"Sitting next to you doing absolutely nothing, means absolutely everything to me."
-
Hermione melepaskan tangan Draco dari pinggangnya dengan perlahan. Dia terbangun pada pukul setengah enam pagi, dan tak dapat tidur kembali, Hermione pun memutuskan untuk menikmati matahari pagi.
Dia mengayunkan kakinya berpindah dari kasur ke lantai yang dingin dan dengan perlahan berjalan menyusuri koridor ruang tamu.
Begitu Hermione berhasil menjauh dari Draco tanpa membangunkan pria itu, dia secara tidak sengaja melirik pintu apartemennya.
Sudah hampir sebulan sejak pria itu mengatakan jika serangga menyerang apartemennya dan tanpa sadar dia menikmati hal itu, dia bahkan tidak begitu yakin apakah pria itu berbohong padanya atau tidak.
Hermione hanya mengangkat bahunya dan menulis note dalam benaknya untuk bertanya pada pria itu.
Dia berjalan melintasi koridor hingga ia meraih dua pintu kaca yang menuju balcon. Matahari belum nampak sepenuhnya namun sudah ada sejumlah mobil yang terlihat di jalan di bawahnya.
Ia bersandar pada pembatas balcon, sambil menatap langit london.
"Indah bukan?" sebuah suara terdengar, membuat gadis itu tiba-tiba merasa deja-vu.
-
2 Tahun yang lalu
-
Hermione tengah bersandar di pembatas menara astronomi. Dia menatap ke depan, memandang cahaya yang berkerlap-kerlip di langit. Badai tak dapat menembus Hogwarts namun suara petir masih dapat terdengar.
Hermione sering naik ke menara tersebut. Dia menggunakan hak istimewanya sebagai prefek dan mencuri waktu selama sepuluh menit atau saat ia patroli.
Tidak ada orang yang akan ke tempat ini. Ada satu atau dua insiden yang melibatkan seorang guru namun dia adalah prefek Granger yang sempurna, mereka percaya saat ia berkata sedang memeriksa siswa yang berkeliaran sebagai alasannya.
Banyak hal yang masuk dan keluar dari pikirannya. Pemandangan di hadapannya sangat menakjubkan, itu membuatnya susah berkonsentrasi memikirkan masalahnya.
Matahari mulai nampak pada garis cakrawala dan Hermione tahu jika dia harus segera kembali ke common room, namun pemandangan langit yang gelap dan awan yang tertutup sangat sayang untuk di tinggalkan.
Dia bahkan tidak sadar jika saat ini dia tidak sendiri sampai sebuah suara terdengar dari belakangnya, "Indah bukan?"
Hermione meraih tongkatnya dan berbalik, mengarahkannya pada seseorang. Dia menggumamkan lumos dan tongkatnya mulai menampakkan seorang Draco Malfoy.
"Malfoy? Apa yang kau lakukan disini?" tanyanya, hati-hati menurunkan tongkatnya.
"Sama denganmu." pria itu mengangkat bahunya. Draco bahkan tidak menatapnya, pandangan pria itu melewati kepalanya dan fokus pada langit.
"Menjadi seorang prefek adalah sebuah keuntungan, bukankah begitu Granger?" lanjut Draco, berjalan mendekati pagar pembatas dimana Hermione tengah berdiri. Gadis itu mengerutkan keningnya, tidak yakin apakah Draco sedang serius atau tidak.
"Kurasa begitu?" ujarnya, berjalan menjauh dari Draco. Dia bersumpah bahwa dia melihat sekilas kerlip kekecewaan di mata pria itu namun ia tidak begitu yakin. Mungkin saja itu hanya kerlip dari cahaya langit.
"Kau mungkin bisa saja menjadi prefek tahun lalu Malfoy, tapi aku sangat yakin jika 'keuntungan' itu tidak berlaku untukmu." kata Hermione, sambil mengangkat alisnya. Smirk terlihat di wajah Draco sebelum ia berkata, "Apa kau belum mendengarnya? Aku adalah anggota Umbridge inquisitorial squad sejak hari ini."
Hermione menggelengkan kepalanya dan mendesah. "Itu tidak ada hubungannya denganku, Malfoy."
"Oh! Tentu saja ada!" pria itu tertawa, menyilangkan tangannya."Bagaimana bisa?"
"Lima point dari Gryffindor karena terlalu banyak bertanya!"
"Kau tidak bisa melakukannya!"
"Lihat saja."Dengan sebuah seringai kemenangan, Draco berbalik dan berjalan menuju tangga. "Aku akan segera kembali jika aku jadi dirimu. Bukankah kau tidak ingin kehilangan point yang banyak untuk asramamu karena tidak melakukan tugasmu dengan benar."
Hermione di tinggalkan seorang diri disana dalam keheningan, satu-satunya suara yang terdengar hanya gemuruh petir.
-
Masa kini
-
"Hermione? Kau baik-baik saja?" suara itu bertanya, membawa kembali gadis itu pada realita.
Hermione dapat merasakan sebuah tangan menyentuh bahunya dan dia sadar suara itu milik Draco."Yeah, i'm fine." Jawabnya, menatap Draco dan memberikannya senyum kecil. Draco mengangkat alisnya, tidak begitu yakin.
"Apa kau ingat ketika kau mengancamku pada tahun ke enam?" tanyanya, menatap langit.
"Lebih spesifik, Granger." kata Draco. Dia melepaskan tangannya dari bahu gadis itu dan sebagai gantinya ia menyugar rambutnya.
"Kita saat itu ada di astronomy tower. Kau mengatakan kata-kata yang tepat kepadaku" kata Hermione.
"Apa?'Lebih spesifik, Granger'?" tanya pria itu, menyilangkan tangannya.Hermione tertawa kecil sambil menggelengkan kepalanya, membuat rambutnya berkibas di sekitar bahunya.
Draco bersumpah jika gadis itu terlihat lebih cantik di bandingkan langit.
"Tidak, Draco. Kau berkata 'Indah bukan?' dan aku hampir membuatmu terpesona."
Draco tersenyum dan mengangguk. "Yeah, aku ingat." Hermione menyeringai hingga senyumnya menyentuh matanya."Apa aku boleh bertanya?" tanya gadis itu, duduk pada salah satu kursi plastik yang ada di sana. Draco mengangguk dan ikut duduk di samping gadis itu, "tentu."
"Apa kau pernah mengingat sebuah kenangan aneh yang sebenarnya tidak pernah terjadi?"
"Tergantung, kenangan seperti apa yang kau maksud."Hermione menyelipkan rambutnya di belakang telinga dan bersandar dikursi. "Aku mengalami mimpi aneh beberapa hari yang lalu." mulainya, menopang dagunya dengan telapak tangan. "Itu ada hubungan dengan aku yang sedang meneliti vanishing wardrobes."
Draco menegang saat kata wardrobe di sebutkan namun Hermione masih sibuk melanjutkan ucapannya. "aku menuliskannya di selembar perkamen dan mengirimkannya kepadamu melalui burung hantu." ucapnya, kembali duduk tenang dikursinya.
"Kupikir aku tahu apa yang kau bicarakan. Aku juga merasakannya..." Draco berkata sambil menarik lengan hoodie muggle di tangannya. "Faktanya, aku berpikir aku sepertinya tahu mengapa hal ini terjadi."
Hermione mengangguk, menunggu pria itu melanjutkan.
"Aku di paksa mengirimkan mantra obliviate padamu. Aku ingat melakukannya tapi aku tidak ingat alasannya."
Hermione mengangkat kepalanya begitu mendengar kata mantra dan menatap pria itu. "Apakah itu setelah kelas ramuan?" tanyanya, tidak mengalihkan pandangan dari pria itu.
Draco kini menatap lantai di bawahnya sambil berpikir dan dia kemudian kembali mengangkat kepalanya, dia mengangguk.
"Kupikir iya."Hermione tiba-tiba berdiri dan berjalan kembali melintasi lorong, Draco mengikuti di belakangnya.
"Hermione, tunggu!" erangnya.
Gadis itu berbalik dan memberikan tatapan penuh tanya."Kau mau kemana?" tanyanya. Gadis itu mendesah dan meraih lengannya, membawa pria itu masuk ke apartemen.
"Kau harus membawaku ke Malfoy Manor."
-
Halo
Jangan lupa tinggalkan jejak
KAMU SEDANG MEMBACA
soulmates [indover] by irwinq
Fanfiction"We're soulmates." ucap Draco begitu Hermione membuka pintu "Itu sangat frontal, bukankah begitu, Malfoy?" _-_ Draco Malfoy 19 dan Penuh penyesalan Hermione Granger 19 dan Penuh keinginan untuk memulai lagi. _-_ THIS STORY IS NOT MINE Saya hanya seo...