Part 28 : Deep

3.1K 196 20
                                    

Ini sudah lebih dari satu bulan. Aku sudah pulang ke rumah 2 minggu yang lalu. Luka ku berangsur sembuh. Luka sayatan di pipiku juga sudah hilang, untungnya tidak berbekas.

Justin selalu kerumahku untukku menjagaku, itu yang dia katakan. Pertama kali aku melihat Brad sejak aku bangun, dia semakin... Buruk. Aku tidak percaya aku mengatakan ini, tetapi dia tidak terlihat seperti biasanya. Dia hanya selalu bilang kalau dia baik-baik saja. Aku tahu dia memburuk, tetapi aku selalu berdoa agar dia sembuh dari penyakitnya itu.

Aku meminum obatku lagi setelah makan. Sebenarnya aku tidak mau meminum obat ini, karena efek sampingnya aku menjadi... Horny? Justin tahu efek obat itu terhadapku. Dia bertanya pada dokter, dan dokter mengatakan memang efeknya seperti itu, tetapi aku tidak boleh melakukan seksualitas selama luka ku belum sembuh. Well, sekarang luka ku sudah mengering dan tidak sakit lagi, tidak apa-apa kan?

Brad sedang kerumah sakit untuk menjalani kemo nya bulan ini ditemani mama. Sedangkan aku tidak boleh ikut. Papa juga seperti biasa bekerja. Mrs. Ferald sedang mengambil libur dan Kelvin yang mengantar mama dan Brad. Jadi aku sendirian sekarang dirumah.

Aku hanya duduk di sofa ruang tamu dan menonton TV Nickelodeon. Membiarkan rasa sensasi panas mulai menjalar di tubuhku. Ugh I need Justin. Aku meraih ponselku dan mengirim pesan kepada Justin.

To : Justin

Can you come here pls?

9:45 AM

Lalu dia dengan cepat sudah membalas pesanku.

From : Justin

On my way

9:45 AM

Senyumku mengembang. Aku kembali menonton TV. Aku mengenakan hotpants hitam dan sweater pull over berwarna biru. Aku melepas sweater ku karena rasa panas karena gairah semakin terasa. Jadi tinggal bra hitam dan hotpants hitamku saja yang menempel di tubuhku, dengan underwear dibalik hotpants ku tentu saja. Luka di perutku ditutupi oleh plester berwarna putih.

Ketukan pintu terdengar, aku berlari menuju pintu. Membuka pintu perlahan dan mengintip siapa yang mengetuk. Justin berdiri di depan pintu dengan senyum di wajahnya. Aku menarik bajunya masuk ke dalam dan aku menutup pintunya. Aku mendorong tubuh Justin ke pintu.

"Whoaaa, hi sexy. Are you horny?" Justin smirk.

"Yes, I'm horny." Aku mencium bibirnya dengan rakus. Menjalankan tanganku turun ke dada bidangnya, ke perutnya sampai ke ujung bajunya. Aku melepas baju putihnya dari tubuhnya. Tangan Justin turun ke bokongku dan meremasnya.

"What do you want, baby?" Suaranya serak.

"I want you fucking me, I want Jerry inside me. I want to feel Jerry inside me, the way your finger inside me, your mouth all over me, I want to feel your touch. I want you make me scream your name as loud as I can. I want you go deep, so I can't walk for a week." Aku berbisik. Nafas Justin memberat, matanya menggelap.

"Fuck." Dia menciumku dengan ganas.

Tangannya mengangkat tubuhku dan aku melingkarkan kakiku di pinggangnya. Tanganku berlari ke rambutnya dan meremasnya. Justin berjalan ke ruang tamu dan Justin menurunkanku dan menidurkanku di atas sofa. Dia diatasku dan menopang tubuhnya dengan lengannya di sisiku. Lalu dia menciumku lagi, tangannya turun ke boobs ku dan meremasnya. Ciumannya turun ke leherku, menggigitnya dan menghisapnya. Aku mendesah pelan dan meremas rambutnya. Ciumannya turun lagi ke boobs ku. Tangannya melepas kaitan bra ku. Dia mulai mencium lagi boobs ku. Memainkan nipple ku dengan mulutnya dan tangannya. Tubuhku menggelinjang dengan sentuhannya.

Ciumannya turun lagi ke perutku. Dia mencium plester yang menutupi luka di perutku. Dia tersenyum, membuatku tersenyum juga. Lalu dia melanjutkan lagi pekerjaannya. (Anju, kerja sampingan ya ntin?😂😂😂 next.)

Dia membuka kancing hotpants ku dan melepas hotpants dan underwear ku dari kakiku. I'm totally naked now.
Mulutnya berada di antara kedua pahaku. Ya disana. Oh my. Dia mulai memasukkan lidahnya.

"Fuck." Desis ku. Aku mencengram apapun yang bisa ku cengkram.

"Oh my god, Justin." Justin mulai memasukkan jarinya. Kedalam dan keluar.

"This is what you want?" Ujarnya, dia menambah satu jari lagi.

"Justin stop teasing." Aku mendongakkan kepalaku ke belakang. Menyerap semua kenikmatan.

Justin membuka celananya. Dan dia naked sekarang.

"Missing Jerry, baby?" Ujarnya sambil menurun naikan tangannya di dirinya sendiri. "You're gonna feel it baby." Dan dia memasukkan Jerry ke diriku.

"Holy..." Justin awalnya pelan-pelan, menyesuaikanku.

"You're so tight." Lama-kelamaan dia mempercepat gerakannya dan sangat dalam ke dalam diriku. (Sampe kerongkongan bisa kali ye 😂😂😂)

"Ah!" Aku menjerit tertahan. Sakit, tetapi tidak bisa aku tolak. It's pleasure from the pain.

"Do you like it, baby?" Desis Justin. Kepalanya mendongak keatas.

"Yes, holy yes!" Justin terus masuk, dan keluar. I miss this feeling.

"I can't hold it anymore." Ujar Justin.

"Me too." Aku dan Justin klimaks bersama-sama. Meneriakkan nama satu sama lain. Justin ambruk di atasku.

"Wait, kau tidak memakai pengaman." Ujarku.

"Just let it" lalu dia mencium bibirku.

"I love you."

"I love you too."

****

Nih dirty chapter buat kalian yang kangen Jerry. demi apapun gua ngakak nulis chapter ini😂😂😂

Vomment lu pada ye, mwah 👌💋

Does He Love Me?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang