chapter eighteen

463 56 0
                                    

"Is the world really beautified by the fact that man thinks it beautiful? He has humanized it that is all."


-

Pop

Hermione dan Draco ber-apparate disebuah gang. "Kau yakin ini aman?" Tanya pria itu, memperhatikan sekelilingnya.
"Tidak juga, ayo cepat sebelum kita ketahuan." jawab Hermione, meraih lengannya.

Keduanya berjalan keluar ke jalan-jalan London yang ramai dan melihat sekeliling. Terlihat sangat ramai.

"Dimana restaurannya?" Draco bertanya. Hermione mengedarkan pandangan di sepanjang jalan London hingga dia menemukan bangunannya. "Ikuti aku."

Mereka berjalan berdekatan dan Draco meletakkan tangannya di punggung Hermione untuk memastikan bahwa mereka tidak tersesat di antara kerumunan.

"Kita sudah sampai." seru Hermione, memandang bangunan dihadapan mereka. Bangunannya cukup besar dan penuh dengan pengunjung namun tempatnya terlihat nyaman. "Nama?" Pria di belakang meja reservasi bertanya.

"Hermione Granger, meja untuk dua orang." gadis itu tersenyum. Pria dibelakang meja mengangguk dan mengarahkan mereka untuk masuk saat Draco masih sibuk memperhatikan sekeliling ruangan. Dia tidak pernah mengunjungi restauran Muggles.

Pelayan itu membawa mereka menuju sebuah meja yang berada disisi kiri restauran. Hanya ada beberapa pasangan disana- keluarga ditempat pada sisi lain restauran.

Draco menarik kursi untuk Hermione yang kini mengangkat alisnya melihat tindakan pria itu. "Aku masih mampu melakukannya, Draco." gadis itu tertawa. Semburat merah muda merayap di lehernya begitu pria itu menggumamkan permintaan maaf dan duduk dikursinya. "Kebiasaan Malfoy, sulit di hilangkan."

Seorang pelayan membawa dua daftar menu untuk mereka. Daftar yang satu berada ditangan Draco dan kini dia tengah memperhatikannya- dia bahkan tidak tahu setengah dari hal itu apa. "Granger? Apa yang kau rekomendasikan?" Draco bertanya, membaca menunya.

"Pizza adalah kesukaanku waktu remaja. Aku bahkan selalu kesini setiap bulan dulu dan aku selalu memesan menu yang sama Pizza Margarita." Jawab Hermione, senyum tipis tersungging di bibirnya saat dia mengingat kenangan itu.

"Apa kalian berdua akan memesan?" pelayan bertanya sambil mengeluarkan penanya. "Satu margarita pizza dan segelas air." jawab Hermione, menaruh kembali menunya di meja.  Pelayan itu mulai mencatat pesannya dan kini beralih pada Draco, "Bagaimana denganmu, Tuan?"

"Sama kan saja dengannya" senyum Draco. Pria itu jarang tersenyum tetapi Hermione yakin yang tadi hanyalah sopan santun. Senyumnya bahkan tidak menyentuh mata.

"Granger," Draco menjeda ucapannya menunggu Hermione menatapnya. "Apa ini adalah kencan?"

Hermione mengerutkan dahinya dan memandang pria dihadapannya. "Apapun yang pikirkan, kau bisa menganggapnya begitu ."

"Kupikir aku akan menganggap ini kencan." ujar pria itu, menyeringai begitu Hermione memelototinya. Namun demikian Hermione tetap tersenyum dan mengangguk, "Baiklah kencan kalau begitu, tapi dengan satu syarat."

"Selalu mengambil kesempatan." gerutu Draco. Hermione tertawa dan pria itu hanya menggelengkan kepalanya, "Apa syaratnya?"

"Syaratnya mudah." Hermione mulai menjelaskan dengan seringai diwajahnya, "Kau hanya perlu memanggilku Hermione."

-

"Pizzanya benar-benar luar biasa!" seru Draco saat dia kembali mengambil satu suapan pizza dengan garpunya. "Kemari." Hermione tertawa saat tangannya menyebrangi meja dan membersihkan sudut bibir Draco menggunakan napkin.

soulmates [indover] by irwinqTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang