Revenge 19

666 126 37
                                    

Tak terasa sudah 1 minggu setelah kejadian Ivana dituntut oleh Alvaro tentu saja itu berpengaruh pada jabatan sang ayah, bahkan sang ayah berulang kali mendatangi Elora untuk meminta maaf tapi setiap kalo Elora mencoba membicarakannya pada Alvaro, pria itu tetep kekeh tak mau mencabut tuntutan yang pada akhirnya ayah Ivana harus membayar denda besar, meskipun tidak sampai turun jabatan tapi tetap saja nama naik dan image-nya sudah rusak.

Apa Elora senang? Tentu saja tidak, karna baginya yang harus merasakan itu Ivana dan ibunya bukan sang ayah, karna pria baya itu tak pernah menyakitinya. Tapi siapa yang bisa melawan Alvaro?

"Bebeb El, ikutkan buat acara camping lusa?" Bima menumpukan dagunya pada tangan kanannya sambil memandang penuh damba pada Elora yang duduk di hadapannya.

"Ehm, iya, lo pada juga pergikan?" Elora memasukkan sesendok mie goreng ke mulutnya sebelum merespon.

"Makan dulu baru ngomong." Omel Alvaro di samping Elora sambil membenarkan rambut Elora yang hari ini dibiarkan tergerai, "Karet lo mana sih?"

"Ketinggalan." Sahut Elora yang tak peduli dengan apa yang pria itu lakukan pada rambutnya ia sibuk menikmati mie gorengnya.

"Ikut dong. Entar bebeb El bobo sama Tian yah." Sebastian menggoda Elora, memang sudah menjadi kebiasaan keduanya untuk menggoda Elora kapanpun ada kesempatan, bagi mereka itu sebuah hiburan juga mereka ingin melihat bagaimana cemburunya sang Alpha.

"Enak aja, sama Bima dong." Bima memukul lengan Sebastian tak terima sementara mereka sudah ditatap tajam oleh Alvaro yang tengah memegang rambut panjang Elora selagi gadis itu makan.

"Elora lo dipanggil ke ruang guru sama Pak Darim." Ujar seorang siswi yang menghampiri meja mereka hingga membuat Elora menghentikan makannya.

"Oh ok, thanks btw." Respon Elora, gadis itu lantas berdiri namun di tarik kembali oleh Alvaro hingga wajah mereka sangat dekat.

Elora bahkan sudah menahan napas juga detak jantungnya yang tak karuan, bayangkan saja ia hanya berjarak 4cm dari wajah Alvaro, mereka bahkan seperti orang yang mau berciuman tapi Alvaro hanya membersihkan bibir Elora,

"Belepotan." Ujar Alvaro, pria itu tak tau saja suara beratnya, aroma tubuhnya, sentuhannya, semuanya membuat hati seorang Elora tak karuan.

Sedangkan Nyunyu dan Aseb sudah saling berpegangan tangan melihat skinship dadakan dari pasangan kekasih di depan mereka.

Elora mengerjapkan matanya beberapa kali sebelum kembali berdiri tegak dan berjalan begitu saja menuju ruang guru, sebisa mungkin ia menenangkan hatinya yang berdetak tak karuan juga bisa dipastikan wajahnya yang memerah.

Begitu sampai di kantor guru ia tidak menemukan Pak Darim sama sekali, malah hanya ada Erico disana, Elora pun hendak keluar dari ruang guru saat tiba-tiba tangannya ditahan oleh Erico.

"Gue, gue yang mau ngomong sama lo." Ujar Erico cepat.

Elora mencoba melepaskan tangannya dari pegangan Erico dan untungnya pria itu melepaskannya.

"Gue.. gue mau minta maaf sama lo, El." Erico menatap Elora yang berdiri dihadapannya tapi gadis itu hanya diam, untuk itu Erico kembali bersuara, "Gue mau kita kayak dulu, bisakan El?"

"Maksud lo?"

"Iya, gue pengen kita setidaknya berteman, jangan karna putus hubungan perteman juga hilang."

"Buat apa?"

"Gue nggak nyaman harus nggak ngomongan sama lo. Gue udah terbiasa selalu ngomong sama lo, tukar pikiran, berbagi cerita, lagi hubungan kita juga nggak sebentar, setidaknya kalo kita nggak bisa barengan at least masih bisa bertemen."

Revenge - (Vrene Lokal) - ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang