chapter fortysix

667 21 5
                                    

-

"Aku hanya ingin kau bahagia, bahkan walau aku bukanlah alasannya."

-

Masa Kini, Seminggu kemudian.

-

"Kau tahu, kau harus melakukan ini cepat atau lambat." ucap seorang gadis, sambil menuangkan teh.

"Aku akan melakukannya nanti," jawab seorang pria, suaranya terdengar mengejek.

Hermione memutar matanya dan menaruh gelas miliknya diatas meja, "Kurasa Lucius akan senang jika tahu anaknya bukanlah seorang werewolf." ujarnya tenang.

"Apa kau akan ke Manor bersamaku?" Tanya Draco.
"Tentu saja, jika itu yang kau mau."
"Baiklah, ayo selesaikan semua ini bersama."

-

"Apa yang kau inginkan, Draco?" Tanya Lucius. Tak ada kemarahan dan nada menuntut dalam suaranya, dia justru terlihat lelah. Kantung matanya menghitam dan pipinya semakin tirus, sepertinya dia tidak tidur beberapa hari.

"Aku hanya berpikir jika kau mungkin harus tahu putramu satu-satunya bukanlah sebuah aib."
"Kau tidak mempunyai kutukan itu?"
"Tidak. Ngomong-ngomong, Martha menitip salam."

Lucius masih terdiam dan tak mengatakan apapun. Draco mengangguk mengerti dan berbalik untuk pergi darisana, ketika tiba-tiba Lucius menarik tangannya.

"Draco, tunggu." 

Draco berbalik menatapnya dan mengangkat sebelah alis, "Apa? Kau ingin bilang jika aku tetaplah sebuah aib?" Tanyanya, menyilangkan kedua tangan.

"Tidak," Lucius menghela nafas. "Aku minta maaf, Draco. Kau tidak pernah menjadi aib bagiku, bahkan jika kau lahir dengan sebuah kutukan."


"Benarkah itu?"

"Tidak. Selama ini kita salah paham, aku minta maaf telah berbohong mengenai i-" dia terdiam sejenak sebelum berdehem. "Mengenai Martha. Aku seharusnya mengatakan semua ini padamu."

Draco mengangkat alisnya ragu, "Kau ingin aku mempercayai hal itu?" dengusnya.

Lucius mengangkat bahu acuh, "Terserah kau mau percaya atau tidak, son. Aku akan menerima semua kesalahanku. Salah satunya adalah saat aku memaksamu mengikuti sisi gelap."

"Semua yang kulakukan selama ini hanya untuk melindungimu dan juga ibu." gumam Draco datar. "Aku tahu, son" Jawab lucius sambil tersenyum tipis.

Draco ikut tersenyum sebelum berbalik untuk pergi. Saat dia mulai berjalan mendekati pintu, suara Lucius kembali menghentikannya, "Draco tunggu."

"Ada sesuatu yang ingin kusampaikan."

Draco mengangkat alisnya dan mengangguk, "Aku dan ibumu akan kembali ke Manor yang ada di perancis." Ujarnya

"Jadi? Apa sesi permintaan maaf ini adalah bagian dari salam perpisahan."

"Iya, kurasa begitu."

Lucius memberikan senyum kecil dan mengangguk, tanda bahwa Draco kini bisa benar-benar pergi.

Setelah menutup pintu ruangan ayahnya, Draco berbalik dan terkejut saat gumpalan rambut mekar menerjangnya. "Merlin, Granger." Gumamnya sambil tersenyum tipis dan membalas pelukan gadis itu.

"Bagaimana? Apa yang dia katakan? Apa kau baik-baik saja?" Tanyanya, membombardir Draco dengan banyak pertanyaan. Draco menjauhkan tubuhnya dan terkekeh, lalu ia mengecup puncak kepala gadis itu.

"Aku baik-baik saja. Dia minta maaf dan mengatakan jika dia akan kembali ke Manor keluarga yang ada di perancis bersama ibuku."

"Martha atau-"
"Narcissa. Martha memang ibu kandungku tapi bukan dia yang membesarkanku menjadi bajingan mempesona."

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Dec 10, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

soulmates [indover] by irwinqTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang