Tangan Alvaro masih berada di pinggang Elora secara posesif dan manis secara bersamaan, pria itu memastikan bahwa Elora tidak menyerang lagi, Alvaro tidak tau apa yang sudah terjadi hingga Elora bisa menyerang Ivana secara brutal tapi ia yakin itu sesuatu yang kelewatan dan Alvaro tidak merasa simpati sedikit pun pada Ivana, padahal keadaan mantan kekasihnya itu tampak begitu kacau, bekas cakaran dimana-dimana, seragam yang sudah kotor dan lusuh, rambut yang tak tertata dan mata yang berair karna pasti gadis itu menangis.
Alvaro mengecek keadaan Elora, hanya sekilas tapi ia bisa melihat emosi yang masih menggebu-gebu dikedua mata bambi yang sering tertutupi kacamata itu, ngomong-ngomong soal kacamata, Alvaro tak tau dimana kacamata Elora berada. Alvaro mendesis pelan saat melihat goresan yang mengeluarkan darah di leher Elora, bekas cakaran pastinya, untungnya tidak banyak darah yang keluar.
"Apa yang kalian lakukan, bisa-bisanya gadis-gadis seperti kalian berkelahi disekolah." Ujar Erico dengan tegas sambil memegang lengan Ivana, menahan agar gadis yang dalam keadaan kacau itu tidak jatuh.
Mendengar perkataan Erico dengan jelas namun Elora enggan memberikan respon dirinya sibuk memandang Ivana yang berada disisi Erico dengan tatapan tajam, cemburu? Tentu saja tidak, lebih pada marah, emosi dan kecewa.
"Lo juga Elora, lo tuh anak beasiswa, panutan sekolah, kalo gini ceritanya bisa-bisa beasiswa lo ditarik atau lo bisa dikeluarin dari sekolah, emang lo mau?" Erico menatap Elora dengan tajam, pria itu bahkan meninggikan suaranya, sementara Elora bisa melihat Ivana mengeluarkan smirk kecil seolah ia menang karna Erico membelanya.
"Lo tuh ketua osis tapi tolol tau nggak? Lo nggak liat ini kelas berapa? Kelas 11 IPA 1, cewe disamping lo itu kelas berapa? 11 IPS 3, jadi siapa yang nyari masalah?" Sahut Elora tak terima karna secara tak langsung Erico menyalahkannya atas keributan yang terjadi.
Perkataan Elora membuat Erico terdiam, begitu juga dengan para penonton yang kepo diluar kelas sana, sementara Bima, Sebastian dan Alvaro mengulum senyum, baru kali ini Erico, sang ketua osis dipermalukan oleh seorang gadis di depan umum yang parahnya merupakan mantannya sendiri.
"Lo berdua ikut gue ke kantor BK." Titah Erico dengan tegas sambil membawa Ivana keluar dari sana.
Sementara Elora ia masih mencoba menenangkan emosinya.
"You good?" Tanya Alvaro dengan lembut namun yang ditanya hanya menganggukkan kepala.
"Minum dulu El." Bima mengambil botol Elora dari mejanya dan memberikannya pada si pemilik yang langsung diterima, sedangkan Sebastian sibuk mengipasi Elora dengan buku tulis yang entah kapan ia ambil.
"Ayo, gue anter ke BK." Alvaro menggenggam tangan Elora lembut lalu keduanya berjalan keluar dari kelas menuju ruang BK.
"Bubar, bubar, bubar!" Seru Bima pada yang lainnya.
"Macem nggak ada kerjaan aja, bubar lo pada!" Sebastian ikut mengusir kerumunan.
Setelah itu keduanya pun berjalan menuju ruang BK yang letaknya ada dilantai 1. Mereka berdua bisa melihat Alvaro sedang berdiri didepan kantor BK yang langsung saja mereka hampiri.
-----
Didalam ruang BK terlihat seorang wanita baya yang dikenal dengan nama Bu Maria sedang duduk sambil menatap kedua anak didiknya lalu matanya beralih pada Erico.
"Coba jelaskan apa yang terjadi?" Tanya Bu Maria , guru BK yang pastinya sangat killer.
Namun tak ada satu pun dari kedua gadis itu yang mengeluarkan suara hingga membuat Bu Maria kembali bertanya, kali ini dengan nada yang lebih tinggi hingga membuat Ivana tersentak namun berbeda dengan Elora yang terlihat santai saja.
KAMU SEDANG MEMBACA
Revenge - (Vrene Lokal) - END
Fanfiction"Lo bisa balas dendam, dia bisa lakuin hal itu ke lo dan lo bisa lakuin hal yang sama ke dia, buat mereka menyesal." Elora jadi tertarik dengan perkataan Alvaro, "Gimana caranya?" "Jadi pacar gue, bikin mantan lo itu menyesal karna udah mutusin lo...