"Work on you, for you"
-
Draco memutuskan tinggal di Manor semalaman. Hermione terlihat tak nyaman terakhir kali Draco melihatnya itu membuat ia berpikir untuk membiarkan gadis itu merasa sedikit relax.
Pria itu akhirnya tertidur namun tak lama ia terbangun dan merasa masih lelah. Draco turun tangga menuju dapur ia ingin membuat secangkir kopi tapi sayangnya tak ada apapun di lemari.
Dia mendesah dan berjalan menuju ruang kerja Lucius. Dia mengambil segenggam bubuk flo dan berdiri di depan perapian, ia mengumamkan tujuannya dan ber-apparate begitu asap berwarna hijau muncul.
Begitu Draco berjalan keluar dari perapian, matanya langsung tertuju pada sofa di tengah ruangan. Dia mengusar rambutnya mendesah. "Hello Hermione."
Gadis itu tidak membalas sapaannya. Hermione hanya terdiam memelototinya. "Serangan serangga?" Tanyanya, bangkit berdiri. "Yes..."Jawab pria itu pelan.
"Draco, kapan kau berencana memberitahuku bahwa kau mengarang semua ini?" Hermione menyilangkan tangannya. Draco seketika menunduk. "Aku tidak bermaksud." gumam Draco.
Hermione mencemooh dan menggelengkan kepalanya, "Apa alasannya? Apa semua ini hanya lelucon untukmu?"
Draco mendongak dan mengerutkan keningnya. "Tentu saja tidak. Aku ingin membuktikan diriku padamu."
"Membuktikan apa padaku?"
"Jika aku sekarang bukanlah bajingan keparat yang kau kenal beberapa tahun lalu!""Jadi kau memutuskan melakukan itu dengan kebohongan?" Tanyanya, menyelipkan sehelai rambut ke belakang telinganya.
"Hermione, kau harus mengerti jika aku punya niat yang baik." Mulainya sambil berjalan mondar-mandir. "Maksudku, iya benar, aku berbohong. But come on, serangan serangga? Alasan itu bahkan tidak seburuk itu!""Bohong tetap saja bohong Draco. Kau membuktikan diri beberapa tahun yang lalu tapi kau menghapus memori itu dariku, jadi sekarang aku tidak tahu apa yang harus ku percayai." ucap Hermione, kembali duduk di sofanya.
Draco duduk di depan gadis itu dan meremas kepalanya. "Kau tahu, aku tidak punya pilihan." Desahnya.
"Oh yes! Draco Malfoy, ladies and gentlemen- pria yang tidak punya pilihan!" serunya. Draco meringis mendengarnya namun dia tak bisa mengatakan apapun."Kau tahu, aku berharap semua hal mengenai soulmate ini adalah lelucon. Aku tidak ingin berakhir denganmu selama sisa hidupku." Hermione tertawa, bangkit berdiri. Gadis itu meraih mantelnya di sofa dan berlalu menuju pintu.
"Kau mau kemana?" Tanya Draco, ikut berdiri.
"Kemana saja yang jauh darimu." Hermione membanting pintu.
-
Draco tidak tahu Hermione kemana namun dia juga tahu dia baik-baik saja. Kalaupun gadis itu suka atau tidak, mereka tetaplah soulmate dan Draco akan segera tahu jika gadis itu berada dalam bahaya.
Sejauh ini, dia tidak merasakan apapun jadi dia beranggapan bahwa gadis itu hanya pergi ke tempat Harry atau semacamnya.
Sudah satu jam sejak gadis itu meninggalkan Draco dan dia tidak tahu apa yang harus dia lakukan. Draco pun memutuskan untuk mengumpulkan barang-barangnya dari apartemen Hermione, tapi dia yakin gadis itu akan marah jika dia menggunakan Alohamora untuk membuka pintunya.
Atau setidaknya lebih dari yang sudah terjadi.Tapi sekali lagi, gadis itu pasti akan bahagia karena Draco tidak ada lagi di rumahnya.
Akhirnya, pria itu pun memutuskan untuk tetap melakukannya. Selain itu, yang akan dia lakukan hanyalah mengumpulkan pakaiannya. Tidak ada yang lain.
Dia membuka pintu depan dan melirik kiri kanannya. Apartemen itu di penuhi oleh Muggles, dia sadar harus lebih berhati-hati.
Setelah yakin tidak ada yang lewat, dia merayap melintasi lorong dan mengeluarkan tongkatnya dari kantong belakang jeansnya. Draco menggumamkan sebuah mantra dan pintu pun terbuka dengan suara click.
Dia masuk ke dalam apartemen dan melihat pecahan pring keramik di lantai dan serpihan kue yang memenuhi lantai. Pria itu mengerutkan keningnya sambil berlutut untuk melihat lebih dekat.
Ada sebuah note yang robek di samping piring pecah itu. Draco meraihnya dan menyatukannya kembali.
Draco,
Aku minta maaf karena kesal padamu saat di Manor. Itu bukanlah kesalahanmu, aku yang bodoh karena melakukan obliviate pada orang tuaku tanpa melakukan riset sebelumnya.Begitu aku kembali dari Manor, aku tiba-tiba mengingat sesuatu. Itu adalah salah satu ingatan dari sesi tutor kita dan kau mengatakan jika kau sangat menyukai cinnamon cookies jadi aku membuatkannya untukmu. Sekali lagi, aku minta maaf.
Hermione x
Draco kembali menunduk menatap pecahan kaca di lantai dan mendesah. Dia menggumamkan scourgify dan kekacauan itu pun menghilang.
Dia berjalan memasuki ruang tamu dan menemukan barang-barangnya terlipat rapi di sisi kiri sofa. Ada sebuah note di atas lipatan barangnya tertulis "Kupikir kau punya tempat dan ingin mengambil ini - H"
Draco mengambil tumpukan pakaiannya dan membawa pakaian itu ke kamar mandi dimana peralatan mandinya berada. Begitu dia mengumpulkan semua barangnya, dia kembali melirik sekeliling apartemen itu dan berjalan keluar, menyadari jika dia mungkin tidak akan pernah kembali kesana.
-
"Kau tahu Harry kemana?"
Ron mendongak dari TV dan mengangkat bahu, "Ministry mungkin."
Hermione mendesah dan mengulurkan tangannya. "Bangun Ronald. Kita akan keluar." Pria itu meraih tangannya dan berdiri, ia mengangkat alisnya.
"Going out like a date?" Tanya pria itu.
Gadis itu berpikir sejenak dan mengangkat bahunya, "Sure."Keduanya kini berada di salah satu Club di kota London. Hermione pernah ke tempat ini bersama Ginny. Suasananya tidak begitu intens namun setelah meneguk segelas minuman, itu cukup bisa membuatnya melupakan Draco.
"Apa kau bisa memesankan kita minuman?" Tanya Hermione, berbalik menatap Ron. Pria itu tersenyum dan mengangguk, "Yeah, pergilah cari kursi."
Hermione mengedarkan pandangannya ke sekeliling club. Ini masih terlalu sore, pukul empat pagi, tidak begitu banyak orang namun Hermione tidak masalah.
Salah satu alasan dia jarang mengunjungi club karena claustrophobic membuatnya merasa sesak di keramaian.
Ron kembali menghampirinya beberapa menit kemudian dengan dua minuman berwarna hijau. "Ini mengingatkan ku dengan polyjuice potion." ucap Hermione, menatap gelasnya.
"Aku pastikan, itu tidak sama." Tawa Ron, menyesap miliknya. Hermione tersenyum dan langsung menegak minumannya.
"Aku akan memesan segelas lagi." Ucap Hermione, berdiri. "Hermione, mungkin kau harus mengatur limitmu?" saran Ron, meraih tangannya dan membuatnya duduk kembali.
-
"Kenapa kau memanggil kami, mate?" Tanya Blaise. Draco menggaruk belakang kepalanya dan mengangkat bahunya. "Aku tidak jadi pindah, jadi jika kalian mau, kalian bisa tinggal kembali di sini."
Blaise dan Pansy saling melirik dan sebelum mereka sempat bersuara, Draco mengintrupsi mereka. "Tentu saja, Kalian juga tidak perlu melakukannya jika tidak mau. Itu hanya saran. Saran yang sangat bodoh...." Draco mengoceh.
"Diamlah Draco" desah Pansy. Pria itu menunduk dan bergumam 'sorry'. Blaise mengangkat alisnya dan menepuk bahu Draco, "Apa kau baik-baik saja, mate?" Tanyanya.
Draco mendongak dan mengangkat bahunya, "Kurasa begitu."
Blaise dan Pansy bertukar pandang dan gadis itu juga meraih bahunya.
"Come on Dracey-poo, Kami akan membawamu ke club."
-
Hola jejak dong
KAMU SEDANG MEMBACA
soulmates [indover] by irwinq
Fanfic"We're soulmates." ucap Draco begitu Hermione membuka pintu "Itu sangat frontal, bukankah begitu, Malfoy?" _-_ Draco Malfoy 19 dan Penuh penyesalan Hermione Granger 19 dan Penuh keinginan untuk memulai lagi. _-_ THIS STORY IS NOT MINE Saya hanya seo...