Revenge 34

699 102 17
                                    

Sepulang sekolah Alvaro dan Elora dibuat kaget dengan kehadiran seorang wanita yang nggak mereka kenal, belum lagi tatapan tajam dari Silvia dan Julian yang membuat sepasang suami istri itu memandang ketiganya dengan tatapan aneh.

"Anak brengsek!" Silvia langsung menghampiri Alvaro dan memukul kepala putra tunggalnya.

"ADUH! Apaan sih ma?" Keluh Alvaro sembari memegang kepalanya bekas ppukulan sang mama.

"Kau masih bertanya ada apa setelah apa yang kau lakukan?"

"Ma, kenapa sih? Aku nggak ngerti mama ngomong apa." Keluh Alvaro sementara Elora berusaha menahan sang ibu mertua agar tak kembali menghajar sang suami.

"Kau menghamili wanita lain saat kau sudah beristri bajingan." Julian berkata dengan penuh penekanan dan kemarahan.

DAMN!

Elora melepas pegangan tangannya dari sang mama mertua, ia menatap wanita tak dikenal yang berada diantara mereka, wajahnya menunjukkan ketidakpercayaan sementara Alvaro memandang semuanya penuh tanya.

"Apa maksud papa?" Alvaro kembali mengeluarkan suaranya.

"Wanita ini, hamil, anakmu, bajingan brengsek." Setiap perkataan dilontarkan dengan penuh penekanan oleh Julian.

"Bisa-bisanya kau menghamili wanita lain saat kau sudah memiliki istri, mama tak pernah membesarkanmu untuk menjadi seorang bajingan." Silvia kembali menyerang Alvaro dan kali ini Elora tak lagi berusaha menahan sang mama mertua.

"Mana mungkin aku seperti iotu ma, astaga kenapa mama begitu percaya pada wanita yang bahkan kalian tidak kenal dibandingkan anak kalian sendiri." Ujar Alvaro tak mau kalah, matanya memandang Elora yang sudah mendekati wanita yang tidak mereka kenal itu.

"Maafkan aku, maafkan aku." Ujar wanita tak dikenal itu dengan air mata yang sudah mengalir diwajahnya.

"Sudah berapa lama?" Tanya Elora dengan nada bergetar.

"6 weeks. Maafkan aku, aku tak tau jika Alvaro sudah menikah, kami sama-sama mabuk malam itu."  Wanita itu hendak memegang tangan Elora tapi Elora mundur beberapa langkah lalu matanya menatap kearah sebuah foto diatas meja yang semakin membuat Elora sakit hati, foto yang menunjukkan Alvaro dan wanita itu tengah tidur diatas ranjang dengan selimut yang menutupi tubuh mereka, Elora tak bodoh, ia jelas tau itu suaminya, ia juga tau mereka sama-sama telanjang didalam sana, tak Elora pungkiri jika dalam foto itu terlihat keduanya memang mabuk karna wajah keduanya yang sudah memerah karna alkohol.

"Sayang, sayang, sayang, dengerin gue, itu nggak bener, cewe ini bohong." Alvaro menghampiri istrinya berusaha menjelaskan namun ia dia buat kaget dengan wajah Elora yang sudah dipenuhi airmata.

"Sekarang gue tau kenapa waktu ulang tahun Bima waktu itu lo nggak balik ke rumah, lo main sama cewe lain dibelakang gue, apa karna gue cuma nyuruh lo nunggu sampe kita lulus baru kasih lo jatah dan lo nggak tahan sampai akhirnya lo tidurin cewe lain?" 

"Sayang, nggak, percaya sama gue, semuanya bohong, cewe ini bohong, gue nggak pernah tidur sama dia, dan yah gue emang nggak balik ke rumah waktu ultah Nyunyu karna gue mabuk, tapi sumpah gue nggak tidur sama cewe ini atau cewe mana pun, trust me love." Alvaro mengikis jaraknya dengan Elora, istrinya tidak menghindar sama sekali untuk itu Alvaro hendak menggapai istrinya namun yang terjadi selanjutnya adalah tamparan keras di pipinya yang dilakukan oleh Elora, istrinya.

"Bajingabn banget tau nggak lo, udah jelas-jelas ada bukti ini Al dan lo masih berkilah?" Elora menunjukkan foto Alvaro yang tidur bersama wanita itu, "I thought you love me but you don't." Elora berujar begitu lemah.

Wanita hamil itu hanya bisa menangis, tak menyangka jika perbuatannya beberapa waktu lalu mampu membuat suasana semakin ruyam, Silvia dan Julian pun hanya bisa menahan amarah masing-masing karna sebenarnya yang berhak marah disini adalah Elora, istri dari anak semata wayang mereka.

"I love you El, gue bener-bener cinta sama lo, sumpah demi apapun, gue nggak tau darimana dia bisa dapat foto ini tapi gue sama sekali nggak tidur sama cewe manapun." 

"ALVARO! Lo mabuk, lo yang bilang sendiri tadi dan lo bisa jamin kalo lo nggak tidur sama cewe manapun, lo mana inget Al, lo mabuk, lo mabuk, LO MABUK!" Elora memukul dada Alvaro berulang kali.

Alvaro tidak menolak ataupun menghindar sama sekali saat Elora memukulnya, pria itu sakit, sakit melihat airmata istrinya yang jatuh karnanya, tapi sumpah demi apapun seingatnya ia tak pernah tidur dengan wanita manapun, bahkan waktu ultah Nyunyu waktu itu, ia hanya mabuk dan dibawa tidur ke kamar oleh Nyunyu dan Aseb, bangun-bangun ia memang dalam keadaan telanjang karna menurut Nyunyu dan Aseb ia muntah, hanya itu yang ia ingat.

"Lo bajingan, gue benci lo." Elora meninggalkan mereka semua dan berlari menuju kamarnya dan menguncinya begitu saja, Alvaro hendak mengikuti langkah istrinya tapi sang papa menahannya.

"Pertanggungjawabkan apa yang udah lo lakuin sama wanita ini." Perintah sang papa tanpa bisa diganggu gugat.

"Mama akan segera mengurus perceraianmu dengan Elora, kau membuat putri kesayangan mama menangis disaat kau berjanji hanya ada airmata bahagia yang akan jatuh dari mata indah itu, mama kecewa denganmu Al." Silvia ikut meninggalkan yang lainnya menuju kamarnya sendiri.

"Al." Panggil wanita hamil itu yang bahkan Alvaro tak tau siapa namanya dan sekarang wanita tak dikenal ini mengaku hamil anaknya, yang benar saja.

"Maafin gue, sepertinya kita sama-sama mabuk waktu itu, tapi please gue butuh pertanggungjawaban dari lo." Cicit wanita itu.

"Nggak, gue nggak bisa kasih lo apa-apa karna gue nggak pernah lakuin apapun sama lo." Ujar ALvaro begitu tegas.

"Please Al, meskipun lo nggak inget bukan berarti kita nggak lakuin, buktinya sekarang gue hamil karna perbuatan kita malam itu dan juga please, bukan cuma istri lo aja yang tersakiti, pacar gue juga, gue juga. Tapi gue nggak bisa lakuin apapun, gue cuma butuh pertanggungjawaban dari lo." Ujar wanita itu dengan frustasi.

"Gue nggak bisa kasih lo sesuatu atas apa yang nggak gue perbuat, terserah lo mau bikin cerita gimana tapi gue yakin 100%, gue nggak pernah tidur sama lo, even gue mabuk, gue juga nggak mungkin mau tidur sama wanita lain selain istri gue, teerserah apa yang mau lo lakuin sama anak dan kehamilan itu, tapi bukan gue ayah dari anak yang lo kandung."

"ALVARO!" Julian mengeluarkan amarahnya begitu mendengar perkataan sang anak. "Kau akan mempertanggungjawabkan apa yang telah kau lakukan pada Cecilia." Ah, ternyata nama wanita itu Cecilia.

"Suka atau tidak suka, kau harus bertanggungjawab atas perbuatanmu padanya." Ujar Julian penuh amarah.

"Papa gila? Aku sudah punya Elora." Ujar Alvaro dengan frustasi.

"Kau yang gila, kau yang menghamili wanita lain disaat punya istri, seharusnya kau sadar akan hal itu. Temui papa jika kau sudah berpikir matang, papa dan mama akan segera mengurus perceraianmu, tak ada bantahan, setidaknya Elora dan dirimu tidak hamil dan tak ada yang mengetahui pernikahan kalian jadi tidak akan sulit mengurusnya." Julian berjalan meninggalkan mereka setelah menyelesaikan perkataannya.

"ARGHHHH!!!" Alvaro mengeluarkan amarahnya dengan berteriak hingga membuat wanita yang bernama Cecilia itu merasa ketakutan, apalagi ia ditinggal sendirian dengan Alvaro.



TBC


HAHAHAHA
Setelah semalem-semalem happy, sekarang malah emosi lagi.


AeilsyIr

Revenge - (Vrene Lokal) - ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang