"In so far as the mind sees things in their eternal aspect, in participates in eternity."
-
Ketika Hermione bangun, dia masih meringkuk di kursi dengan buku Soulmate di pangkuannya. Dia sedikit mengernyit ketika melihatnya, mengingat mengapa dia membacanya sejak awal, dia hanya menghela nafas dan bangkit, mulai melangkah menuju dapur.
Dia mengambil satu bungkus kantong teh dan mulai membuat secangkir teh ketika sebuah suara 'pop' terdengar dari belakangnya. Hermione berbalik dan mendapati Harry ada disana.
"Heya Mione!" kicau pria itu. Hermione mengangkat alisnya melihat pria itu namun Harry menghiraukannya dan tetap melanjutkan ucapannya "Aku akan mengajak Ginny berkencan dan aku membutuhkan bantuanmu."
Hermione mencoba menahan erangannya, yah dia sungguh melakukannya. Hanya saja tidak begitu baik. Harry masih menatapnya, masih tetap tersenyum, menunggu responnya.
"Bukankah Ginny masih melajutkan tahun ke tujuhnya di Hogwart?"
"Aku sudah mendapatkan izin dari McGonagall untuk membawanya ke Hogsmeade besok malam."
"Bukankah itu masih melanggar aturan?"Harry mengangkat tangannya ke udara dengan desahan putus asa, "Aku menyingkirkan Voldemort, Hermione! Orang-orang ini berhutang nyawa padaku, menghabiskan malam dengan pacarku bukanlah masalah."
Hermione tersenyum padanya dan menggelengkan kepalanya namun dia mulai goyah. Dia tidak tahu banyak mengenai kencan namun selama itu membuat sahabatnya bahagia, dia akan mencoba.
"Baiklah, akan kubantu.'
-
Sepanjang hari dihabiskan Hermione dan Harry dengan duduk di sofa ruang santai, menghabiskan beberapa cangkir teh sambil memikirkan malam yang sempurna untuk Ginny.
"Aku hanya ingin dia merasa beebas malam itu dan bersenang-senang untuk pertama kalinya sejak perang berakhir, kau tahu?"
Hermione tahu, dia sungguh tahu bagaimana perasaan itu. Rasa lapar akan kebahagiaan dan kenangan positif, apa pun yang melebihi pikiran mengerikan mereka.
"Jadi ada rencana? Sebuah makan malam romantis?" saran Hermione, menggunakan tongkat sihir untuk meggerakkan sendoknya pada cangkir teh.
"Tidak, itu terlalu klise" kata Harry.
"Makan malam dan perjalanan ke bioskop Muggle?"
"Hanya di Hogsmeade."Hermione mengerutkan keningnya dan duduk terdiam selama beberapa saat sebelum wajahnya menunjukkan sebuah ide. "Mungkin kau bisa membawanya ke Hogsmeade, makan malam lalu gunakan sapumu untuk terbang ke daerah terpencil dan bersantai atau semacamnya?" saran Hermione.
Harry menyesap tehnya dan mengangguk, seringai samar terlihat diwajahnya. Setelah beberapa jam berbicara, Harry akhirnya memutuskan untuk pergi dan menyiapkan kencannya kini tinggallah Hermione sendiri tak tahu harus melakukan apa.
Dia akhirnya memutuskan untuk melanjutkan penelitiannya.
Sedikit yang dia tahu, bagaimanapun, Draco juga melakukan hal yang sama dengannya.
-
Draco bangun pukul 10 pagi, dengan kepala yang sedikit berdenyut.
Dia memiliki tidur yang luar biasa sampai dia terbangun karena mimpi buruk lainnya pada jam 2 pagi. Dia akhirnya memutuskan untuk membuat sendiri ramuan tidur tanpa mimpi, namun satu-satunya masalah adalah dia akan selalu merasakan sakit kepala setiap kali dia melakukan hal itu.
Namun dengan semua mimpi buruk itu, rasanya semua sepadan.
"Waktunya bangun, putri tidur!" Seru Blaise, masuk kedalam ruangan dan duduk disebelah Draco. Pria itu mulai memperbaiki posisinya dan menyadari bahwa blaise, entah bagaimana berhasil melewati mantra pengunci pintunya.
KAMU SEDANG MEMBACA
soulmates [indover] by irwinq
Fanfiction"We're soulmates." ucap Draco begitu Hermione membuka pintu "Itu sangat frontal, bukankah begitu, Malfoy?" _-_ Draco Malfoy 19 dan Penuh penyesalan Hermione Granger 19 dan Penuh keinginan untuk memulai lagi. _-_ THIS STORY IS NOT MINE Saya hanya seo...