Man, is she being serious? Aku tetap diam dan cepat-cepat menghapus pesan itu.
"Kenapa?" Ujar Justin.
"T-tidak ada. Terimakasih untuk semua ini" aku tersenyum, mengalihkan pembicaraan.
"Ini ketiga kalinya kau bilang terimakasih" dia tertawa, dan aku ikut tertawa.
****
Paginya, aku sehabis mandi mengenakan celana training selutut, dan sweatshirt hoodie. Aku ingin jogging sekalian membawa Zoe keluar juga. Aku jarang sekali bermain dengan Zoe. Dia hanya dikandangnya sendirian, bahkan yang memberi makan bukan aku. Poor dog. Aku memakai sepatu Nike running ku dan mengenakan hoodie di kepalaku.
"Mom, I'm going out for jogging with Zoe" ujarku kepada mom yang sedang membaca majalah di kamarnya.
"Mhm" gumam mama. Aku berjalan ke halaman rumahku dan ke kandang Zoe. Dia sedang berbaring di kandangnya, tetapi ketika melihatku dia langsung bangun dan menggoyang-goyangkan ekornya.
"Hi buddy" aku mengusap-usap kepalanya. Aku memakaikan dia tali disekitar lehernya. Kami keluar rumah dan berjalan menuju taman. Sesampainya kami di jogging track sekitar taman, aku memegang tali Zoe dan kami berlari. Disini sepi, hanya ada sekitar 5 orang remaja. Mereka melihatku dan mengeluarkan ponselnya dan mengarahkannya kearahku yang sedang berlari bersama Zoe. Not surprising.
Setelah 3 putaran berlari, aku duduk di bangku taman. Beristirahat sebentar. Aku melepas tali Zoe. Aku meraih batang kayu dan menunjukkannya kepada Zoe.
"Zoe" aku memanggilnya dan menggoyang-goyangkan kayu kepada Zoe. Zoe memperhatikan kayu yang kupegang. Ketika aku melemparkan kayu, Zoe mengejar kayu itu dan menggigitnya, mengembalikannya kepadaku. Aku melempar lagi sejauh mungkin dan Zoe mengejar kayunya.
Tiba-tiba, ada mobil SUV hitam menghampiriku. Dua orang pria dengan masker menutupi hidung dan mulut mereka masing-masing keluar dari mobil. Aku berdiri was-was ketika mereka berjalan mendekatiku. Salah satu pria itu berlari kearahku dan memegang kedua tanganku ke belakang tubuhku, menahanku. Aku ingin teriak, tetapi pria yang satunya menutupi mulut dan hidungku dengan sapu tangan. Kurasa sapu tangan ini diberi obat bius karena saat aku bernafas, otomatis aku mengirup sapu tangan itu. Dan mataku mulai memberat. Hal terakhir yang aku lihat adalah Zoe berlari di kejauhan dengan kayu dimulutnya.
****
Justin Bieber's POV
Aku mengendarai mobilku menuju rumah Vanilla. Aku ingin mengembalikan kostum pemadam kebakaran miliknya yang tertinggal dirumahku.
Sesampainya dirumah Vanilla, Kelvin membuka gerbang untukku. Aku masuk kedalam dan memarkirkan mobilku di halaman rumah Vanilla. Aku turun dari mobil dan mengetuk pintunya. Tidak lama, mamanya Vanilla membukakan pintu.
"Oh hi, Justin."
"Morning, Mrs. Vanderhill, apa ada Vanilla?"
"Oh, dia bilang dia keluar jogging dengan Zoe"
"Kemana?"
"Biasanya dia jogging di taman, kau tinggal lurus mengikuti jalanan dari sini." Jelasnya
"Okay thank you."
Aku masuk kembali kemobil dan mengendarakan mobilku ke taman sesuai petunjuk mamanya Vanilla.
Ketika sampai taman, aku tidak melihat Vanilla. Taman sepi, hanya ada beberapa orang. Mataku mengelilingi setiap sudut taman dari dalam mobil, mencari keberadaan Vanilla. Tetapi aku melihat anjing di dekat bangku taman. Aku segera keluar mobil dan menghampiri anjing itu. Ini Zoe, dengan tali yang terlepas. Zoe mendekatiku dan aku menggendongnya. Dia menggonggong kepadaku, seperti memberitahuku. Dan aku tahu ada sesuatu yang salah. Aku harap aku bisa mengerti bahasa anjing. Aku menemukan selembar kertas di bangku taman.
For Justin,
Yo man, looking for your girl? Let me tell you, just give her to me and you better be back to your ex. She'll be save. But if you late for find her, I'll fuck the shit out of her. I give time 'til 10 AM. Good luck.
The man who kissed her in that party xx
10 AM?! Sekarang saja sudah jam 8 AM, bagaimana aku menemukannya dalam waktu 2 jam tanpa mengetahui petunjuk apapun?!
Fuck. Fuck it. Fuck this shit. Fuck Khalil.
****
Yup, update lagi. Anggep bonus. Vomment, maybe?
KAMU SEDANG MEMBACA
Does He Love Me?
FanfictionJustin tidak tahu apa yang harus dia lakukan untuk meng-kontrol emosinya. Dia melampiaskan emosinya dengan mencium gadis yang sebelumnya nerdy tampak memukau saat prom night. Vanilla dan Justin menjalin hubungan palsu untuk mempertahankan reputasi J...