"You might be what i want, but you're definitely not what i need."
-
"Apakah kau benar-benar tahu apa yang kita lakukan di Hogwarts?" Tanya Hermione, menuangkan Draco segelas kopi.
"Tergantung apa yang kau maksud." Jawabnya, mengangkat alisnya menantang. Hermione memberikannya tatapan tajam namun pada akhirnya dia hanya menghela nafas, "Kau tahu apa yang kumaksud."
Draco menunduk menatap kopinya sambil berpikir dan memberi Hermione senyum datar. "Aku diperintahkan untuk menyingkirkan semua kenangan indahmu tentang kita. Berarti kau ingat semua tahun..." jedanya, "uh, bullying. Tapi kau tidak akan mengingat apapun kenangan indah kita."
Hermione mengangguk dan menatap pria itu dengan penuh pertimbangan,"Kau melakukan obliviated padaku di tahun ketujuh. Sebagai soulmate, bukankah seharusnya kita perlahan mendapatkan kembali ingatan kita?"
"Well, itulah yang terjadi, bukan?" Pria itu mengangkat bahu. Hermione terlihat membuka mulutnya namun ia kemudian menutupnya kembali, menyadari jika pria itu benar.
"Apa kau pernah penasaran dengan memori apa yang kita lupakan?" Tanyanya, menyesap kopinya. Draco terlihat memikirkan pertanyaan itu beberapa saat sebelum dia memberikan sebuah senyuman. "Yeah, pernah." Jawabnya.
Kedua penyihir itu kini duduk dalam keheningan sibuk menyesap kopi mereka. Hermione kemudian mulai mengerutkan keningnya dan Draco bertanya, "Kau baik-baik saja?"
Gadis itu tersentak dari lamunannya dan mendongakkan kepala, "Seberapa banyak persahabatan kita di Hogwarts yang kau ingat?"
Draco kembali mengangkat bahunya. "Kita tidak banyak bicara hingga tahun keenam ketika aku mulai penasaran dengan soulmate. Kita dulu sering menghabiskan waktu bersama hingga musim panas, ketika aku menjadi seorang death eater. Aku mulai menjauh dan aku menyesalinya, tapi kau menyadarinya ketika kita kembali ke sekolah dan menentangku. Kita mulai saling bicara lagi namun selama liburan natal aku di obliviated. Ketika kita kembali dari liburan. aku meng-obliviated dirimu." Jelasnya, menghindari kontak mata dengan Hermione.
Gadis itu membuka mulutnya untuk bicara namun tak ada suara apapun yang keluar. "Itu salah satu cara untuk merekapnya, menurutku." Akhirnya dia bersuara, dengan senyum datarnya.
"Apakah menurutmu kita bertemu selama liburan?" Tanya gadis itu. Draco mengangguk sambil menyesap kopinya. "Well saat itu kau, Weasley dan Potter pergi ke toko jubah Madam Malkin tepat ketika aku kebetulan berada di sana."
"Itu yang kau ingat?"
"Kau tidak ingat?"
-
Musim panas, 2 Tahun yang lalu.
-
Hermione berjalan dibelakang Ron dan Harry yang tengah memasuki toko. Draco berdiri di dekat kasir sementara ibunya sedang berbicara dengan Madam Malkin.
Begitu dia mendongak dan menatap the trio, dia menyeringai dan berseru, "Rambut yang bagus, Potter." Harry hendak membalasnya namun Ron menarik-narik lengan hoodienya dan mendorong pria itu menjauh, sambil bergumam 'Dia tidak layak'.
Hermione menghela nafas dan berjalan ke rak pakaian yang berdiri di samping Draco. "Apa kau harus melakukan itu?" tanyanya berbisik pelan. Draco menahan tawanya dan bersandar di meja kayu yang ada di belakangnya, "Apa yang akan kau lakukan? Menceramahiku lagi?"
"Aku tidak pernah menceramahimu." Seru Hermione, berpura-pura memperhatikan harga sebuah dress. "Oh kau pernah melakukannya, Granger." Draco terkekeh.
Hermione melepaskan tag harganya dan berbalik, sambil menyilangkan tangan. "Apa yang terjadi?" Tanyanya, meninggikan suaranya sedikit.
Matanya melirik antara Hermione, lengan kirinya dan lantai. Pria itu kemudian menghela nafas dan mengusar rambutnya. "Lihat, kita tak bisa melakukan hal-hal persahabatan lagi saat ini."
"Kenapa tidak?"
"Please, jangan dekati aku. Ini semua mungkin membuatmu terbunuh jika kamu tidak hati-hati."Hermione baru saja ingin membalas saat Harry dan Ron datang menghampirinya. "Apa Malfoy mengganggumu?" Tanya Harry, mengangkat alisnya pada Draco. Draco menyeringai perlahan dan mengangkat tangannya ke udara, "Tidak sama sekali, Potter."
"Guys tunggu sebentar, aku masih mencari sebuah dress." kata Hermione, mulai berbalik ketika Narcissa berjalan menghampiri Draco. "Baiklah dear, kita harus pergi bertemu aunty Bella sekarang." senyumnya, menggenggam lengan kiri Draco.
Draco tersentak dan wanita itu menariknya tiba-tiba. "Oh! Sorry love, aku lupa." Gumam Narcissa, memegang lengannya yang lain sebagai gantinya.
Saat Draco di tarik keluar dari toko, ia berbalik kebelakang sebentar. Hermione memberikannya lirikan penuh tanya namun pria itu hanya menggelengkan kepalanya.
"Ada yang tidak beres." Seru Harry. Ron tertawa dan menggelengkan kepalanya, "Jangan khawatir, mate. Malfoy selalu tidak beres."
Harry terdiam sejenak sebelum berbalik menatap Ron, mengangguk setuju.
-
Masa sekarang
-
"Ibumu menyentuh dark mark milikmu, itu sebabnya kamu tersentak, bukan begitu?" Hermione bertanya, menatap pria itu. Draco mengangguk dan menghela nafas. "Inisiasi terjadi beberapa hari sebelumnya. Tandanya sangat sakit beberapa minggu setelah aku mendapatkannya." Jelas pria itu.
Hermione meraih lengan pria itu.
"Semuanya sudah berakhir. Semuanya." hiburnya.
Draco mengangguk dan memberi senyuman pada gadis itu."Aku mendapatkan memori ini kemarin," mulainya. "Saat aku menarikmu pulang saat mabuk dari Hogwarts, kau mengatakan sesuatu yang menarik."
Draco mengangkat alisnya dan menggelengkan kepala, "Kedengarannya tidak bagus."
"Blaise mengatakan padaku bahwa dirimu yang sebenarnya cenderung keluar saat kau mabuk."
"Oh. Okay, lalu?"Hermione menarik nafas sejenak dan menunduk menatap kopinya. "Kemarin, ketika kita sedang cuddling, kau berkata bahwa kau mencintaiku."
Draco membuka mulutnya untuk bicara namun tak ada apapun yang keluar kecuali, "Oh."
Hermione mendongak dan menggelengkan kepalanya, "Bukan itu masalahnya."
"Apa masalahnya?"
"Aku juga mencintaimu."Pria itu menyeringai perlahan, "Well, itu bagus karena aku sudah lama ingin menanyakan sesuatu padamu."
"Bertanya apa?" Tanya Hermione.Draco mengambil sebuah box kecil dan tertawa ketika mata Hermione melebar. "Jangan takut, ini bukan cincin pertunangan." Katanya. Namun Hermione masih terlihat sedikit ragu sambil terus memandang antara Draco dan box.
"Ini, Hermione." mulainya sambil membuka boxnya hingga memperlihatkan sebuah cincin, "Ini adalah cincin janji." Draco mengeluarkan cincin itu dari box dan mengangkatnya ke cahaya.
"Aku milikmu, Hermione. Aku adalah milikmu sejak awal, bahkan jauh sebelum aku menyadari hal itu. Aku sadar bahwa aku pernah menjadi seorang bajingan di masa lalu, namun aku tidak akan pernah menyakitimu lagi. Aku lebih baik mati daripada menyakitimu." kata Draco, perlahan tersenyum.
Hermione mengerutkan keningnya, masih terlihat kebingungan. "Hermione, will you be my girlfriend?"
Berbagai emosi mengalir di kepala Hermione dan sebelum dia dapat memproses apa yang sedang terjadi, dia menemukan dirinya perlahan berkata 'yes'.
Draco seketika menyeringai sambil menyematkan cincin di telunjuk Hermione. Dia mendongak menatap gadis itu dan mengangguk perlahan, "Aku bersungguh-sungguh dengan ucapanku kemarin."
Hermione tersenyum, "Aku tahu."
-
OHMYGOD OFFICIALLY DATING GUYS
KAMU SEDANG MEMBACA
soulmates [indover] by irwinq
Fanfiction"We're soulmates." ucap Draco begitu Hermione membuka pintu "Itu sangat frontal, bukankah begitu, Malfoy?" _-_ Draco Malfoy 19 dan Penuh penyesalan Hermione Granger 19 dan Penuh keinginan untuk memulai lagi. _-_ THIS STORY IS NOT MINE Saya hanya seo...