Chapter fortytwo

252 22 0
                                    

"I just want to be the reason that you smile."

-


"Jadi kau berpikir jika aku lahir dengan kutukan werewolf karena ayahku mengatakannya dalam mimpimu?" Tanya Draco, seringai mengejek ada disana.

"Tidak," erang Hermione mengusar rambutnya frustasi. "Lebih dari itu, Aku juga berpikir jika ibu kandungmu masih hidup dan orang tuamu berbohong padamu."

Draco mengangkat bahunya dan meletakkan gelas berisi kopi hangat yang ada ditangannya. "Ini masih subuh, Hermione. Mungkin kita masih harus lanjut tidur?" sarannya, mengangkat alis.

Hermione menghela nafasnya dan menggelengkan kepala, "Dua minggu dari sekarang akan terjadi full moon, Draco. Dalam mimpiku kau jatuh sakit seminggu sebelumnya dan aku merasa bodoh jika menghiraukannya."

"Kita tidak menghiraukannya," Seru Draco. "Kita hanya berpura-pura jika semua ini bukan karangan yang dibuat oleh kekasihku yang kurang tidur. tidak melakukan sesuatu yang konyol karena mimpi aneh Kekasihku. Oh, tunggu-"

Draco seketika terdiam saat melihat Hermione memberikan tatapan mautnya, dia pun segera meraih tangan wanita itu. "Dalam mimpi, Lucius mengatakan jika aku akan memicu kutukan, bukan?" Tanyanya dan Hermione mengangguk.

"Jadi, aku tidak akan berubah saat bulan purnama berikutnya. Kalau begitu aku akan mencari tahu tentang pemicu ini dan aku akan memastikan tidak ada yang terjadi, oke?" Dia tersenyum pada wanita itu.

"Baiklah, aku setuju."

"Good."


-

Draco melirik kiri dan kanannya sebelum menyusup kedalam perpustakaan. Hermione tengah bekerja dan dia mengambil kesempatan itu untuk memastikan buku yang dilihat wanita itu dalam mimpinya.

Dia tahu wanita itu akan membunuhnya jika Hermione tahu dia pergi ke Manor, namun dia tidak peduli. Draco hanya ingin mencari sesuatu yang dapat memastikan jika teori Hermione salah.

Buku mengenai Werewolf tengah terbuka diatas meja oak, membuat Draco mengangkat alisnya sambil berjalan mendekatinya. Dia sekali lagi memperhatikan sekitarnya tapi dia masih tak melihat adanya bahaya, dia akhirnya duduk dikursi.

"The Curse" judul bab yang terbuka saat ini.

Dia merasa kebetulan itu mencurigakan namun ia tak mau terlalu memikirkannya dan segera meraih buku itu.

Jika seorang werewolf memiliki anak, kemungkinan jika anak itu mendapatkan kutukan melalui gen mereka sangat besar. Tidak peduli apakah itu kutukan bawaan atau karena gigitan, nasib anaknya akan tetap sama. Kutukan tidak akan muncul sampai anak itu membunuh. Secara sengaja atau tidak selama anak itu berkontribusi pada sebuah kematian maka tanda kutukannya semakin kuat, namun kutukan tidak akan muncul sampai anak itu membunuh dengan tangannya sendiri.

Draco semakin mengerutkan keningnya, saat tangannya menyusuri halaman itu. Dia membuka beberapa halaman dan berhenti di bab selanjutnya "Symptoms"

Anak terkutuk akan mengalami masalah emosi saat tumbuh dewasa atau ledakan kemarahan yang tidak dapat dijelaskan. Selama beberapa malam sebelum full moon, mereka akan sakit namun tidak semua anak akan mengalaminya. Saat remaja, mereka akan merasakan perasaan aneh yang membuat mereka menjadi posesif kepada soulmatenya, entah mereka sudah menyadari ikatannya atau tidak.

"Jadi yang harus kulakukan adalah tidak membunuh seseorang dan kutukannya tidak akan muncul..." Gumamnya, mengalihkan pandangannya dari buku.

Draco akhirnya mendesah dan meraih bukunya, lalu dia ber-apparate ke apartementnya.

soulmates [indover] by irwinqTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang