Revenge 6

721 136 21
                                    

Alvaro berjalan dengan ransel yang tersampir dipundak kanannya, ia jalan dengan penuh kharisma mengabaikan 2 kacut dibelakang yang sibuk berbicara, siapa lagi kalau bukan Nyunyu dan Aseb, jika siswa yang lain sibuk menuruni tangga untuk pulang maka ketiganya malah berjalan menuju kelas Elora, membelah kerumunan yang berlawanan arah, tah perlu takut tersenggol karna secara otomatis siwa lain akan membuka jalan untuk ketiganya.

Begitu sampai di kelas Elora, bisa dilihat gadis itu sedang berbincang dengan siswi lain hingga membuat Alvaro enggan untuk memanggil gadis itu karna terlihat mereka sedang berdebat.

"Udah gue bilang, gua nggak selingkuh dari Erico." Elora terdengar begitu frustasi.

"Lah, terus kalo lo nggak selingkuh kenapa lo udah deket aja sama Alvaro, lo sadar nggak sih kalo orang-orang udah ngomongin lo."

"Iya terus masalahnya dimana sih? Gue udah bilang gue nggak selingkuh, gue deket sama Alvaro pas gue udah putus, yang bikin spekulasi kalian terus yang sibuk kalian, ini hidup gue woi."

"Ya setidaknya kalo lo mau deketin Alvaro mikir dong, lo tuh baru putus, masa udah deket aja sama cowo lain, lo kek cewe murahan tau nggak, apalagi hubungan lo sama Erico tuh nggak bentar." Sewot gadis yang berdiri menjulang dihadapan Elora.

Elora diam memandang gadis itu tak percaya, "Denger ya Jue, gue tau lo sodaranya Erico, gue nggak peduli lo mau berspekulasi apa soal gue deket sama Alvaro, itu hak lo tapi lo harus inget, itu hidup gue, gue yang jalani sendiri dan lo tuh harus sadar diri, otak lo tuh bisa mikir apa aja tapi kewajiban lo buat mikir sebelum lo ngomong, lo sehebat apa ngomong kalo gue cewe murahan?" Napas gadis mungil berkacamata itu terdengar sangat berat, juga dadanya yang naik turun menandakan bahwa ia tengah emosi.

"Lo! Emangkan lo murahan makanya baru putus lo langsung deketin Alvaro."

"Sekali lagi mulut lo itu ngejelekin Elora, gue nggak akan tinggal diem." Suara baritone Alvaro langsung membuat Juedyth terdiam membeku, wajahnya pusat pasi.

"Hebat banget yah, seorang cewe yang terkenal kalem, anggota osis yang katanya jadi panutan malah begini mulutnya." Ejek Sebastian dengan nada meremehkan.

"Rela jelekin temennya sendiri karna belain kakak sepupunya, emang osis lagi nggak sibuk yah sampe bisa ngurusin soal kehidupan orang lain. Ngatain cewe lain murahan, gue aja sebagai cowo nggak pernah jelekin cewe cuii, ini malah cewe jelekin cewe lain, wanjir." Sahut Bima.

"Gue nggak akan bersikap baek ke lo hanya karna lo cewe, anggota osis atau sepupu dari Erico, I don't give a fuck about that. Jadi sebaiknya lo jaga mulut lo, sikap lo, dan jangan pernah cari gara-gara sama Elora, lo tau gue nggak pernah maen-maen sama ucapan gue." Ujar Alvaro dengan tegas.

Tanpa mengatakan apapun Juedyth langsung pergi begitu saja keluar dari kelas hingga meninggalkan mereka berempat. Begitu Juedyth menghilang dari mata mereka Elora memandang ketiga pria itu bergantian sambil tersenyum kecil, "Thanks." Ujarnya pelan.

"Sans El, tapi by the way, lo bisa emosi juga yah." Sahut Bima.

"Ya bisalah, lo kira Elora apaan? Patung pancoran yang diem aja waktu dibilang gitu, dia manusia, geblek." Sebastian langsung menjawab dengan nyolot.

"Woles anjing, lagian gue nggak pernah liat Elora marah woi, jangankan liat, denger aja nggak pernah." Bima membela dirinya sendiri.

"Mending lo orang diem, lagian ngapain sih ikut gue kesini." Alvaro kembali mengeluarkan suaranya.

"Loh, kita kan mau liat pujaan hati." Jawab Sebastian tanpa salah hingga membuat Alvaro mengangkat tangannya hendak menjitak pria itu namun segera dihindari.

"Iye, iye, kita balik deh balik." Bima menengahi, "Bye Elora bidadariku." Lanjut Bima sebelum kabur berdua bersama Sebastian menghindari pukulan Alvaro sambil cekikikan sementara Elora hanya tersenyum kecil, kedua pria itu berhasil menaikkan mood-nya yang sedang jelek tadi.

"Ayo, gue masih harus ngajar les." Ujar Elora pelan begitu sudah berjalan mendekati Alvaro yang memasang wajah sangar.

"Hm." Hanya itu respon yang dikeluarkan Alvaro, lalu keduanya pun berjalan bersisian menuju parkiran.

------

Kedekatan Elora dengan Alvaro sudah seminggu dan pastinya seluruh makhluk hidup disekolah sudah tau akan kedekatan mereka, beberapa ada yang mendukung hubungan mereka karna keduanya sama-sama pintar , cantik dan tampan, badboy bertemu goodgirl, IPS dan IPA, bagi mereka itu kombinasi yang tepat, tapi tak sedikit juga yang menyayangkan hubungan Erico dan Elora yang kandas, mereka masih berharap couple goals itu masih bisa rujuk.

Namun tentu saja tak ada yang berani bersuara, karna Alvaro pastinya, orang bodoh mana yang mau mengantarkan hidupnya ke neraka hanya untuk mengomentari hubungan Elora dan Alvaro, tidak ada, tidak ada makhluk sebodoh itu.

Alvaro sedang santai di lantai 3, diruangan khusus untuknya dan kedua sahabatnya, Nyunyu dan Aseb, ketiganya sedang sibuk bermain mobile legends bersama saat tiba-tiba pintu ruangan khusus mereka digedor secara brutal.

"Alvaro, Alvaro, please, Elora lagi berantem sama Ivana di kelas Elora." Ujar seorang gadis yang entah siapa itu dengan panik dari luar pintu.

Tentu saja hal itu membuat Alvaro langsung bangkit dari duduknya tak memperdulikan game yang tengah mereka mainkan dan langsung keluar dari ruangan khusus mereka, begitu juga dengan Bima dan Sebastian.

Tanpa mengucapkan apapun pada gadis yang memberitahunya, Alvaro langsung melangkahkan kakinya menuju lantai 2, dimana kelas Elora berada, bisa dilihat kerumunan orang-orang yang tengah sibuk beradu badan ingin melihat Elora yang katanya tengah berantem dengan Ivana. Dengan langkah tegas dan cepat Alvaro, Bima dan Sebastian membelah kerumunan untuk bisa masuk ke kelas Elora.

Begitu sampai bisa mereka lihat bagaimana tragisnya perkelahian yang terjadi, Elora terlihat sedang duduk diatas tubuh Ivana sambil menjambak kuat rambut panjang yang sudah kacau milik Ivana dengan tangan kirinya sementara tangan kanannya mencekek leher Ivana dan kedua lututnya menahan kedua tangan Ivana agar gadis primadona itu tak bisa melawan.

Bima dan Sebastian bahkan sudah sibuk mengeluarkan ponsel mereka dan mengabadikan moments langka itu, sementara Alvaro hanya diam memandang kedua gadis itu, sampai suara Erico terdengar.

"Apa-apaan ini? Elora! Lo gila?" Erico langsung menghampiri Elora dan Ivana hendak memisahkan keduanya dengan menarik Elora tapi belom sempat itu terjadi tangan kekar milik Alvaro sudah merengkuh pinggang Elora dan mengangkat gadis yang sedang emosi itu dengan mudah hingga siksaannya pada Ivana terlepas begitu saja, sementara itu Erico pun langsung membantu Ivana untuk bangun, keadaan primadona sekolah itu benar-benar kacau dan terdapat banyak luka sana sini.

TBC

Biarkan di hidup di rl berjalan semestinya tapi di dunia orange ini biarkan kita tetap berimajinasi. Vrene taerene forever ❤️

AeilsyIr

Revenge - (Vrene Lokal) - ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang