Hari ini adalah hari sabtu yang artinya Elora tidak memiliki jadwal mengajar namun ia masih bingung mesti melakukan apa karna Alvaro mengatakan ia harus latihan basket setelah pulang sekolah, padahal Elora juga enggan berada di rumah terus, tidak nyaman dengan sang paman.
"Lo yakin nggak mau kemana-mana hari ini?" Tanya Alvaro sambil mengemudikan mobilnya untuk mengantar Elora pulang, meskipun nanti dia ada latihan basket tapi tetap saja ia bersikeras untuk mengantar Elora pulang.
"Lo mesti latihankan? Nggak apa, gue dirumah aja." Ujar Elora pelan padahal ia tak ingin berada dirumah terus.
Begitu sampai dirumah Elora, Alvaro pun menghentikan mobilnya.
"Thanks Al." Elora pun lantas turun dari mobil dan dibuat heran saat melihat Alvaro juga ikut turun dari mobilnya.
"Lo kenapa turun?" Elora menatap Alvaro saat sudah berdiri disamping pria tinggi itu.
"Buru siap-siap, temani gue latihan." Ujar Alvaro santai.
"Ha? Ngapain?"
"Jadi lo mau di rumah aja?"
"Nggak, nggak, nggak, gue ikut." Sahut Elora dengan cepat, "Tapi lo mesti ijin kayak biasa."
Alvaro menganggukkan kepala lalu keduanya pun memasuki rumah sederhana milik Dhani, paman Elora.
"Lo duduk dulu, mereka kayaknya lagi jaga supermarket." Elora langsung melesat ke dapur dan tak lama kemudian gadis berkacamata itu sudah kembali dengan sekaleng soda ditangannya, ia dengan santai memberikannya pada Alvaro yang duduk disofa sederhana diruang tamu.
"Gue masih sempet mandi nggak?" Tanya Elora sambil menatap Alvaro.
Pria itu menganggukkan kepalanya tanpa melihat jam untuk memastikan apakah benar atau tidak, pria itu sudah sibuk meneguk soda kalengan yang diberikan Elora padanya, melihat respon Alvaro langsung membuat Elora melesat ke kamar dan segera mengambil pakaiannya dan masuk ke kamar mandi.
Alvaro sibuk melihat sekeliling rumah Elora hanya dengan duduk disofa, tubuhnya boleh diam tapi mata dan otaknya benar-benar mengamati seluruh sudut ruangan.
Alvaro pikir akan butuh waktu lama menunggu seorang gadis untuk bersiap tapi nyatanya hanya 10 menit Elora sudah berada dihadapannya dengan celana panjang jeans dan kaos hitam, tak lupa rambutnya ia ikat cepol tinggi-tinggi dan kacamata bulatnya.
"Ayo." Ujar Elora sambil menyampirkan totebag ke pundak kirinya.
"Lo nggak mandi?" Alvaro menatap jam tangan mahalnya.
"Ha? Mandilah, gila aja gue nggak mandi, emang sabunnya nggak kecium yah?" Elora menjawab dengan sewot.
"Cepet banget anjir." Jawab Alvaro dengan jujur, padahal dari kejauhan ia juga bisa mencium aroma sabun, parfum dan lotion yang dipakai Elora, satu yang Alvaro kenal dari Elora, gadis itu selalu wangi, bukan wangi manis vanilla atau buah seperti gadis yang lain, ia sering mencium aroma fresh, floral, musk dan Alvaro nyaman dengan aroma itu, tidak membuat hidung dan kepalanya sakit.
"Gue takut lo nunggu kelamaan. Bukannya dipuji malah diejek nggak mandi." Elora mencibir.
Alvaro memutar bola matanya lalu berjalan keluar dari rumah diikuti Elora dari belakang lalu berjalan menuju supermarket yang letaknya hanya 70 meter dari rumah Elora, jangan tanya kenapa tidak menggunakan mobil, jaraknya dekat jadi lebih efisien menggunakan kaki, olahraga sekalian.
Alvaro membukakan pintu supermarket dan membiarkan Elora masuk terlebih dahulu sebelum dirinya, matanya langsung tertuju pada seorang pria baya yang langsung menjatuhkan tatapan matanya pada Elora, pria baya itu adalah Dhani, paman Elora, pria yang menikah dengan ibu sambung Elora, Anita.
KAMU SEDANG MEMBACA
Revenge - (Vrene Lokal) - END
Fanfiction"Lo bisa balas dendam, dia bisa lakuin hal itu ke lo dan lo bisa lakuin hal yang sama ke dia, buat mereka menyesal." Elora jadi tertarik dengan perkataan Alvaro, "Gimana caranya?" "Jadi pacar gue, bikin mantan lo itu menyesal karna udah mutusin lo...