Part 14 : Can We Talk?

3.6K 242 5
                                    

Aku masih penasaran dengan Brad tentang kemarin. Dia menyembunyikan sesuatu dari ku, tapi apa? Sekarang aku hanya tiduran dikasurku, Brad keluar entah kemana, mama dan papa entah sedang apa. Aku berkutat dengan pikiranku tentang Brad. Karena terlalu penasaran, aku keluar kamar dan memasuki kamar Brad. Siapa tahu ada petunjuk. Aku ke meja, di atasnya ada photo aku dan dia saat kami masih umur 8 tahun. Aku memakan ice cream vanilla dan Brad menggigit pipiku. Oh aku merindukan ini. Aku membuka lacinya, ada seperti sebuah catatan memo kecil. Aku membuka lembar pertama, dan ada tulisan

"Dr. Jake, Samantha hospital"

What the hell is this? Hospital? Untuk apa dia mencatat ini? Doctor? Apa ini? Lalu aku membuka lembar selanjutnya

"+1xxxx"

Nomor siapa ini?

"Van? Vanilla, Justin is here!" mama meneriakiku dari lantai bawah. Oh shit, kenapa Justin kesini?

"wait!" teriakku. Aku mencari pulpen dan mencatat kedua catatan tadi di kertas kosong lalu kuletakkan kembali catatan itu di laci. Aku menaruh kertas catatanku di kantung celanaku, lalu turun kebawah. Aku melihat Justin di ruang tamu bersama mama dan papa. Justin mengenakan kaus abu-abu lengan panjang, celana hitam, sepatu supra hitam, dan beanie abu-abu. Uh-oh, aku hanya mengenakan kaus putih besar dan hotpants, sehingga celanaku tertutup bajuku yang besar, rambutku hanya diikat messy bun dan mengenakan kacamata, aku sedikit minus tetapi tidak banyak. Aku ingin berputar balik tetapi Justin memanggilku.

"Vanilla!"

Aku berjalan kearah mereka dan tersenyum, lalu duduk disebelah Justin.

"mengapa kau kesini tidak bilang-bilang?"

"tidak boleh?"

"bukan, tapi lihat penampilanku!" aku cemberut

"it's okay, it looks good on you" Justin mencium pipiku, dan aku blushing. "aw, someone's blushing" goda Justin

"oh ow sweet they are" ujar mama, dan papa tertawa

"oh stop" aku menutupi mukaku dengan tanganku

"okay, it's time for lunch" ujar papa lalu berdiri diikuti mama "kami menunggu di meja makan" mereka meninggalkan kami berdua.

"hey" sahut Justin, tetapi aku hanya balas menggumam. "kenapa kau begitu?"

"kau tidak bilang mau kesini"

"aku hanya mau buat kejutan"

"it's not my birthday"

"I know"

Aku berdiri, tapi Justin memegang pergelangan tanganku.

"where's my kiss?" dia bertindak seperti kekasihku sungguhan, tetapi disini kan cuma kami berdua. Apa kepala Justin terbentur sesuatu?

"Justin, hanya kita berdua disini, mengapa kau bertindak seperti kekasihku sungguhan?" aku berbisik, takut terdengar oleh orang tuaku.

"it's fine, I just wanna kiss from you, I miss u" ujarnya menatapku. Aku perlahan-lahan memajukan mukaku dengannya dan menempelkan bibir kami. Oh right, I miss him too. Justin mendudukkanku dipahanya, dan aku meligkarkan kakiku dipinggangnya. Tangannya meremas pantatku, aku melarikan jari-jariku kerambutnya dan meremas pelan. Oh we need to stop. Aku melepaskan ciuman. "what?" tanya Justin

"not right now" aku tertawa

"oh yeah right" dia ikut tertawa.

"guys, lunch is ready!" teriak mama

"we're coming!" balas Justin. Dia tiba-tiba berdiri, aku mengeratkan kakiku dan tanganku menggantung di lehernya. Justin meremas pantatkudan menamparnya sekali

Does He Love Me?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang