Seperti perkataan Silvia waktu itu, akhirnya Elora dan Alvaro resmi menikah hari ini, hanya Silvia, Julian dan Anita yang menjadi saksi, Silvia dan Julian menyuruh Anita untuk tidak memberitahu suaminya Dhani tentang pernikahan Elora dan Alvaro, wanita baya itu harus menutup mulutnya rapat-rapat ddan Anita berjanji untuk tidak membertahu siapapun.
"Sayang." Panggil Alvaro yang baru saja memasuki kamar dan mendapati Elora tengah mengerjakan tugasnya di meja belajar.
"Hm?" Elora hanya berdeham tanpa menatap Alvaro, suaminya itu, ah ia sudah menyandang status sebagai istri sekarang.
"Masih lama ngerjain tugasnya?"
"Kenapa? Mungkin sekitar 30 menit lagi." Sahut Elora dengan santai sambil mengerjakan tugasnya.
"Hanya bertanya, by the way, lo nggak niat buat dinas malam ini?"
"Dinas? Dinas apaan?"
"Ehm, malam pertama El, kan kita udah sah, waktu itu kan belum."
"Next time ya Al, lagi haid."
"Yaelah, kenapa mesti haid diwaktu begitu sih, jadi batalkan malam pertamanya."
"Kan hari itu udah dibayar dimuka duluan."
"Tapi kan ini mau nyicil lagi, duh terus gue malam pertama nge-solo nih?"
"Duh, lo ribut, gue nggak konsen, mending lo keluar." usir Elora, yah Elora + haid + mood swing = Alvaro's dead. mau tak mau Alvaro pun keluar dari kamarnya, pria berstatus suami baru itu memutuskan untuk berenang saja dibelakang sembari menunggu Elora selesai mengerjakan tugasnya.
Alvaro dan Elora memang tetap tinggal di mansion bersama Silvia dan Julian, mereka tidak diijinkan untuk tinggal sendirian karna Silvia dan Julian akan kesepian padahal kedua orangtua itu lebih sering berada diluar negri daripada dimansion, hingga pada akhirnya Elora dan Alvaro yang akan berakhir kesepian.
Tanpa terasa Alvaro suddah berenang selama 1 jam, akhirnya ia pun segera keluar dari kolam renng sambil menggunakan bathrobe-nya, ia mencari keberadaan isttrinya dikamar, saat ia masuk ia bisa melihat Elora sedang sibuk dengan laptopnya.
"Belum kelar juga?" Alvaro bertanya begitu memasuki kamar mereka.
"Soal Erico sama gue disekolahan belum kelar yah?" mata Elora tak berpindah dari laptopnya.
"Masalah? Maksud lo soal yang diruang 307 itu? Bentar gue mandi dulu." Alvaro langsung masuk ke kamar mandi begtu saja.
Begitu keluar ia mendapati Elora sudah menggigiti kuku-kuku jarinya dengan gemetaran, Alvaro langsung menghampiri istrinya itu.
"Apa yang terjadi?" Alvaro menarik tangan Elora agar istrinya itu tidak menggigit kuku jarinya.
Elora memandang suaminya dengan ketakutan dan kepanikkan, "Itu bukan gue." Ujar Elora sambil menunjukkan layar laptopnya yang menampilkan video vulgardimana wajah perempuan dalam video itu di edit menjadi wajahnya dan juga menampilkan banyak foto-foto bagian tubuhnya, seperti betis, kaki, paha, punggung, leher, tangan, dan wajah Elora, entah darimana foto-foto itu berasal, tapi Elora tau itu bagian tubuhnya.
Alvaro mengeraskan rahangnya,darahnya mendidih, kepalanya serasa mau meledak dan ia siap menghajar siapapun yang telah melakukan ini pada istrinya. Baru saja mereka menikah dan hidup tenang selama beberapa hari tapi sekarang gangguan baru sudah datang disaat gangguan yang sebelumnya pun belum terselesaikan.
"Al, trust me, it's not me." Elora berujar dengan nada ketakutan, matanya sudah memerah seperti ingin menangis.
"I know baby, I know. jangan dipikirin, gue bakal urus semuanya, tenang okay." Alvaro menjauhkan laptop Elora dari jangkauan Elora dan membawa istrinya kedalam pelukannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Revenge - (Vrene Lokal) - END
Fanfiction"Lo bisa balas dendam, dia bisa lakuin hal itu ke lo dan lo bisa lakuin hal yang sama ke dia, buat mereka menyesal." Elora jadi tertarik dengan perkataan Alvaro, "Gimana caranya?" "Jadi pacar gue, bikin mantan lo itu menyesal karna udah mutusin lo...