PS : itu yang jadi Brad
****
"hey" Brad mengelus punggungku. "jika kau tidak siap untuk bercerita, kau bisa bercerita lain waktu jika kau siap. Aku akan selalu siap untuk mendengar ceritamu"
"tidak, aku siap. Hanya saja ini terlalu menyakitkan bagiku" aku menarik napas panjang "aku jatuh cinta sungguhan dengan Justin" air mata mulai menggenang dimataku. Brad terdiam. Lalu meremas bahuku. "ini seharusnya tidak terjadi tapi... malah sebaliknya. I love him, but does he love me?" aku menatap Brad. Dia masih terdiam, mentapku.
"I don't know, aku belum bertemu dengannya. Kau bisa mempertemukan aku dengannya?" aku mengangkat bahuku
"akan ku usahakan" air mata jatuh dari mataku
"jangan menangis, ini menyakitkan saat melihatmu menangis" Brad mengusap air mataku. Aku memeluk Brad. Brad mencium pucuk kepalaku.
"aku tidak ingin seperti ini, Brad. Aku ingin seperti orang-orang lainnya" aku terisak
"I know" Brad mengusap punggungku. "I feel you" gumamnya tetapi terdengar olehku. "jangan menangis, karena air matamu ini menunjukkan kelemahanmu" Brad mengusap air mataku "jadilah wanita yang tegar, wanita yang tegar kalah dengan wanita yang cantik" Brad menatap mataku. Seketika air mataku berhenti, Brad benar. Aku memang lemah selama ini. "tapi wanita cantik dan tegar sangat sempurna sepertimu" Brad menggosokkan hidungnya dengan hidungku. Aku tertawa. "itu suara yang aku mau dengar, bukan suara isakan tangis" aku tersenyum.
"okay, sekarang aku ingin bertanya"
"apa?"
"apakah kau memiliki... ya... kau tahu lah" aku mengangkat-angkat alisku dan mencolek dagunya meledek. Dia tertawa
"tidak, aku tidak punya" aku terdiam. Yang benar saja Brad setampan ini dan sebaik ini tidak memiliki kekasih! Demi apapun jika Brad memiliki kekasih, perempuan itu sangat beruntung!
"yang benar saja!"
"ya aku menyukai satu perempuan, tidak, lebih tepat mencintainya. Tetapi dia mencintai orang lain"
"gadis bodoh! Mana ada yang mau menolakmu? Aku bertaruh bahwa gadis itu buta" aku menggerutu, dan Brad hanya tertawa. "boleh aku tidur disini bersamamu?"
"tentu saja"
"tapi aku belum mengantuk"
"kau harus tidur sekarang juga"
"atau apa" sedetik kemudian diamenggelitik perutku hingga aku terbaring dikasur. Dia duduk diatasku dan terus menggelitikiku. Aku tidak dapat menahan tawaku.
"tidur atau aku tidak akan berhenti"
"baiklah aku tidur" Brad menghentikan kelitikannya. Dia menarik tubuhku keatas. Dia berbaring disampingku. Aku meletakkan kepalaku di lengannya dan memeluknya. Menenggelamkan kepalaku didadanya. Dia memelukku dan mengusap punggungku lalu mencium keningku.
"nyanyikan aku lagu yang sering kau nyanyikan untukku ketika aku ingin tidur waktu itu"
"hi van, why you don't go sleep?
hi van, why you still awake?
you're the most beautiful princess
the stronger princess
it's your bedtime, no more playtime
hi vanilla, my sweetie pie
it's your bedtime, no more playtime
hi vanilla, my sunshine
it's your bedtime, no more playtime"Dia selesai bernyanyi, itu lagu yang dia ciptakan untukku jika aku tidak bisa tidur. Entah mengapa jika dia menyanyikan itu, aku merasa tidur di awan. Aku memejamkan mataku, namun aku merasakan air di keningku, tetapi mataku terlalu berat untuk terbuka.
****
"wake up sleepy head!" aku merasakan ada yang mengguncang badanku, aku masih mengantuk. Lalu merasakan ciuman-ciuman di pipiku.
"braaaad... I'm sleepy" aku menutupi kepalaku dengan bantal.
"wake up, wake up!" dia menggelitikiku
"okay, okay! Aku bangun" aku membuka mataku dan duduk. Mengusap mataku yang masih mengantuk.
"aku membawakanmu sarapan" aku melihat dia memegang nampan, diatasnya ada dua sandwich, buah apel, dan dua gelas susu.
"aku masih mengantuk" aku menutup mataku, aku berjanji pada diriku sendiri tidak akan tidur larut malam lagi. Aku nerasakan kecupan di kedua kelopak mataku. Aku membuka mataku dan tersenyum pada Brad. "good morning Brady" aku mencium pipinya
"good morning vany, sekarang makan sarapanmu"
"okay" kami memakan masing-masing sandwich, lalu meminum susu. "so, what we are gonna do today?"
"up to you"
"aku hanya ingin istirahat hari ini"
"okay, tetapi siang ini aku tidak bisa menemanimu"
"kau mau kemana?"
****
"Braaaaaaad!" semua anak disini memeluk Brad. Brad tertawa lepas. Aku dan Brad berada di panti asuhan. Brad mengajakku kesini, dia bilang dia sering kesini jika ada waktu. Sebelum kesini, kami pergi membeli beberapa mainan yang sekarang kupegang. Aku menatap mereka dan tersenyum.
"hi guys, bagaimana keadaan kalian?" tanya Brad
"jauh lebih baik"
"lebih baik"
"senang kau datang lagi, Brad"
"Brad, siapa wanita itu?" tanya salah satu anak perempuan, mereka semua melihat kearahku. Aku tersenyum dan melambaikan tangan.
"oh ini Vanilla, kalian bisa memanggilnya Van. Dia sahabatku sejak kecil"
"hi Van" sapa mereka
"hi guys, senang bertemu kalian, dan aku punya beberapa mainan untuk kalian" ujarku sambil mengangkat kantung yang berisi mainan-mainan.
"aku mau!" seru mereka sambil mengerubungiku
"okay, kalian harus berbaris" mereka dengan segera melakukan apa yang kukatakan. Aku membagikan mainan kepada mereka satu persatu. Setelah mereka mendapatkan mainan, mereka langsung memainkan mainannya di berbagai tempat. Brad menghampiriku dan tersenyum.
"bukankah menyenangkan melihat anak-anak tersenyum?"
"ya kau benar, mengapa kau tidak mengajakku kesini dari dulu?"
"aku tidak mau merepotkanmu"
"wait, bukankah kau selama ini di Australia? Apa kau berbohong padaku?" aku menatapnya penuh tanya. Aku menemukan kejanggalan didirinya, dia seperti berusaha menutupi rahasia dariku, tapi apa? Brad membuka mulut, ingin bicara, tetapi dering telephone memotongnya. Brad mendesah lega dan mengangkat telephonenya.
"halo?... aku tidak bisa sekarang... masa bodoh, lagipula siapa peduli dengan—" Brad melirikku sebentar lalu kearah lain "aku akan bicara denganmu lagi nanti" dia memutuskan sambungan telephone, lalu kembali padaku "mau ice cream?"
****
Hi! masih ada yang baca? sorry for slow update and this chapter is so short :( but i will keep updating for u. kemarin-kemarin tugas sekolah numpuk bgt soalnya, jadinya belum ngelanjutin dulu nulis cerita ini. And now i'm freeeeeeeeeeeee *sip a moonlight tea* dan gue bingung nih, lagi buntu otaknya. ada saran buat next chap?
keep vote and comment ya, that makes me happy enough. see ya babes
![](https://img.wattpad.com/cover/35413867-288-k591220.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Does He Love Me?
FanfictionJustin tidak tahu apa yang harus dia lakukan untuk meng-kontrol emosinya. Dia melampiaskan emosinya dengan mencium gadis yang sebelumnya nerdy tampak memukau saat prom night. Vanilla dan Justin menjalin hubungan palsu untuk mempertahankan reputasi J...