Revenge 24

698 121 10
                                    

Alvaro langsung bangkit dari duduknya saat mengetahui Elora tertidur dibahu Sebastian, sedari tadi ia memang memperhatikan ketiga orang itu dan tentu ia tau bahwa kedua curut, Nyunyu dan Aseb tengah membicarakannya tapi ia enggan mendekati mereka, entahlah ia masih merasa kecewa pada Elora tapi ia juga khawatir.

Alvaro berjalan mendekati ketiganya terlihat bahwa Elora memang sudah benar-benar tidur dibahu Sebastian.

"Lo sih, pacar sendiri ditinggal jadi nyandar sama gue kan." Ejek Sebastian.

"Udah demam dia, kasih panadol, lo punya nggak?" Bima juga ikutan bersuara. 

Tapi bukannya merespon perkataan keduanya Alvaro hanya berjongkok didekat Elora dan langsung menyelipkan kedua tangannya pada perpotongan leher dan juga lutut Elora, bisa ia rasakan tubuh Elora yang menghangat, benar kata Bima, gadisnya sudah demam, Hello, maksudnya mantan kekasih bohongannya kali yah.

"Bilang sama yang lain gue bawa Elora ke dokter." Ujar Alvaro seperti sebuah perintah bagi keduanya.

"Hello, mas, ini di hutan lo mau bawa ke dokter mana? Lagian dia cuma demam, minum obat sama istirahat juga udah bisa sembuh." Ujar Bima.

"Lagian macem bawa mobil aja." Sahut Sebastian seolah lupa jika ia sedang berhadapan dengan Alvaro, tentu saja ia bisa, tak tau saja mereka jika sedari tadi Alvaro sudah menyuruh orang untuk mengantarkan mobil pribadinya ke dalam hutan.

Tanpa menjawab keduanya Alvaro menggendong Elora dengan mudah hingga membuat kebanyakan siswa-siswi yang sedang berkumpul memandang kearahnya tapi siapa yang berani bertanya. Dengan langkah tegas ia melangkah menuju tempat mobilnya terparkir, Elora yang sedang tidur pun tanpa sadar telah menyamankan posisinya dalam gendongan Alvaro.

"Al, I'm sorry." Racau Elora dalam tidurnya tanpa sadar hingga membuat Alvaro berhenti melangkah dan menatap gadis yang tertidur dalam gendongannya ini, secuil hatinya merasa tercubit mendengar racauan gadis ini, ia merasa bersalah karna membuat Elora sampai seperti ini bahkan dalam keadaan sakit dan tidur pun gadis ini masih merasa bersalah padanya.

Alvaro mengeratkan gendongannya pada tubuh Elora lalu kembali berjalan menuju mobilnya, begitu sampai di dekat mobilnya sang supir langsung membukakan mobil untuk tuannya, dengan mudah Alvaro pun masuk kedalam bersama Elora dalam gendongannya.

"Segera ke villa dan panggilan dokter." Perintah Alvaro pada sang supir yang segera dilaksanakan.

------

Alvaro sedang duduk disofa didalam kamar sambil memandang Elora yang tengah tertidur, ia sudah di periksa dan dokter bilang Elora hanya demam  karna kehujanan terlalu lama juga stress berlebihan. Untuk keduanya Alvaro menyalahkan dirinya sendiri, seandainya ia menurunkan egonya pasti Elora tidak akan sampai sakit seperti ini, Alvaro menyesal sekarang.

Alvaro menatap heran Elora saat gadis itu duduk dengan mata terpejam dan mulai melepaskan jaket yang ia pakai sendiri, kemudian ia berjalan menuju pintu kamar dan keluar begitu saja, Alvaro tentu panik terlebih saat Elora hanya memejamkan mata, Elora terus berjalan menuju kamar mandi lalu masuk ke dalam dan langsung memutar keran air hingga membuat tubuhnya basah kuyup, Alvaro langsung panik, ya Tuhan gadis itu sedang demam kenapa pula bermain air pikirnya, dengan cepat Alvaro meraih tubuh Elora dan bisa ia lihat kedua mata Elora masih terpejam, apa ini? Elora tidur sambil berjalan?

"El?" Panggil Alvaro untuk memastikan tapi Elora tak menjawab sama sekali hingga Alvaro pun yakin bahwa Elora memang sedang tidur.

Alvaro kembali membawa Elora menuju kamar dan ia dibuat pusing dengan pakaian Elora yang basah, ia tak mungkin membiarkan Elora tidur dengan baju basah, jangankan saat sakit seperti sekarang bahkan jika Elora sedang sehat pun Alvaro tidak akan menbiarkan baju gadis itu basah saat tidur, ia ingin menggantikannya tapi bagaimana?

Revenge - (Vrene Lokal) - ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang