chapter twentyfour

412 47 0
                                    

"My throat still burns from when i swallowed all the things i wish i told you."


-

Ketika Draco terbangun, dia menemukan dirinya tergeletak di sebuah kasur, setengah sisi kasur itu kosong. Dia seketika terbangun dan mengedarkan pandangannya, menyadari Hermione tak ada di sana.

Kemeja yang dia pakai semalam terlipat rapi di sudut kursi tapi tetap saja, tidak ada jejak gadis itu.

Draco bangkit berdiri dan mengusar rambutnya. Dia bisa mendengar suara yang terendam di balik dinding jadi dia berjalan melewati koridor dan menuju ke dapur.

Pansy sedang duduk di meja makan dengan sebuah majalah dan segelas kopi dan Blaise sedang memasak sesuatu di atas kompor. Hermione, tetap tidak ada di sana.

"Dimana Hermione?" Tanyanya, menyilangkan tangannya.
"Dia sedang sakit kepala jadi Blaise mengantarnya untuk mendapatkan beberapa bahan ramuan dari Diagon Alley." Jawab Pansy, tidak mengalihkan matanya dari majalah.

Draco mengulurkan tangannya dan meraih majalah yang membuat Pansy menatapnya tajam.  "Kau membiarkannya pergi sendirian?" Tanyanya. Pansy mengerang dan mencoba meraih kembali majalahnya namun Draco dengan cepat menghindar.

Gadis itu menghela nafas dan memutar matanya, kembali duduk di kursinya, "Yes."
Draco menjitak kepala Pansy pelan sebelum dia mengembalikan majalahnya. "Pergi bantu dia kalau begitu."Katanya.

"Apa? Kau pacarnya, harusnya kau yang pergi." cemberut Pansy.
"Pacar?" ulang Draco, "Aku bukan pacarnya - aku tidak mau jadi pacarnya."

Gadis itu mendongak menatapnya dan mengangkat alisnya, "Well? Apa yang kamu inginkan?"

Draco menghela nafas dan menarik kursi, menopang dagunya di siku. "Aku tidak tahu, oke? Aku hanya ingin bersamanya sepanjang waktu, memegang tangannya dan cuddle bersamanya di tempat tidur. Aku ingin mendengar cerita tentang hari-harinya dan aku juga ingin bercerita hal yang sama dan aku tahuhanya karena ikatan yang membuatku merasakan hal seperti ini tapi aku hanya-" pria itu berhenti, memandang meja kayu dibawahnya, "Aku tidak ingin menjadi 'pacar' bodohnya."

Pansy tersenyum sambil menggelengkan kepalanya, "Draco, kau sebenarnya baru saja menjelaskan role seorang pacar dalam sebuah hubungan, dan hal itu sangat clingy."

Pria itu menatapnya selama beberapa saat sebelum bangkit berdiri. "Aku mengantarnya ke sebuah apotik di Diagon Alley." teriak Blaise dari dapur.

Draci menggumamkan accio kemudian sebuah kaos dan kemeja abu-abu muggle melayang ke arahnya. Draco meraihnya dan segera memakainya, dengan cepat mengatakan 'Bye ke Pansy dan Blaise sebelum ber-apparate menuju Leaky Cauldron.


-

"Selamat sore, Mr. Malfoy."seorang bartender menyapa Draco begitu ia ber-apparate ke dalam gedung itu. Draco berjalan keluar ke arah dinding bata dan mengetuknya dengan tongkatnya. Seketika, tumpukan itu terbuka untuk apparate.

Dia masuk kedalam dan bertemu dengan hiruk pikuk para penyihir yang sibuk dengan shopping pagi mereka.

Draco mulai menyusuri jalanan  sebelum akhirnya dia memutuskan ke arah utara. Begitu dia sampai di sebuah apotik, dia bisa melihat Hermione tengah memandang sebuah lemari yang berisi jar yang berada di dinding sebelah jendela.

Menahan nafasnya, pria itu membuka pintu dan langsung bertemu dengan aroma tak enak perpaduan telur busuk dan kubis busuk. "Saya tidak pernah  merindukan tempat ini." Gumamnya menahan nafas.

"Draco?" panggil sebuah suara. Draco mendongak dan melihat Hermione tengah mengangkat alis ke arahnya.
"Kau baik-baik saja?" Tanya pria itu, merangkul Hermione. Gadis itu tampak sedikit terkejut tetapi dia perlahan mengangguk.

"Yeah... Aku hanya pusing jadi Blaise mengantarku untuk membeli beberapa bahan." Jelasnya. Draco menghela nafas dan mengedarkan pandangan di sekitarnya. 

"Well? Apa yang dia butuhkan?"


-

"Kau tahu apa yang bisa kulakukan?" Tanya Draco begitu mereka keluar dari toko dengan ramuan yang di butuhkan Blaise.
"Terapi intensif selama bertahun-tahun untuk pemulihanmu dan kurangnya moralitas sebagai anak muda?" jawab Hermione.

Draco terdiam dan berbalik menatap gadis itu. "Damn Granger," Draco menyeringai, "Aku ingin mengatakan kencan." Hermione memutar matanya dan mengangkat bahu. "Mungkin setelah aku mengatasi hangover ini?"

"Hanya satu kencan" Kata Draco, dengan hati-hati meraih tangan Hermione.
"Karena kita sedang di sini, aku ingin mengajakmu ke Leaky Cauldron" ajaknya. Hermione menggelengkan kepala, "Kita sedang berada di apartemenmu. Aku tidak tahu apa yang kau bicarakan."

Draco mengerutkan dahinya, "Kita sedang di apartemenku.... No, kita sedang di Diago-" tapi pria itu tidak sempat menyelesaikan ucapannya karena Hermione sudah lebih dulu ber-apparate dan mereka berakhir di dapurnya.

"Little shit." gumamnya pelan, melepaskan sepatunya.
"Sekarang Draco, bersikap baiklah dengan pacarmu." Ujar Pansy di ambang pintu. Hermione tertawa sambil memberikan ramuannya pada Blaise dan kemudian membaringkan tubuhnya di sofa.

Draco membelalak ke Pansy namun gadis itu tidak menghiraukannya.

"Aku merasa seperti sudah mabuk selama 3 bulan" Erangnya.
"Oh come on," mulai Pansy, "Kau bahkan tidak minum sebanyak itu."

"Sebanyak itu?" seru Hermione, "Aku minum lima gelas alkohol aneh. Bagaimana? Bagaimana kau mengatasinya?" Draco memindahkan kaki Hermione ke sisi satunya dan kemudian dia duduk di sana.

"Kupikir itu berkaitan dengan Pureblood. Kami punya daya tahan terhadap alkohol yang tinggi." Kata Draco.
"Itu ada dalam DNA kami. Sepertinya nenek moyang kami tahu bahwa kami harus menenggelamkan kesedihan kita secara teratur." Blaise bergabung, duduk di kursi depan sofa.

"Or.. " Mulai Hermione, "Ini pemikiranku, kalian semua pecandu alkohol yang gila."

Pansy menghela nafas putus asa, "Tidak, bukan karena itu."
"Pasti hanya karena Slytherins." Tawa Blaise.

"Kau tahu Granger," Draco menyeringai mengarahkan pandangan pada gadis itu, "Jika kau ingin nongkrong dengan kami, sebaiknya kau membiasakannya."

Hermione mengangkat alisnya dan duduk. "Atau aku putus saja denganmu dan mengakhiri hubungan ini?" Ujar Hermione, tertawa begitu mata Draco melotot.

"Atau kamu tidak bisa melakukannya!" Ujar pria itu, dengan suara yang terdengar tersinggung. "Mereka benar-benar berkencan." gumam Pansy dan Blaise mengangguk, "Setuju."

Setelah Blaise membuat ramuan untuk Hermione dan hangover-nya menghilang, gadis itu pergi ke Ministry. Dia mengajak Draco untuk ikut namun di sana ada banyak teman sekelas lama yang bekerja di Ministry.

Draco tahu tidak ada satupun dari mereka yang dapat menerima seorang mantan Death Eater berjalan-jalan dengan bebas ketika dia seharusnya 'Di kurung di penjara Azkaban'.

Dia menolaknya dengan sopan dan menghabiskan sepanjang harinya untuk memutuskan apa yang akan dia lakukan tentang fakta bahwa dia perlahan tapi pasti jatuh cinta pada Hermione Granger.


-


Hola happy bubblee....

soulmates [indover] by irwinqTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang