"Bagaimana dengan Vanilla?" Tanya Justin kepada dokter setelah selesai memeriksaku. Ya tadi aku dibawa oleh Justin, Lily, Matthew, dan Nash ke Sa... Sam... Aku lupa nama rumah sakit ini.
"Dia hanya demam, tidak ada hal yang buruk terjadi dengannya." Lalu dokternya menjelaskan apa yang harus kulakukan, kumakan, dan segala macam. Aku tidak mendengarkan.
***
Kami berlima berjalan ingin keluar dari rumah sakit, menghiraukan orang-orang yang melihat kami bahkan mengabadikan kami dalam sebuah photo maupun video di kamera ponselnya masing-masing, pastinya karena Justin.
"Apa nama rumah sakit ini?" Tanyaku pada Justin. Dia berjalan denganku didepan dengan tangannya yang merangkul pinggangku, sementara Lily, Matthew dan Nash di belakangku dan Justin.
"Samantha Hospital" jawabnya. Wait... Samantha Hospital? Catatan itu... Brad!
"Tunggu sebentar, aku ingin mencari sesuatu!" Seruku, aku ingin berlari namun tanganku ditahan oleh Justin.
"Whoaaa, where are you going?"
"Listen, belakangan ini ada kejanggalan dari Brad. Aku penasaran dengannya, pasti ada sesuatu yang dia rahasiakan dariku. Lalu waktu itu, aku menyelinap ke kamarnya saat dia tidak ada. Kau ingat saat kau kerumahku dan kita menonton film di kamarku? Ya di hari itu aku menyelinap sebelum kau datang. Dan aku menemukan catatan memo di laci meja nya. Disitu tertulis nama seorang dokter, aku lupa siapa Namanya, lalu nomor seseorang dan rumah sakit ini, Samantha Hospital!" Jelasku. Justin terdiam, aku tidak tahu dia terdiam mendengarkanku atau hal lain. "Please, aku ingin mencari tahu semua ini"
Justin berdeham "lalu kau mau bertanya apa? Menanyakan dokter yang tertulis di catatan itu? Namanya saja kau tidak ingat. Sudahlah kau harus istirahat, lain kali saja jika kau sudah lebih baik, ayo pulang"
"Ada apa ini?" Tanya Lily
"Tidak ada, ayo pulang" Justin masih merangkul pinggangku dan kami berjalan menuju ke mobil Justin.
Okay, aku akan mencari tahu sendiri.
***
Lily, Matthew dan Nash sudah pulang duluan. Justin masih dirumahku. Dia mengkompresku, menyuapiku bubur, menemaniku.
"Kau pulang saja"
"Aku ingin menemanimu"
"Aku bisa sendiri, Justin"
"Kau serius?"
"Ya"
"Okay" dia berdiri dan mencium keningku. "Get well really soon" lalu dia keluar kamarku.
Aku bangun dan berjalan kearah lemari pakaian ku. Aku mencari hotpants yang waktu itu kupakai. Waktu itu aku meletakkan kertas yang aku catat dari catatan Brad di kantung celana itu. Semoga masih ada karena celana itu sudah tercuci. Celananya ketemu. Aku memasukkan tanganku dikantung celananya, mencari kertas itu. Dan ada! Aku mengambil kertas itu dan melihat tulisannya. Tulisannya sudah pudar karena terkena air sewaktu dicuci, tetapi masih bisa terbaca. Aku meraih iPhone ku, mengetikkan nomor yang ku catat. Lalu memencet tombol 'call'. Telephone terangkat pada deringan ke-3.
"Halo? Siapa ini?" Tanyanya. Suaranya adalah suara laki-laki.
"Uh... Aku Vanilla. Um... Kau siapa?" Aku ragu untuk nenanyakan siapa dia karena akulah yang pertama kali menelephone dia.
"Nama saya Jake"
Holy...
"A-apakah kau Dokter Jake?"
"Ya... Ada apa ya?"
"Apakah kau mengenal seseorang yang bernama Brad? Brad Wilson?"
"Hm... Ya, aku mengenalnya"
"Kalau aku boleh bertanya lagi, ada hubungan apa denganmu? Dia siapamu?"
"Dia pasienku"
What the fuck he just said?
****
Nahloh...
This is just a very short chapter, but please vote and comment. Don't be a silent reader please. Gue udah ngeluangin waktu gue buat mikir dan nulis cerita ini *cih* *cerita gaje ae* emang nih cerita gaje, gue pengen apus cuma sayang-sayang, gue udah capek-capek mikir ama nulis udah dr lama huhu. Yaaa tapi jangan jadi silent reader terus lah, vote kek, comment kek, kasihanilah hamba yang imut ini :'(
KAMU SEDANG MEMBACA
Does He Love Me?
FanfictionJustin tidak tahu apa yang harus dia lakukan untuk meng-kontrol emosinya. Dia melampiaskan emosinya dengan mencium gadis yang sebelumnya nerdy tampak memukau saat prom night. Vanilla dan Justin menjalin hubungan palsu untuk mempertahankan reputasi J...