chapter two

1.3K 112 2
                                    

"Nothing's perfect, the world's not perfect. But it's there for us, trying the best it can, that's what makes it so damn beautiful"

-

Masa kini, setahun setelah perang Hogwarts

-

Sudah setahun sejak perang Hogwarts.

Setelah kekalahan Voldemort, Harry Potte dan Ron Weasley memutuskan untuk tidak melanjutkan tahun mereka di Hogwarts. Mereka memiliki kesempatan untuk melanjutkan tahun ketujuh disana, namun mereka tidak melakukannya.

Mengejutkannya, Hermione Granger juga melakukan hal yang sama.

Alasannya sangat sederhana, Harry dan Ron tidak kembali karena mereka tidak menyukai sekolah dan mereka berpikir menerima pekerjaan dari The Ministry adalah keputusan yang tepat. Mereka benar soal Ministry namun alasan Hermione tidak kembali kesana sejujurnya adalah karena kenangan yang masih sangat membekas disana.

Setelah perang berakhir, hal pertama yang dilakukan Hermione adalah memperbaiki ingatan kedua orang tuanya.

Itu tidak berhasil.

Hermione tak dapat mengembalikan ingatan mereka jadi dia menyerah. Tak banyak yang dapat ia lakukan hanya berbaring dikasurnya sepanjang hari, bertanya-tanya mengapa ia gagal.

Namun, setelah sekitar satu atau dua minggu, Ginny akhirnya bisa mengeluarkan Hermione dari rumah dan dia tersadar dari kebingungannya.

Hermione telah membeli sebuah Apartemen dikota Muggle-London dan memutuskan untuk memulai semuanya kembali karena setelah semua yang terjadi, hal buruk apalagi yang bisa terjadi?

-

"Uh tunggu, Hermione Jean Granger, benarkan?" seorang pria dibalik meja bertanya.

Hermione dengan senyum tidak sabar menjawab "Iya"

"Baiklah, nomor 24? Lantai lima. Nikmati apartemen barumu!" seru pria itu.

Hermione tidak membuang waktu mengambil kunci dari tangan pria itu dan berjalan menuju lift.

Begitu dia keluar dari lift dilantai lima, dia berjalan menyusuri koridor panjang. Apartemennya berada diujung, didepan kamar nomor 25.

Hermione menatap sejenak pintu apartemennya, namun sesaat kemudian ia merasa bingung saat mendengar suara "pop" yang familiar menandakan seseorang baru saja ber-apparate dibelakangnya.

Dia dengan cepat mengeluarkan tongkatnya dan menodongkannya pada orang yang ada dibelakangnya, namun ia segera menurunkannya kembali begitu melihat bahwa orang itu adalah Ginny.

"Woah, aku yakin Harry akan marah jika kau merubah pacarnya menjadi kodok" Ginny tertawa. Hermione tersenyum lemah sebelum mengangkat bahunya "Refleks."

"Baiklah, lalu apa yang kau lakukan diluar? Ayolah, apa kau tidak ingin melihat apartemen barumu?"tanya Ginny, ia lalu mendorong Hermione untuk masuk kedalam sana.

Hermione tersenyum melihat tingkah Ginny dan mulai membuka pintu apartemennya. "Wow, tempat ini selalu saja membuatku terkejut. Kecil namun nyaman, aku menyukainya!" Ginny memekik sambil terburu-buru masuk kedalam.

"Gin, lepas sepatumu. Aku tidak mau tempat ini jadi kotor dalam lima detik." Hermione tertawa, melepaskan sepatunya didepan pintu.

Ginny mempoutkan bibirnya namun tetap melepaskan sepatu tanpa protes.

Ruangan itu tampaknya sudah diisi beberapa perabotan. Ruangan pertama yang ketemui begitu masuk adalah ruang makan, disana ada sebuah meja kayu dengan beberapa kursi mengelilinginya, dinding disebelah kanan dipenuhi oleh lemari buku yang tampak cantik.

soulmates [indover] by irwinqTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang