chapter thirtyseven

252 30 1
                                    

"I'm sorry that you weren't truly loved and that it made you cruel."


-

"Aku mengalami masalah, Hermione." seru Harry begitu memasuki apartemen gadis itu. Hermione mengangkat alisnya dan berdiri, "Apa semuanya baik-baik saja? Dimana Draco?"

Harry terlihat gelisah dan mengusar rambutnya, "Itulah masalahnya. Dia diculik dan aku tidak tahu dimana dia."

Warna yang ada diwajah Hermione seketika menghilang dan tubuhnya seketika jatuh kesofa. "Apa yang akan kita lakukan?" tanyanya, mulai panik.

"Tidak ada yang dapat kita lakukan, kita tidak dapat melakukannya sendiri." kata Harry. Gadis itu baru saja ingin menjawab ketika tiba-tiba, dia merasa seolah seseorang sedang menusuknya tepat didada.

Hermione berteriak dan terbaring diatas sofa, memegangi dadanya. Darah terlihat mulai memenuhi pakaiannya namun begitu dia menarik kemejanya, tak ada apapun disana.

"Draco," dia terkesiap, "ikatan sensorik. Draco dalam bahaya."
"Sectumsempra." Gumam Harry, berlutut disamping gadis itu. Hermione mendongak perlahan, nafasnya masih berat. "Iya?" gumamnya.

"Dia diserang dengan Sectumsempra. Aku tahu karena itu sama persis dengan apa yang kulihat ditahun keenam."

Hermione mulai bangkit, masih memegang dadanya. "Aku tahu dia dimana." serunya. Pertanyaan 'dimana?' tak jadi keluar dari mulut Harry ketika Hermione tiba-tiba meraih lengannya dan melakukan apparate yang membawa mereka berdua keluar dari apartemen.


-

"Draco." Bisik Hermione, berlari mendekati tubuh Draco. Pria itu tidak sadar namun dia masih bernafas.

Harry mengeluarkan tongkatnya dan mengedarkan pandangan disekitar ruang bawah tanah, lalu beralih ke Hermione ketika dia tidak menemukan apapun kecuali sebuah kuadron. "Bawa dia kembali ke apartemen. Disini tidak aman." kata Harry.
"Bagaimana jika dia semakin sekarat?" Tanyanya, meraih tangan Draco.

Harry menggelengkan kepalanya. "Kita harus mengambil resiko itu." desahnya. Setetes air mata mengalir dari mata Hermione begitu dia mengangguk dan melingkarkan tangannya di bahu Draco.

"Ada keributan apa dis-oh Bloody Potter datang untuk penyelamatan hari ini." Seru Jamie begitu masuk dari ambang pintu.
Pandangannya melewati kepala Harry dan mengangkat alisnya melihat Hermione.

"Ah, Hermione. Jadilah gadis baik dan katakan pada lovebird Slytherin itu jika Jamie bilang Hai." serunya ramah, sebuah seringai tampak di bibirnya begitu Hermione mendengus.

Harry berbalik menatap gadis itu dan menggelengkan kepalanya, "Hermione, pergi. Aku akan menangani hal ini."

"Oh, sebuah tantangan! I love it Potter, ayo lanjutkan." Seru Jamie, mengarahkan tongkatnya pada Harry. Hermione menggelengkan kepalanya, dan mengarahkan tongkatnya pada Jamie.

"Sekarang." Seru Harry tegas.Gadis itu masih diam beberapa saat untuk menentukan pilihannya namun dia langsung melakukan apparate keapartemennya begitu dia melihat Jamie mengarahkan kutukan pada mereka.

"Fuck apa yang terjadi pada si pirang?"Tanya Pansy, berjalan memasuki koridor. "Dimana Blaise?" tanya Hermione, menghiraukan pertanyaan gadis itu.

"Disini. Ada apa?" tanya pria itu.
"sihir sectumsempra." balas Hermione.

Blaise mengangguk, "Letakkan dia dimeja, aku akan mengambil ramuanku dulu."
Dengan bantuan Pansy, kedua gadis itu berusaha membaringkan tubuh Draco pada meja makan.

soulmates [indover] by irwinqTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang