"I've been hurt but i'm still alive. I will rise again."
-
Malam perayaan Ball
-
"Draco, tolong gunakan kakimu sendiri untuk berdiri." Erang Hermione saat dia berjuang untuk menahan pria itu. Draco hanya terkekeh dan dengan kikuk memeganginya.
"Kau orang asing yang sangat cantik." Katanya, mencoba menyelipkan sehelai rambut Hermione ke belakang telinganya.
"Draco, aku bukan orang asing. Aku adalah soulmatemu." dia menghela nafasnya, mulai sedikit tidak sabar.Draco menghela nafas pelan, kemudian dia tertawa. "Well bukankah aku pria yang beruntung?"
Hermione berhenti berjalan dan menatapnya, "Kau tidak akan beruntung ketika kau sadar, biarkan aku memberitahumu itu."
Pria itu mencemooh dan melepaskan diri dari gadis itu. "That's mean!" Ujarnya, dan seketika tubuhnya terjatuh.
Dia mulai berjalan sendiri namun kini ia malah tersandung tempat tidur sebelum akhirnya jatuh ke kasur.Hermione nyaris tidak melangkah melewati pintu ketika pria itu bangun dan membuka tangannya lebar-lebar, menyeringai pada gadis itu, "Peluk aku."
Hermione melotot padanya tapi dia seketika mengerang saat melihat pria itu cemberut, "Bahkan ketika kau mabuk kau masih arogan." Ucapnya, berjalan mendekati kasur. Gadis itu melonggarkan dasinya, membuka kancing atasnya dan hendak membuka kancing lain ketika Draco tiba-tiba menepis tangannya.
"Kau tidak bisa tidur seperti ini, biarkan aku setidaknya mengganti bajumu." kata Hermione. Draco mengabaikannya dan bangkit berdiri.
"Saya lebih suka sebaliknya" Gumam pria itu, menarik tubuh gadis itu ke pelukannya. Draco memberi ciuman di sepanjang tengkuk gadis itu sambil tangannya berusaha meraih zipper gaun gadis itu.
Hermione mendorongnya menjauh.
"No. Tidak saat kau mabuk." gadis itu menatapnya tajam dan dia membeku. Draco menjauhkan tangannya dan mundur kebelakang."I'm so sorry." Bisiknya, terlihat sedikit bersalah. Hermione menghela nafas dan berbalik, berniat keluar dari kamar ketika Draco mendongak menatapnya.
"Jangan tinggalkan aku, aku tidak bermaksud un-" Mulainya namun Hermione mengintrupsinya."Aku akan mengambilkanmu segelas air.Ketika aku kembali, kau harus berbaring di bawah selimut siap untuk tidur. Kau dengar?" Katanya, memberi pria itu pelototan.
Draco mengangguk dan mencoba melepaskan gesper ikat pinggangnya dengan kikuk. Hermione menggelengkan kepala dan berjalan ke dapur, tidak melewatkan kata kutukan sesekali yang keluar dari mulut bocah itu.
-
7 Jam sebelumnya
-
Waktu telah berlalu dengan sangat cepat. Sebelum gadis itu sadar, hari telah berganti menjadi waktu pesta Ball dan Hermione sedang berkeliling mencari sebuah dress di Hogsmeade dengan Ginny.
"Kurasa kita harus segera menghentikan ini." Hermione menghela nafas sambil melihat-lihat beberpa dress di rak.
"Sorry, sulit untuk memahami bahwa ini adalah tahun yang normal di Hogwarts." tawa Ginny. Hermione berbalik menatap gadis itu dan menyeringai. "Aku masih tidak percaya kau telah lulus! katanya, menjerit pelan.
Ginny tersenyum dan mengangguk, "Yep. Goal-ku berikutnya adalah menjadi seorang pemain quidditch paling terkenal di dunia."
"Dan itulah yang akan kau dapatkan setelah kita menemukan 2 gaun menakjubkan untuk malam ini."Hermione akhirnya menjatuhkan pilihannya pada sebuah gaun pesta berwarna krem. Itu lebih pendek dari gaun pesta kebanyakan, tapi dia tidak peduli. Dia menyukai lengan tipis dan pola bunganya.
Begitu kedua wanita itu selesai membayar gaunnya, Hermione dan Ginny memutuskan apparate ke apartemennya.
Ball akan mulai pada pukul delapan malam jadi dia setuju bertemu Draco di apartemennya pada pukul setengah delapan. Ginny akan bertemu Harry pada pukul tujuh.
Mereka punya satu setengah jam sebelum Ginny pergi dan akhirnya mereka berbagi tugas untuk mempersiapkan Hermione, Ginny akan mengurus rambut dan Hermione mengurus make-up.
Dia memutuskan untuk menggunakan make-up yang tidak berat- setengah dari wajahnya akan tertutup topeng.
Sedikit maskara, eyeshadow nude, dan sedikit tambahan eyeliner sudah cukup untuk memperindah matanya. Hermione hanya menggunakan lipstick cerah berwarna pink untuk bibirnya.
Ketika dia selesai dengan make-upnya, Ginny juga telah selesai dengan rambutnya. "Sudah selesai?" Tanya Hermione, mencoba untuk melirik rambutnya. Ginny beringsut sedikit saat dia mengambil pin dari meja rias.
"Belum, sedikit lagi. Berhenti bergerak." gadis itu tertawa.
Setelah beberapa saat, Ginny melangkah mundur perlahan. "Baiklah, aku selesai dengan kreasiku." Katanya.
Hermione melirik rambutnya di balik cermin dan melihat Ginny telah membuat semacam kepang disana. Meskipun terlihat agak aneh, itu masih terlihat cantik.
Setelah Hermione berterima kasih dan memeluk Ginny, gadis itu pun pergi untuk bersiap dan bertemu Harry.
Hermione memakai Dressnya dan dia selesai bersiap tetap beberapa menit sebelum jam tujuh, yang dia secara pribadi cukup terkesan dengan penampilannya.
Gadis itu duduk di ruang tamu hingga beberapa saat namun dia tak lama merasa bosan, karena itu dia memutuskan datang ke tempat Draco lebih awal dari rencana.
-
Pansy adalah seseorang yang menyambut Hermione dan mempersilahkannya masuk. Setelah memperhatikan penampilan gadis itu (dan berakat "Damn, girl") dia menjelaskan bahwa Draco masih bersiap.
Hermione berterima kasih padanya dan berjalan menuju kamar pria itu, sambil membawa topengnya.
Ketika dia masuk kedalam kamar, Draco tengah berdiri di depan cermin memasang dasinya. Hermione berjalan di belakangnya dan menyandarkan kepalanya di pundak pria itu, tersenyum ketika Draco mendongak dan menatapnya melalui cermin.
Draco berbalik menatap gadis itu dan mengambil beberapa langkah kebelakang. Hermione bisa melihat mata pria itu menyusuri tubuhnya tapi dia tidak melewatkan rona merah yang muncul di lehernya ketika mata mereka berdua.
"Kau terlihat....wow." gumamnya, membuat Hermione menyeringai sambil menggelengkan kepalanya dengan ringan, "Apa aku baru saja membuat Draco Malfoy speechless?"
Sebuah seringai muncul di bibir pria itu sambil menarik gadis itu ke pelukannya. "Kau sudah sering melakukannya berkali-kali dan sekarang kau melakukannya lagi." katanya, memberi sebuah kecupan di kepala gadis itu.
Hermione tersenyum sambil mengambil topeng Draco dimejanya dan gadis itu menyusuri desain topeng itu sebelum memakaikannya pada Draco.
"Aku tidak akan berbohong" gumam Hermione, membelai rambut pria itu perlahan. "Kau sejujurnya terlihat hot mengenakan topeng."
Draco tertawa dan meraih topeng Hermione, memasangkannya untuk gadis itu.
"Kau juga. Apa itu artinya kita akan menjadi super hot serial killers?" Tanya Draco, menyelipkan sehelai rambut ke belakang telinganya.Hermione terkekeh pelan. "Kita akan menjadi serial killer yang terlambat jika kita tidak pergi sekarang." ucapnya, menatap jjam dinding.
Draco mengangguk, "Yeah, kau benar," pria itu menghela nafas. Draco melangkah mundur dan perlahan mulai menunduk, menawarkan tangannya. "Sekarang saatnya, Miss Granger."
Hermione tertawa melihat betapa cliche-nya hal itu namun terlihat sangat lucu saat pria itu berhasil meraih tangannya, "Dengan senang hati." Balasnya dan bersama-sama apparate ke ball.
-
Hola
Mau ngomong apa yah, hmm.Nikmati aja deh....
KAMU SEDANG MEMBACA
soulmates [indover] by irwinq
Fiksi Penggemar"We're soulmates." ucap Draco begitu Hermione membuka pintu "Itu sangat frontal, bukankah begitu, Malfoy?" _-_ Draco Malfoy 19 dan Penuh penyesalan Hermione Granger 19 dan Penuh keinginan untuk memulai lagi. _-_ THIS STORY IS NOT MINE Saya hanya seo...