chapter twentyeight

354 39 0
                                    

"If you love her, remember that on bad days."


-

"Hermione?" gumam Draco. Hermione membalikkan badannya menghadap pria itu dan membuat suara "Hm" pelan.

"Aku tidak tahu, apakah Potter mengatakannya padamu," mulainya, "Tapi Hogwarts membuat sebuah acara akhir tahun seperti ball atau semacamnya."

Hermione membuka matanya dan mengerutkan dahi, "Sebuah  ball? Kenapa?" Draco terkekeh pelan dan mengangkat bahu, "Weasley-wanita mengiriminya burung hantu. Kau harus bertanya padanya untuk informasi lebih lengkap jika kau ingin pergi."

"Aku akan pergi hanya jika kau mengajakku." Katanya, tersenyum saat pria itu memeluknya lebih erat. Draco membuka mata dan menghela nafas. "Semua orang membenciku. Aku tidak yakin jika seorang mantan death eater  bergabung mereka akan senang."

Seberkas cahaya dari jendela kini menyinari wajahnya. Hemione tak pernah memperhatikan sebelumnya, tapi pria itu memiliki freckles putus-putus di sepanjang pangkal hidungnya.

Gadis itu menggelengkan kepala perlahan, "Kau lebih dari sekedar mantan death eater,Draco." kata Hermione. Pria itu dengan malas menyampirkan lengan di pinggangnya.

"Kau tumbuh menjadi seorang pria muda yang luar biasa. Kau tidak pernah gagal membuatku terkejut dengan ambisimu menjadi seorang pria yang tidak pernah berhasil ayahmu lakukan." serunya.

Dia memberikan senyum tipis pada pria itu dan setelah beberapa saat, ia mulai bangun, gerakannya terhentik ketika Draco menahan tangannya.

"Kau mau kemana?" Tanyanya, menjaga pegangannya kuat.
"Ministry." Jawab Hermione. Draco menghela nafas dan menariknya kembali perlahan.
"Tinggallah sedikit lebih lama."
"Draco, aku tidak bisa."

Pria itu menatapnya selama beberapa saat tapi itu tidak berlangsung lama hingga dia duduk di tempat tidur, seringai sombong menyebar di wajahnya.

"Apa kau akan tinggal jika aku menciummu?" Tanyanya, mengabaikan  kesabaran Hermione yang mulai berkurang.
"Mayyyyybeeeeee." Gadis itu perlahan mulai tertawa.

Draco menyeringai dan menggelengkan kepala. "Kemari." Serunya, menangkup wajah Hermione, dan menariknya mendekat. Dia menyatukan bibir mereka, memecahkan ketegangan saat Hermione mulai nyaman dalam ciuman itu.

Dia bisa merasakan getaran hangat di perutnya,  di saat yang bersamaan itu juga terasa sangat benar, itu terasa normal. Satu-satunya yang bisa dia pikirkan hanya bagaimana ini menjadi hal yang sangat ingin dia lakukan.

Ciuman manis itu berlangsung singkat. Hermione menarik diri setelah beberapa saat, kontak mata mereka tidak pernah terhenti.

"Kau sangat menggoda." erang Draco, kembali berbaring di kasurnya. Sebuah seringai menghiasi bibir Hermione sambil menggelengkan kepalanya, "Prioritas aku takut, Draco."


-

Setelah dua puluh menit berusaha bangun dengan benar, Draco pun memutuskan bangkit dari tidurnya. Dia berjalan mengitari ruang tamu diman Pansy dan Blaise tengah menonton sebuah acara Muggles.

"Apa Hermione sudah pergi?" Tanyanya, duduk di samping Blasie.
"Yeah, Dia baru saja pergi 15 menit yang lalu." jawab Blaise. Draco mengangguk dan bersandar.

Dia berusaha fokus dengan tayangan TV namun satu-satunya yang dapat dia pikirkan adalah ciuman mereka. Dia hanya ingin membelai wajah gadis itu dengan tangannya dan meninggalkan kecupan di sepanjang wajahnya, mengatakan padanya bahwa dia mencintainya sepanjang waktu.

soulmates [indover] by irwinqTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang