Bitter : 40. Don't Want To Go

6.8K 956 379
                                    

Tidak mudah untuk mereka sampai disana. Bangunan yang ada di pulau terpencil itu sulit sekali untuk di jangkau secara diam-diam. Mereka bahkan harus menyamar sebagai nelayan untuk tak memancing kecurigaan kaki tangan So Jisub.

Butuh 4 jam hingga mereka sampai menggunakan kapal kecil. Tidak berhenti di pulau itu, mereka memilih berhenti sedikit jauh dan menyelam untuk mencapai pulau yang dituju.

Mereka sudah bersusah payah sampai disana. Jika saja lokasi yang Lalice berikan salah, Chanyeol akan memukul kepala gadis itu nanti.

Tapi sepertinya ia akan sungguh memuja Lalice, karena kini ia bisa melihat sebuah bangunan tertutup dengan pengamanan minim berdiri di depannya.

"Mereka sangat pintar mencari lokasi." Namjoon bersuara sangat pelan, saat melihat bangunan yang menjadi pabrik ilegal pembuatan narkotika milik So Jisub.

"Lalice sudah menyelesaikan pekerjaannya dengan baik. Sekarang adalah giliran kita. Nyalakan kamera tersembunyi kalian. Kita harus menghancurkan So Jisub hingga di titik terendahnya." Chanyeol tersenyum miring ketika kemenangannya sudah ada di depan mata.

Pria yang selalu terlihat lembut itu, nyatanya amat kejam terhadap apa yang menurutnya salah. Ia tak akan memberi ampun, pada kejahatan sekecil apa pun.

Taehyung, Seokjin, Yoongi, Wendy, Namjoon, dan Chanyeol memilih berjalan pada satu arah. Dimana mereka menemukan satu pintu yang tidak dijaga oleh siapa pun.

Chanyeol tentu tahu, mengapa So Jisub tak menaruh banyak keamanan di bangunan itu. Karena semakin banyak manusia yang datang ke pulau, maka akan semakin menarik perhatian.

..........

Sehun mendekap Lalice, menariknya untuk menghindari tiga peluru itu. Juga Jungkook dan Suzy yang berhasil menghindari maut mereka yang muncul secara tiba-tiba itu.

"Naik ke mobilku!" Jungkook berseru, ketika dia sudah ada di dalam mobil miliknya.

Sehun, Suzy, dan Lalice tak mau membuang waktu. Mereka mengikuti arahan pria berambut hitam itu hinga mereka mulai pergi dengan kecepatan penuh.

Nyatanya, mereka tidak bisa merasa lega. Mobil berisikan Jang Hyeri dan Choi Taeho itu masih saja mengejar mereka dengan sesekali melepaskan tembakan.

"Bawa mobilnya ke tempat yang ramai. Mereka tidak akan bisa menembak." Suara Suzy yang duduk di samping Jungkook memberi usulan, yang langsung diikuti lelaki itu.

Sedangkan pada posisi belakang, Sehun tak bisa melepaskan pandangannya dari Lalice yang diam-diam meringis sakit karena tulang rusuknya.

Ia masih tak habis pikir, mengapa bisa Lalice memilih pergi disaat tubuh gadis itu sedang tidak baik. Jika saja situasi mereka tidak dalam kondisi rumit begini, Sehun masih akan terus mengomeli gadis itu.

"Ya! Ya! Jika ingin mati jangan mengajak teman!" Pekikan Suzy itu mampu menarik perhatian Sehun dan Lalice.

Mereka tampak menahan napas saat Jungkook justru menginjak gas mobil dalam-dalam ketika di depan mereka terdapat sebuah palang kereta api hendak menutup. Pertanda bahwa kereta sebentar lagi akan lewat.

Terdengar pula suara kereta yang cukup nyaring. Kereta itu sebentar lagi akan lewat, tapi Jungkook tak juga melepaskan pedal gas mobilnya.

Posisi mereka sungguh serba salah. Jika mundur, mereka akan mati oleh kaki tangan So Jisub. Sedangkan jika maju pun mereka tak yakin akan selamat.

"Sudah terlanjur." Mereka mendengar desisan Jungkook yang mengartikan bahwa ia pun tak yakin akan bisa melewati kereta itu.

Laju mobilnya semakin kencang. Semua yang ada disana berdoa, kecuali Lalice yang harus menahan rasa bingung ketika Sehun justru memeluknya dengan erat.

Bitter ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang