Warning. This chapter contain sexual.
****
Aku memakai crop tee berwarna hitam dengan tulisan 'Best Bitches' berwarna putih didepan dan celana jeans putih. Aku mengepang rambut panjangku. Memoles bibirku dengan lipgloss rasa cherry, dan memakai wedges 7 centi berwarna hitam. Aku menghampiri mama yang sedang menyibukkan diri di dapur. "Ma aku ingin pergi bersama Justin."
"Kemana?" Tanya mama.
"Justin akan interview dan aku ikut bersamanya, setelah itu dia mengajakku jalan-jalan. Aku tidak tahu mau kemana." Jelasku.
"Yasudah hati-hati. Jika ada masalah, kabari mama atau papa."
"Okay." Aku mencium pipi mama dan keluar rumah. Mobil Justin sudah menunggu didepan rumahku. Aku berjalan ke arah mobilnya dan seorang pria - yang kuduga salah satu bodyguard Justin- membukakan pintu untukku. Aku masuk kedalam mobil. Justin menatapku, membuatku melihat diriku sendiri. "Ada yang salah?"
"Kau dan teman-temanmu memang merubah penampilan."
"Memang dulu seperti apa penampilan kami?"
"Cupu." Ekspresinya datar.
"Sekarang?"
"Lebih baik." Jawabnya, aku hanya mengangguk. Aku menyambungkan headset ke iPhone ku dan memasangkan ke telingaku, mendengarkan lagu One Last Time dari Ariana Grande. Aku suka dia. Dia memiliki suara yang indah, berparas cantik. Aku ingin sekali bertemu dengannya. Aku menguap, dan mulai mengantuk, lalu memejamkan mataku.
****
"Kita mau kemana?" Tanyaku. Sekarang aku, Justin, Scooter, dan Alfredo ingin ke suatu tempat, entah kemana. Scooter yang mengemudi, Alfredo disampingnya, aku dan Justin duduk dibelakang. Justin sudah selesai menghadiri sesi interview nya.
"Pantai." jawab Scooter
"Pantai? Aku tidak membawa bikiniku."
"Aku sudah membelinya." Ujar Alfredo.
"Kau membelinya? Kau kan pria, apa kata orang-orang melihat seorang pria membeli bikini?" Aku, Scooter dan Justin tertawa.
"Tidak! Maksudku, aku membelinya dengan teman wanitaku, dia yang memilih baju dan bikininya." Alfredo menahan malu.
"Mengapa membeli baju juga?"
"Kita akan menginap." Jawab Scooter.
"Tapi aku belum bilang orang tuaku kalau kita akan menginap."
Justin mengeluarkan iPhonenya dan menelephone seseorang. "Halo Mr. Vanderhill, ini Justin... Ya Justin Bieber... Aku ingin meminta izinmu untuk mengajak Van berlibur... Menginap di resort... Ya aku membawanya ke pantai... Tidak, kami hanya berlibur... Okay... Terimakasih."
"Kau menelephone ayahku?"
"Yup"
"Dan?"
"Dia mengizinkannya." Aku mengangguk. Aku ingin bertanya darimana dia mendapatkan nomor ayahku, tetapi aku teringat Scooter mempunyai identitasku.
Kami sampai di pantai, aku tidak tahu namanya. Tapi pantai ini sangat indah, dan sepi. Pantainya tidak kotor, dan pemandangan yang menakjubkan. Alfredo memberiku sebuah tas berisi pakaian dan bikini. Kami masuk ke sebuah resort yang mewah. Aku sekamar dengan Justin. Aku meletakkan tasku di meja dan duduk ditepi kasur. Aku ingin berenang dipantai, tapi apa yang lain juga berenang? Tidak mungkin aku berenang sendiri. Justin masuk kekamar mandi, tidak lama kemudian dia keluar dengan celana pendek tanpa baju, memperlihatkan tubuhnya yang berotot, perut sixpack nya, dan menampilkan tattoo lebih banyak. Justin melirikku "Apa kau tidak mau berenang?" Tanyanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Does He Love Me?
FanfictionJustin tidak tahu apa yang harus dia lakukan untuk meng-kontrol emosinya. Dia melampiaskan emosinya dengan mencium gadis yang sebelumnya nerdy tampak memukau saat prom night. Vanilla dan Justin menjalin hubungan palsu untuk mempertahankan reputasi J...