"You still have a lot of time to make yourself be what you want."
-
Draco terbangun begitu mendengar suara kunci gemerincing. "Aku sedang mencoba tidur." pria itu mengerang, merubah posisinya di sofa.
"Sorry Draco." Hermione menghela nafas. "Ak harus ke ministry bertemu Luna." Draco mulai bangun dan menutup matanya kembali begitu cahaya menerpanya. "Looney Lovegood?" tanyanya.
Hermione memberikan gumaman kecil sebagai jawaban sambil mengenakan sepatunya. "Berapa lama?"
"Sepertinya beberapa jam." Hermione berhenti sejenak menggunakan mantelnya, "Ada beberapa makanan di kulkas. Urus dirimu sendiri.""Baiklah, have fun" seru pria itu. Hermione tersenyum padanya dan ber-apparate dari rumahnya.
Draco baru akan beranjak dari sofa begitu ia kembali mendengar suara pop. "Apa kau melupak- Apa yang kau inginkan Weasley?"tanya Draco begitu menyadari orang itu bukanlah Hermione.
"Aku ingin bicara." kata Ron, menyilangkan tangannya. "Kau kurang beruntung Weasley, Hermione baru saja pergi."
"Sebenarnya," pria itu kembali bersuara sambil membuka sepatunya, "Aku datang untuk bicara denganmu, Malfoy."
"Pakai saja. Kau ingin bicara apa?" tanya Draco.
Ron tidak mengatakan apapun namun pria itu terlihat gelisah. "Aku datang kesini untuk meminta maaf padamu karena menjadi brengsek. Mantan pacarku membantumu dan seharusnya aku ikut senang karena faktanya itu hanya sebatas hal itu dan tidak lebih"
Draco berusaha menahan tawa mendengar kalimat terakhir pria itu, "Semuanya sudah di maafkan Weasley."
Draco sebenarnya tidak begitu peduli dengan musuh lama nomor satunya itu namun pria itu menyadari jika Ron mulai dapat menerima keberadaannya, hal itu membuat segala hal mengenai soulmate menjadi lebih mudah.
Kedua pria itu kini berdiri dalam keheningan yang penuh kecanggungan, ketika suara pop terdengar dan Harry ber-apparate.
"Ronald! Berapa kali aku bilang padamu jangan datang ke tempat ini tanpa izin Hermione!"
Draco menyilangkan tangannya dan mengangkat alisnya melihat Harry. Pria itu mengenakan sesuatu yang terlihat seperti pajamas dan rambutnya berantakan.
"Dimana Hermione?" Tanya Harry, akhirnya menyadari jika di ruangan itu hanya ada dirinya, Ron dan Draco.
"Dia ke Ministry bertemu Looney."
Harry mengerutkan dahinya sejenak tapi pada akhirnya ia hanya mengumamkan 'oh' saat menyadari orang yang di maksud adalah Luna."Baiklah, aku hanya ingin menjemput Weasley lalu pergi" katanya.
"Really, mate?" erang Ron.
"Yes. Ayo pulang Ronald."Ron melambaikan tangannya pelan sebelum Harry membuat mereka ber-apparate dari apartemen Hermione. "Pasangan yang cocok," gumam Draco sebelum kembali duduk di sofa.
-
Draco tiba-tiba bangun dari sofa dengan terengah-engah. TV di hadapannya masih menayangkan film lama yang bahkan pria itu tak ingat sejak kapan menyalakannya.
Dia menatap TV selama beberapa saat sebelum nyeri kembali menghantam dadanya.
"What the fuck." erangnya, kembali berbaring di sofa."Draco, aku- Oh sweet Merlin!"
Draco mengerang ketika dia merasakan sepasang tangan mencengkeram bahunya."Draco tenang, ada apa?"
Tiba-tiba rasa sakit itu berhenti, dia terbangun dan menatap Hermione yang kini berlutut di lantai, masih mengenakan mantelnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
soulmates [indover] by irwinq
Fanfiction"We're soulmates." ucap Draco begitu Hermione membuka pintu "Itu sangat frontal, bukankah begitu, Malfoy?" _-_ Draco Malfoy 19 dan Penuh penyesalan Hermione Granger 19 dan Penuh keinginan untuk memulai lagi. _-_ THIS STORY IS NOT MINE Saya hanya seo...