Alvaro terbangun di kamar tamu dan ia menyadari hari telah bergantiu, ia sungguh berharap semua hanyalah mimpi tapi nyatanya tidak, yang kemarin itu nyata, ada seorang wanita yang bernama Cecilia mengaku hamil anaknya dan sekarang pernikahannya dengan Elora diujung tanduk sudah.
Pembicaraan Alvaro dan Cecilia semalam tak membuahkan hasil hingga pada akhirnya Alvaro menyuruh wanita hamil itu pulang karna Alvaro tidak bisa berpikir jernih, beruntungnya wanita hamil itu mengerti.
Alvaro melihat ponselnya yang telah menunjukkan pukul 4 sore, ia sungguh terpuruk hingga baru bisa tidur jam11 pagi tadi, dengan langkah cepat ia berjalan keluar dari kamar tamu dan segera berjalan menuju kamarnya dengan Elora, begitu masuk kedalam kamar, tentu saja istrinya itu tak terlihat disudut ruangan manapun dan matanya langsung melihat kearah meja rias dimana ada sebuah surat dan pulpen disana, rahangnya mengeras, perasaannya tak karuan, kepalanya rasa mau meledak dan ia mengepalkan tangannya, surat perceraian, yang sudah ditandatangani oleh Elora.
Dengan langkah cepat Alvaro langsung mengambil kunci mobilnya, mengendarai mobilnya untuk mencari keberadaan Elora dengan panik, tidak, ia tidak mau bercerai dari istrinya, membayangkan saja tidak pernah, Alvaro begitu mencintai Elora mana mungkin ia mau melepas istrinya itu hanya karna sesuatu yang masih ia yakini bahwa ia tidak melakukannya, tidak akan pernah Alvaro lepaskan Elora.
Alvaro mencoba menghubungi istrinya namun tentu langsung disapa oleh operator, ia mencoba mencari Elora ke tempat-tempat yang biasa mereka datangi, yang ia pikir Elora akan datangi, menghubungi semua orang yang ia kenal menanyakan keberadaan Elora tapi nihil, 6 jam Alvaro mencari Elora dengan frustasi dan tak membuahkan hasil, ia juga sudah menghubungi mama dan papanya tapi kedua orangtuanya itu malah kembali mengomelinya dan mengatakan wajar jika Elora kabur. Nope, Elora tidak boleh kabur darinya, Elora hanya miliknya, Alvaro begitu berjuang untuk mendapatkan Elora sampai mau membuat fake relationship dengan Elora dengan iming-iming revenge hanya untuk mendapatkan Elora, dan setelah menikah mana mungkin Alvaro mau selingkuh dari istrinya itu, meskipun Elora tidak mau memberinya jatah, tak masalah karna bukan sex yang Alvaro harapkan dari Elora, ia hanya ingin Elora terus bersamanya, menjadi miliknya, selamanya.
Alvaro menghentikan mobilnya dipinggir jalan dengan wajah frustasi, ia menyandarkan kepalanya pada stir mobil untuk menenangkan pikirannya dan mencari solusi sampai dentingan ponselnya menarik perhatiannya, sebuah nomor tak dikenal mengiriminya sebuah pesan gambar, Alvaro membuka gambar itu dan ia semakin frustasi, bagaimana tidak, Elora yang berada dalam foto itu, sepertinya pingsan dengan tubuh terikat pada sebuah kursi kayu.
Alvaro mencoba melacak nomor pengirim dan ia menemukan sebuah lokasi rumah kosong yang letaknya sekitar 1 jam dari tempatnya berada, dengan cepat Alvaro pun langsung melesatkan mobilnya kesana. Jika butuh 1 jam maka Alvaro bisa sampai ditempat itu hanya dalam waktu 30 menit, ia terlalu khawatir akan keadaan istrinya hingga ia mampu sampai dilokasi lebih cepat.
Sekarang sudah hampir jam 11 malam dan Alvaro bisa melihat rumah kosong itu besar dan benar-benar gelap tanpa penerangan sama sekali, Alvaro tak peduli dengan apa yang akan ia hadapi didalam sana yang penting adalah menyelamatkan nyawa istrinya maka dari itu Alvaro tanpa rasa takut langsung melangkah masuk ke rumah kosong itu.
Rumah kosong itu ternyata cukup besar untuk Alvaro periksa dan sialnya ponselnya mati karna kehabisan daya hingga Alvaro sama sekali tak bisa menemukan penerangan yang mampu membantunya mencari keberadaan Elora dengan cepat terlebih hari sudah malam dan Alvaro benar-benar berada dalam ruangan yang gelap sendirian, atau tidak.
Dengan perlahan dan menggunakan insting dan pencahayaan yang minim hanya dibantu oleh cahaya rembulan Alvaro memeriksa ruangan satu persatu namun sampai semua ruangan ia datangi pun ia tak menemukan keberadaan istrinya, Alvaro semakin panik apakah istrinya dalam keadaan baik-baik saja atau.... tidak pasti Elora baik-baik saja, Alvaro yakin itu meskipun hati kecilnya juga merasa khawatir.
KAMU SEDANG MEMBACA
Revenge - (Vrene Lokal) - END
Fanfic"Lo bisa balas dendam, dia bisa lakuin hal itu ke lo dan lo bisa lakuin hal yang sama ke dia, buat mereka menyesal." Elora jadi tertarik dengan perkataan Alvaro, "Gimana caranya?" "Jadi pacar gue, bikin mantan lo itu menyesal karna udah mutusin lo...