Chapter five

1K 93 4
                                    

"Many people lose the small joys in the hope for the big happiness."

-

Blaise berhasil menepati janjinya untuk mencari buku selama sepuluh menit dan Draco masih tidak dapat menemukan bukunya. Dia Dia mempertimbangkan fakta bahwa buku itu mungkin ada di suatu tempat di apartemennya, tetapi dia tahu kemungkinannya kecil.

Mungkin saja buku itu tergeletak disuatu tempat dalam Manor namun dia tidak membuang-buang tenaganya mengelilingi tempat ini hanya untuk mencari sebuah buku, jadi dia memutuskan untuk pergi ke hal terbaik berikutnya-Hermione Granger.

Selama tahun di Hogwart, gadis itu selalu berada di perpustakaan menenggelamkan hidungnya yang bodoh itu kedalam buku, jadi pasti dia akan memiliki sesuatu yang cukup baik untuk berkontribusi pada perjuangan Draco-benarkan?"

Draco dan Blaise berjalan dengan berat hati menuju ruang kerja Lucius dan kembali ke rumah menggunakan saluran floo yang sangat tidak nyaman.

Setidaknya untuk Blaise.
Rambut Draco di sisi lain cukup menderita.

"Aku sangat membenci saluran itu" dia mengerang begitu mereka keluar dari cerobong asap. "Serius? Aku rasa itu sebuah keuntungan." smirk Blaise, namun ia segera berlari menuju kamarnya sebelum Draco bisa mengutuknya.

Draco memutar kedua matanya namun dia tidak melakukan apa-apa dan dia memutuskan untuk menemui Hermione saat menyadari bahwa hari ini dia tidak akan melakukan apapun, sehingga dia bisa segera menyelesaikan masalahnya.

Jadi itulah yang akan dia lakukan.


-


Draco kini tengah mengetuk pintu Granger dan setelah tiga kali ketukan, Hermione membuka pintunya. "Uhm, Hello Granger. Aku ingin tahu apakah kau memiliki sebuah buku yang saat ini aku butuhkan."

Hermione tidak begitu terkejut ketika Draco berada di depan pintunya. Dia sudah menduga pria itu akan datang cepat atau lambat, "Apa untungnya bagiku?" tanya gadis itu, bersandar pada pintu dan menyeringai kecil ketika mata Draco melebar pada responnya.

Dengan cepat pria itu mengontrol ekspresinya, Draco memutar mata dan menyilangkan tangannya, "Aku memberikanmu gula tempo hari, bukan?"

Hermione berpikir sejenak dan mengangguk. Setelah semua ini, setidaknya pria itu mencoba bersikap baik, bukankah dia juga harus melakukan hal yang sama?

"Well.. yah mungkin saja aku memilikinya, apa judul bukunya?"

Draco melihat ke langit-langit koridor, saat dia mencoba mengingat judulnya namun dia tetap tidak bisa mengingatnya. Dia kembali menurunkan tatapannya pada Hermione dan mengangkat bahunya "Buku apa saja yang membahas Soulmate."

Dia tidak melewatkan kedipan kebingungan di mata Hermione, atau kesadarannya.

"Kenapa?" tanyanya
"Kenapa tidak?"
"Jika kau bisa menjelaskan padaku mengapa orang bodoh yang kesepian dan bajingan sepertimu, Malfoy, menginginkan buku seperti itu, maka aku akan memberikannya kepadamu."

Draco tersentak mendengar kata-kata yang diberikan Hermione padanya dan dia tahu bahwa gadis itu masih menatapnya, namun dia hanya berdehem dan berucap "Aku akan mengatakannya padamu begitu aku telah menemukan apa yang ingin ku ketahui. Aku masih belum tahu jika yang kupikirkan ini benar atau salah."

Hermione mengernyitkan dahinya pada Draco. Dia tahu alasan mengapa pria itu senang membully saat tahun-tahun sekolah mereka di Hogwarts dan dia memang merasa kasihan padanya.Kata-kata itu keluar begitu saja dan dia tahu pria itu tak menginginkannya.

Dia akhirnya membuat keputusan dan berbalik untuk mencari bukunya. Namun, saat dia baru saja sampai di dapur dia mendengar langkah kaki di belakangnya. 

"Aku tidak mengizinkanmu masuk, Malfoy." katanya, berbalik dan menyilangkan tangannya.

-

Begitu pasangan itu memasuki ruang buku Hermione, mata Draco terpaku pada kursi empuk di sudut ruangan, "Dimana kau membeli ini?" katanya, mengambil buku tua compang-camping yang ada di kursi.

Hermione melirik buku yang saat ini berada ditangan Draco dan dia akan menjawab begitu dia menyadari bahwa dia tidak tahu jawabannya. "Aku tidak yakin. Kupikir itu sudah ada disini saat Ginny membuat perpustakaan ini."

Draco mengangkat alis dan mengangkat kedua bahunya, hal itu masih tidak bisa menjelaskan mengapa buku itu berada dirumah seorang mudblod bukan di Manornya. Dia pikir mungkin akan lebih baik untuk membacanya tanpa campur tangan Granger.

"Baiklah, ini akan berhasil. Aku akan mengembalikannya begitu aku menemukan apa yang kucari." katanya, berbalik dan berjalan keluar dari sana.

Suara bantingan pintu terdengar ditelinga Hermione namun satu pertanyaan masih memenuhi pikirannya: Dimana dia mendapatkan buku itu?

-

Tidak ada hal yang terjadi selama beberapa hari setelah Draco datang berkunjung kerumahnya. Harry mengirimkan seekor burung hantu pada Hermione untuk berterima kasih atas ide dan memberitahu padanya bagaimana hal itu berjalan lancar. Faktanya, selama beberapa hari ini Hermione menyadari bahwa dirinya telah berisolasi selama beberapa bulan dari dunia luar.

Setelah perang, dia telah jatuh ke dalam keadaan sedih yang dialami banyak orang di sekitarnya. Itu hanya membutuhkan waktu lebih lama baginya untuk bangkit.

Ketika dia mencoba melakukannya, dia memutuskan bahwa mengembalikan ingatan orang tuanya adalah yang utama. Hanya saja itu tidak benar-benar berhasil dan dia jatuh ke dalam pola yang sama.

Hermione akhirnya melewati masa berduka yang meyakinkannya untuk membeli apartemen muggle di pusat kota london. selain itu, dia tidak banyak keluar sama sekali. Bahkan untuk berbelanja kebutuhan makanan.

Setelah berapa lama tidak melakukan apapun, Hermione memutuskan untuk berjalan sejenak. Jadi begitu jam menunjukkan pukul empat sore dihari minggu, itulah hal yang dilakukannya.

-


Gadis itu mengambil dompetnya dari meja dapur dan langsung menuju pintu.

Dia berjalan melewati nomor 25, namun langkahnya seketika terhenti ketika dia melihat tanda 'rusak' menempel dengan buruk di pintu lift.

Hermione mendesah frustasi "Tempat ini sungguh rusak, itulah yang terjadi" gumamnya, balik kiri menuju tangga darurat.

Dia mulai melangkah menuruni anak tangga namun dia tiba-tiba tergelincir dan tubuhnya melayang diudara. Dia begitu terkejut hingga tidak sempat memproses apa yang sedang terjadi dan menolong dirinya sendiri menggunakan sihir hingga membuatnya pasarah dengan apa yang akan terjadi selanjutnya.

Hanya saja, semua itu tidak terjadi.

Hermione membuka matanya perlahan dan sedikit tidak yakin namun ia langsung menegang begitu ia melihat bahwa kini dirinya tengah berada dalam pelukan seseorang, yang tak lain dan tak bukan Draco Malfoy.

Hermione melirik ke bawah dan melihat bahwa kini lantai dipenuhi dengan belanjaan pria itu, berserakan di seluruh tangga. 

"Granger, kurasa kau masih sangat mampu menggunakan kedua kakimu untuk berdiri ." Draco tersenyum dengan sombong setelah beberapa menit tidak ada dari mereka yang membuat pergerakan.

Hermione memerah, ia berdiri dan mulai mencoba untuk menyingkirkan beberapa kotoran dari pakaiannya yang bahkan tidak ada. "Kau tidak akan mengatakan hal ini pada kloni Slytherinmu, bukan begitu Malfoy?"

Draco sedikit menyeringai dan membungkuk untuk merapikan belanjaannya dari lantai. ketika ia kembali berdiri tegak, dia berkata "Tentu saja aku akan mengatakannya. Kau, my little Granger, sepertinya baru saja jatuh cinta padaku."

Dia berjalan melewati Hermione, benar-benar mengabaikan agdis itu yang kini rahangnya menganga tergantung hampir serendah jumlah martabat yang dia tinggalkan untuknya.


-

Jangan lupa tinggalkan jejak

soulmates [indover] by irwinqTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang