masih bisa jalan ke kelass lo kok, atau kita ketemu dikantin aja."
"Diem di kelas lo aja, gue nggak terima bantahan."
Lalu keduanya pun kembali diam sampai Alvaro memarkirkan mobilnya ditempat biaasa dan tentu saja mereka langsung menjadi pusat perhatian, apalagi ketika Alvaro membukakan pintu untuk Elora dan mereka bisa melihat dengan jelas pelipis Elora yang diperban, berarti video yang tersebar itu benar, tapi mereka tidak ada yang berani mengatakan apapun, tentu saja hanya didepan Elora dan Alvaro.
Jika sebelumnya Alvaro dan Elora akan berpisah saat sudah menaiki tangga maka kali ini berbeda, Alvaro bahkan menghantarkan Elora sampai kelasnya dan memastikan bahwa gadis itu duduk dengan baik dimejanya, aura yang Alvaro keluarkan sangat dingin hingga teman sekelas Elora pun hanya bisa menahan napas dan tidak bersuara ketika pria itu memasuki kelas mereka.
"Jangan lupa, tetep dikelas entar." Alvaro berujar dengan tegas lalu mengelus puncak kepala Elora lembut sebelum keluar dari kelas Elora, disaat itulah teman sekelasnya baru bisa bernapas lega.
"El, video itu bener?" Tanya gadis yang duduk disebelah Elora, Fanny.
"Ehm, salah paham doang, lo kan tau sendiri gue bukan orang yang suka berurusan sama orang lain apalagi cari masalah."
Fanny menganggukkan kepala membenarkan hal itu, memang benar El sangat jarang mau berurusan dengan orang lain bahkan jika ada kerja kelompok pun Elora tak masalah jika harus mengerjakan sendiri, itu bukan hal yang sulit untuknya tapi tentu tidak benar. Elora adalah satu-satunya orang yang ia kenal yang jarang berurusan dengan orang lain jika bukan mengenai pelajaran dan satu hal lagi yang Fanny pahami dari teman sebangkunya itu, gadis itu tak suka mencampuri urusan orang lain dan begitu juga sebaliknya, ia juga bukan orang yang mau membuang waktunya untuk menjelaskan pada orang lain bahwa ia benar.
Lalu tak lama bel pun berbunyi yang menandakan pelajaran akan dimulai untuk beberapa jam kedepan sampai tak terasa bel pun sudah berbunyi untuk istirahat, Elora sedang memegang kepalanya yang sedikit berdenyut mungkin karna luka pada pelipisnya atau mungkin karna hari ini pelajaran biologi yang menggunakan bahasa latin untuk tumbuh-tumbuhan dan hewan, memusingkan kepalanya.
Suasana yang tadinya ramai langsung hening seketika saat Alvaro dan 2 kacut dibelakangnya memasuki kelas 11 IPA 1, ketiganya langsung berjalan menuju kursi Elora yang masih tak menyadari kehadiran ketiganya.
Bima langsung menangkup wajah Elora hingga membuat gadis itu tersentak kaget, "Ya Tuhan bebeb Elora, pelipismu..." Heboh Bima saat melihat pelipis kanan Elora yang tertutup perban.
Tapi itu tak berlangsung lama karna Alvaro dengan cepat melepaskan kedua tangan Bima dari wajah Elora.
"Sakit yah El? sini akang cium. muu..muu..muu..." Sebastian memajukan bibirnya hendak mendekati Elora seperti ingin mencium gadis itu sementara Elora sudah memadang dengan horror.
Belum sempat itu terjadi Alvaro sudah memasukkan kedua jarinya pada lubang hidung Sebastian sebelum membuat pria itu mencium jari bekas lubang hidungnya sendiri.
"Anjing!" Sebastian bereaksi dengan heboh sementara sang pelaku hanya cuek seolah tak melakukan apapun dan malah memandang ke arah Elora.
"Pusing?" Tanya Alvaro karna ia menyadari saat gadis itu masih memegang kepalanya.
"Dikit. Yuk, laper." Elora bangkit berdiri hendak berjalan sebelum Bima dan Sebastian dengan cepat berdiri dikedua sisi Elora dan memegang kedua tangan Elora layaknya patru kerajaan lalu membawa Elora keluar dari kelas begitu saja.
"Lepasin tangan Elora." Ujar Alvaro dibelakang namun tak dihiraukan oleh kedua pria itu dan parahnya Elora juga tak merespon, ketiganya terus berjalan sampai denting ponsel kedua pria itu berdering tanpa henti hingga membuat Bima dan Sebastian berhenti dan mengeluarkan ponsel mereka, mata keduanya membulat saat melihat layar ponselnya, sumpah serapah dari pacar mereka yang sedang LDR, sepupu Alvaro, pria dibelakang mereka itu mengirimkan foto dimana keduanya sedang memegang tangan Elora dan mengirimkannya pada kekasih mereka. Wah, betrayals.
"Alpha anjing!" Teriak mereka berdua heboh sementara Elora tak mengerti apa-apa hanya bisa berdiri dengan bodoh melihat bagaimana kedua pria yang memegang tangannya tadi malah sudah sibuk menelepon seseorang, kesempatan itu digunakan Alvaro untuk meraih tangan Elora dan membawanya ke kantin.
"Lo apain mereka?" Tanya Elora pelan, ia masih tak menyadari jika tangannya sedang dalam genggaman Alvaro.
"Kasih pelajaran buat nggak megang sesuatu yang bukan milik mereka." Jawab Alvaro dengan santai tapi Elora masih tak mengerti.
Sesudah sampai dikantin hanya tinggal Alvaro dan Elora yang berada dimeja tempat biasa mereka, Elora sama sekali tak melihat keberadaan Bima dan Sebastian, ia ingin bertanya tapi merasa itu bukan sesuatu yang harus ia ketahui, akhirnya Elora hanya bisa diam sambil menikmati makannya dengan Alvaro,.
"Entar lo nginep lagi?"
"SSSTTTT..." Elora menutup mulut Alvaro cepat-cepat, "Pertanyaan lo bisa menggirinh opini publik kalo gue bukan cewe baik-baik." Cicit Elora sambil memajukan bibirnya.
Alvaro memutar matanya malam, "Jadi, masih atau nggak?"
"Nggak ah, gue balik aja, nggak enak sama orangtua lo."
"Santai aja kali, lagi mereka juga suka sama lo."
"Nggak ah, malu. Btw entar lo masih nganter gue buat ngajarkan?"
"Hm."
Setelah itu tak ada lagi pembicaraan diantara mereka.
TBC
Belom ada yang mesra-mesra nih, slowburn.
Wkwk
Sabar yah guysAeilsyIr
![](https://img.wattpad.com/cover/310645899-288-k278311.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Revenge - (Vrene Lokal) - END
Fanfic"Lo bisa balas dendam, dia bisa lakuin hal itu ke lo dan lo bisa lakuin hal yang sama ke dia, buat mereka menyesal." Elora jadi tertarik dengan perkataan Alvaro, "Gimana caranya?" "Jadi pacar gue, bikin mantan lo itu menyesal karna udah mutusin lo...